Khairani anjani, seorang asisten perusahaan terkenal tak menyangka sahabatnya sejak SMA akan mengambil pacarnya Gavin wibowo.
Padahal viola saski susah menikah dengan ken arok seorang dokter bedah spesialis jantung, ken arok sendiri adalah dokter yang merawat bibi khairani.
bagaimana semuanya bermula, akankah gavin kembali pada khairani ? atau mereka akhirnya berpisah. lalu bagaimana rumah tangga ken arok dengan viola?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07. Mendekatimu.
" khai jangan seperti ini ,, tenanglah " ucap ken lagi memeluknya semakin erat.
Semua orang tampak salah fokus melihat keduanya yang terlihat layaknya sepasang kekasih namun mereka memahami suasana sekarang adalah hal yang wajar bagi seorang dokter menenangkan keluarga pasien yang meninggal apalagi khai kini hidup sebatang kara.
Khai duduk seorang diri ia tengah menunggu jenazah sang bibi untuk dimandikan sedangkan bi santi sudah pulang lebih awal untuk mempersiapkan pemakaman.
Ken membawa 2 cangkir kopi dan memberikanya satu pada khai sambil duduk disamping nya, khai menoleh dan mengambil kopi tersebut.
" maaf kan saya " ucap dokter tampan itu sembari menundukan kepalanya ia juga ikut sedih melihat pasien nya meninggal.
" bukan dokter yang salah semuanya saya yang salah seharusnya saya tak memaksakan diri untuk segera menikah jika kenyataanya saya dikhianati" ucap khai hatinya kembali merasa nyeri ketika mengingat beberapa jam lalu ia diputuskan oleh sang kekasih.
" jadi kalian akhirnya putus, kenapa ia mengkhianati kamu ?" tanya ken sedikit kesal karena khai pernah bercerita bahwa ia punya kekasih dan akan menikah setelah sang bibi selesai dioperasi.
Namun kenyataannya berubah khai dihadapkan pada luka yang amat dalam dimana ia diselingkuhi dan juga kehilangan satu satunya orang yang ia miliki.
" menurut dokter apa saya ini kurang cantik ya" bukannya menjawab khai malah berbalik tanya.
" kamu cantik sekali malah pasti lelaki itu akan menyesal karena sudah mengkhianati kamu" ujar dokter ken dalam hati ia memang jujur bahwa khai itu cantik bahkan dikri saja naksir padanya.
" tapi kenyataanya ia tergoda pada wanita yang sudah bersuami dan juga ia sudah menyukainya sebelum mengenal saya" ungkap khai air matanya kembali menetes lalu menundukan wajah untuk menutupinya.
" kalo begitu kamu mengadu pada suami wanita itu agar suaminya menceraikannya ,kalo bisa rebut saja suaminya jika ia tampan dan mapan " celetuk ken dengan nada bercanda.
" dokter ken..." pekik khai dengan terkejut bisa bisanya seorang dokter bercanda seperti itu sedangkan yang mengatakannya malah terkekeh.
" Saya tak bisa menggoda pria saya masih amatiran, saya kenal dia saja kerena kebetulan dia teman ibu saya" ucap khai yang membuat ken mengangguk sambil menghentikan kekehannya. Itung itung ia menghibur khai.
" pantes jika begitu " cetus ken membuat khai menatap dokter tersebut sebal.
Tanpa mereka berdua sadari dari tadi dokter dikri melihat keakraban mereka, dari jarak aman sambil memegang dua cangkir kopi dan hendak menghibur khairani wanita yang baru ia sukai.
Hingga seorang perawat melewatinya dan melihat wajah sedih dokter magang tersebut, perawat laki laki itu pun berhenti dan melihat kemana arah dikri menatap dan ternyata oh ternyata.
" kalah cepat lagi ya dok " tanya perawat tersebut dengan nada meledek.
" apaan kamu pergi sana ke ruang obat " usir dokter muda tersebut tapi bukanya pergi perawat laki laki tersebut malah semakin ingin meledeknya.
" mereka cocok banget dok tapi sayang dokter ken sudah menikah dan khairani sudah punya pacar lah dokter dikri.. Masih jomblo" perawat itu terkikik.
" apa maksud kamu" menatap nyalang perawat laki laki itu.
" pergi sana ngurus obat ... " usir dokter muda itu dan perawat laki laki itu pun pergi sambil terkikik.
...****************...
Lain hal nya dengan dua insan di rumah sakit dua insan di sebuah apartemen tengah bergulat menyalurkan hasrat mereka, suara erangan dan jeritan wanita yang berada dalam kungkungan laki laki tersebut menikmati momen yang tak seharusnya mereka lakukan.
