*ini novel remaja bukan novel dewasa*
Amelia Chandra Kusuma sudah lama jatuh cinta pada
Arjuna Suryanata,namun cintanya bertepuk sebelah tangan
perjodohan yang diatur dua keluarga konglomerat itu menjadi beban untuk Juna
karena sebenarnya dia menentang perjodohan itu
karena mamanya yang terus mendesak
membuat Juna tak bisa menolak
berbeda dengan Amel yang dengan senang hati menerima perjodohan itu
apakah cinta Amel akan terbalas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Singapura
Keesokan harinya*
Seperti yang sudah direncanakan,Juna berangkat ke Singapura,dalam kurun waktu yang belum di tentukan, Juna meminta tolong pada Lexi untuk menghandle urusan kantor, selama Juna tidak ada
Lexi yang sudah paham dengan seluk beluk tentang perusahaan Juna,tentu dengan mudah bisa menjalankan tugas dengan baik
hari ini Lexi akan kedatangan seseorang yang akan menawarkan kerjasama
"pak Lexi ada perwakilan dari ACK Grup"kata sekertaris
"baik, suruh mereka masuk"Lexi berdiri menyambut tamu
"selamat siang pak Lexi"seorang gadis berparas cantik,berdarah campuran,menyapa Lexi
"selamat siang nona, mari silahkan duduk"kemudian Lexi dan gadis itu duduk
"perkenalkan saya Clara Adelin wakil direktur dari ACK Grup"
ACK Grup adalah perusahaan eksport import yang baru berjalan selama 2 tahun,dan dalam waktu singkat hampir menyamai pencapaian Suryanata Grup
"nona Clara, saya Lexi Subono,dan saya pemegang kuasa sementara di sini,saya tidak tahu kalau ACK Grup punya wakil direktur secantik anda"Lexi memang tidak bisa kalau lihat cewek cantik, pasti jiwa playboy nya keluar
"pak Lexi bisa saja, sebaiknya kita fokus membahas tentang kerja sama kita mengenai eksport import barang dari inggris"
"ok, jika kerja sama ini menguntungkan kedua belah pihak,tentu saja dengan senang hati kami bersedia untuk bekerja sama"
"kalau begitu kita akan menandatangani kontrak secepatnya, setelah pak Juna kembali tentunya, apabila ada hal penting yang ingin disampaikan, silahkan hubungi saya"Clara memberikan kartu nama pada Lexi
"baik nona Clara, detail kontraknya akan saya kirimkan segera"
"baiklah, kalau begitu saya permisi, senang bisa berkenalan dengan anda"Clara bangkit dari sofa lalu menjabat tangan Lexi
"nona Clara kalau tidak keberatan bisakah kita ngopi bareng setelah pulang kerja"Lexi mencoba menarik perhatian Clara
"tentu pak Lexi, silahkan anda hubungi saya kapan saja"lalu Clara keluar dari ruangan di ikuti beberapa bodyguard
Di cafe*
Bu Laras mendatangi Amel di cafe, berencana mengajak Amel berbelanja ke mall,
"Cindy,Amel mana"tanya Bu Laras
"Tante Laras,Amel ada di ruang kerja Tante,,ayo Cindy anterin"lalu Cindy mengajak Bu Laras ke ruangan Amel
"Mel ada Mak mertua Lo datang"celetuk Cindy
"mama,"Amel menghampiri Bu Laras lalu cipika cipiki
"Amel apa kamu sibuk sayang,"Bu Laras duduk di sofa
"ya lumayan ma, sebentar lagi Amel akan ke gudang pemasok bahan cafe,mau cek kualitas bahan"tutur Amel
"mama pikir kamu gak sibuk,mama mau ngajak kamu ke mall"
"ya udah Amel temenin mama ke mall dulu,biar Amel cek bahan nanti siang aja"
"jangan sayang, nanti kamu capek, kalau kamu kenapa', pasti Juna bakalan marah sama mama"
"atau mama ajak mama Riska, pasti dia mau"
Amel memberi saran
"bener juga kamu sayang, nanti biar mama hubungi Riska,, sekalian kita mau ke spa, badan mama udah pegel"
Lalu Bu Laras mengamati ruang kerja Amel,dan melihat semua lukisan di dinding
"Amel ini semua kamu yang lukis,"
"iya ma,, sekedar hobi buat ngilangin jenuh"
"kenapa kamu gak buka galeri lukisan,sayang sekali kalau cuma sekedar hobi, lukisan kamu bagus,"
"sepertinya ide bagus ma, nanti akan aku pikirkan lagi,"
"kalau gitu mama pergi dulu,kamu terusin kerja kamu"
"biar Amel antar mama kebawah"Amel menggandeng lengan Bu Laras dan mengantar Bu Laras sampai depan cafe,dan setelah Bu Laras pergi, Ferdi datang
"Amel,,!"Ferdi memanggil
"kak Ferdi, kapan kakak pulang?"
"baru tadi malam, gimana kabar Juna,apa dia sudah sembuh?"
Keduanya berbicara sambil berjalan masuk kedalam cafe
"sudah kak, sekarang dia di Singapura"
"ternyata dia gila kerja juga,baru sembuh udah ke luar negeri aja"
"iya, dia sama aja kayak kak Ferdi,gila kerja"
"apa boleh buat Amel, semuanya harus aku urus sendiri kamu gak mau bantuin, malah buka cafe, Arya juga sama saja,malah pilih jadi polisi, jadi sekarang aku sendiri yang harus nerusin usaha keluarga kita"Ferdi mengeluarkan keluh kesahnya
"kenapa kakak gak nyari orang yang bisa dipercaya buat bantuin kakak"Amel memberi masukan
"kamu benar,,kakak akan coba hubungi Tania, kabarnya dia akan kembali ke Indonesia"
"beneran kak Tania mau pulang, sudah lama kita gak ketemu"
Cindy datang membawa secangkir kopi mocca untuk Ferdi
"kak Ferdi ini kopinya"Cindy menaruh kopi di meja
"makasih Cindy,tahu aja kamu kesukaanku"Ferdi memberi senyuman manis pada Cindy
"sama sama kak" Cindy tersipu malu lalu Cindy kembali ke meja service
Ferdi menatap Cindy dengan penuh arti
"eeehmm,, kakak suka ya sama Cindy,"
Ferdi tak menjawab,, hanya terdiam sambil menikmati kopi buatan Cindy
"kalau suka bilang aja kak, tunggu apa lagi, umur kakak sekarang sudah 30 tahun,sudah hampir jadi bujang lapuk"Amel menyemangati kakaknya
"nanti akan aku pikirkan lagi,"jawab Ferdi santai
Amel menghela nafas panjang
"kakak ini terlalu lamban,soal urusan cewek makanya gak ada cewek yang mau deketin kakak, orangnya pasif"
"sejak kapan adik kesayanganku pintar bicara"
"terserah mu situ lah,males ngomong sama kakak"lalu Amel meninggalkan Ferdi dan bergabung dengan Cindy
Ferdi memikirkan setiap perkataan Amel, kalau semua yang adiknya katakan ada benarnya, hanya saja Ferdi masih belum yakin dengan perasaannya pada Cindy, apakah dia benar menyukai Cindy atau hanya menganggap Cindy seperti adiknya sendiri
Malam harinya di apartemen*
Amel nampak lelah,dan segera menuju kamar mandi, membersihkan diri agar tubuhnya fresh kembali, setelah mandi dan memakai baju tidur,Amel mengambil ponselnya lalu mengirim pesan pada Juna
("mas,kamu sudah tidur") cukup lama Amel menunggu balasan dari Juna, sampai setengah jam kemudian baru Juna balas
("sorry honey, baru bisa balas,tadi aku makan malam sama klien,hp ku ketinggalan di hotel")
("honey,apa kamu marah?")dua kali Juna mengirim pesan namun tak dibalas Amel karena Amel sudah terlelap, akhirnya Juna melakukan video call,dan suara dering ponsel membangunkan Amel
"halo mas,ada apa"Amel berbicara dengan nada mengantuk
"maaf honey,mas gak tau kalau kamu sudah tidur"Juna melihat mata Amel yang sayu
"gak pa' mas"jawab Amel sambil menggosok matanya
"sebaiknya kamu tidur lagi,besok mas hubungi kamu lagi,Miss you honey"
"eeemm,,Miss you too mas"lalu keduanya menutup telepon
Begitu lah yang dilakukan dua sejoli ini selama kepergian Juna ke luar negeri, keduanya intens saling berhubungan lewat ponsel, hingga tak terasa waktu berlalu dan seminggu sudah Juna berada di Singapura
Di Singapura*
"Romi apa ada hal lain lagi yang harus kita lakukan disini"
"masih ada beberapa urusan lagi bos, mungkin dalam waktu 3-4 hari lagi, urusan kita akan beres"
"4 hari,itu terlalu lama,apa tidak bisa di percepat"
"si bos udah kangen ya sama istri"
"ya jelas kangen lah,, makanya cepet cari istri lo,biar tahu perasaanku kayak apa"
"kan aku sudah bilang bos, jangan terlalu benci karena bisa jadi cinta, terbukti kan sekarang,gak cuma cinta tapi bucin"
"jangan banyak omong, nanti aku potong gajimu,,jam berapa kita meeting lagi,,"
"sekitar 4 jam lagi bos"
"mending kita jalan ke plaza atau mall terdekat,,aku mau beli sesuatu untuk istriku"
"siap bos"
Lalu Juna pergi ke pusat perbelanjaan di sekitar hotel,,dalam perjalanan Juna melihat toko alat tulis yang menjual kanvas,kuas serta cat lukis, Juna memasuki toko itu dan melihat lihat
"Romi gue mau beli ini untuk istriku,,"Juna menunjuk kanvas yang berukuran 50cmx50cm
"sama ini juga satu set kuas dan cat lukis,, nanti lo kirim lewat jasa pengiriman,tapi Lo kirim kekantor aja, soalnya gue mau kasih kejutan untuk istri,"setelah membeli hadiah untuk Amel, Juna lanjut ke pusat perbelanjaan,dan membeli ini dan itu sebagai cinderamata
~£Q~