Viola pergi ke apartemen gavin karena ditinggalkan ken ke rumah sakit jadi ia pun datang pada gavin untuk dipuaskan.
Setelah selesai mereka pun rebahan dan masih dengan tubuh polos tanpa sehelai benang pun, viola menatap gavin dengan senyum puas dia sangat beruntung ada gavin yang akhirnya memuaskannya disaat ken pergi.
" kenapa ? Kamu puas sayang " tanya gavin yang di angguki viola.
"pintu apartemen ku selalu terbuka untukmu kapan kau butuh datanglah padaku" ucap gavin merayu viola.
Nafas mereka bahkan masih ngos ngosan tapi viola seolah tak puas jika hanya sekali jadi ia pun mulai mencoba membangkitkan gairah pacar cadangan nya lagi.
" kalo begitu boleh aku nambah lagi " tanya viola tanpa rasa malu lagi sepertinya urat malunya sudah terputus.
" kenapa tidak ! bahkan jika kamu meminta ratusan kali akan aku wujudkan " jawab gavin dengan senang hati.
Viola tak tahu jika pil kontrasepsi yang sering ia minum sudah diganti dengan vitamin dengan bentuk dan bungkus yang hampir sama hingga tanpa ia sadari bahwa obat yang diminumnya adalah obat yang bisa membuat gairahnya meningkat.
...****************...
Pemakaman bibi khai berjalan lancar beberapa tetangga dan sahabat juga beberapa dokter termasuk ken arok mulai pulang kerumah masing masing .
Tapi tidak dengan khai ia masih enggan untuk pulang rasanya berat, bibinya dimakamkan ditempat yang sama dengan kedua orang tuanya bahkan tepat disamping mereka.
Ken yang melihat itu pun merasa iba terlebih khai sendirian sedangkan bi santi sudah pulang lebih awal untuk membereskan rumah.
Ken mendekati khai yang memeluk gundukan tanah itu dan masih menangis walaupun tanpa suara, hatinya sakit lebih sakit lagi kini ia tak punya siapapun.
" khai ... " panggil ken dengan lembut mencoba menenangkan hatinya yang mulai rapuh.
" kita pulang ... " ajak ken namun khai menolak.
" aku masih mau disini " ucap khai sambil menghapus air matanya lagi dan lagi.
" kamu harus ikhlas biar bibimu tenang insya allah beliau khusnul hotimah" sambil memegang pundak khai ken arok terus membujuknya agar ikut pulang dengannya karena ia sudah lama berada disana dan hanya ada mereka berdua saja.
khai akhirnya luluh dan ikut pulang bersama ken, di perjalanan tak ada percakapan seperti biasanya jika dulu mereka tertawa bercanda hari ini mereka diam.
Ken pulang setelah mengantar khai sampai rumah, dikamar khai menghubungi temanya ika yang kebetulan sudah pulang sebelum khai.
" ka aku minta fotonya suami viola kamu tahu kan seperti apa wajahnya" tanya khai setelah telepon mereka terhubung.
" lah tadi dia ada di pemakaman bibi kamu khai " jawab ika disebrang telepon.
" masa sih, yang mana ?" tanya khai memastikan.
" dokter ken arok namanya dia kerja di rumah sakit husada " sontak khai terkejut mendengarnya lalu ia mengirim foto ken yang kebetulan pernah ia foto bersama dokter lainya saat selesai operasi.
" apa dia ka coba lihat gambar yang ku kirim" ucap khai.
" nah kamu punya fotonya gimana sih "
" dia dokter yang menangani bibiku ka dia juga yang mengoperasinya , jadi ia suaminya viola ya" tanya khai sekali lagi memastikannya.
" iya, kebetulan banget kamu kenal khai coba nanti kamu bicara baik baik sama dia biar viola kena azab geram aku tuh sama wanita licin seperti dia" ucap ika disana.
" ya sudah makasih ka "
" iya sama sama".
Panggilan telepon pun berakhir, khai sudah menceritakan dari awal bibinya drop dan meninggal pada ika temanya dan ia juga bercerita tentang gavin yang selingkuh dengan viola sebelum jenazah bibi khai di kebumikan dan mereka masih berada di rumah.
Ika sangat geram pada viola terlebih saat reuni sekolah sudah terlihat wanita itu menggoda gavin pacar khai.
Malah sebagai panitia reuni ika ingin sekali mem blacklist viola dari group chat namun khai larang karena bagaimana pun ia juga alumni.
Khai ingat candaan dokter ken saat semalam dan ia akan ikuti arahan sang dokter, meski itu adalah ide gila tapi tetap saja setidaknya ia sudah kenal dan akrab dengan suami viola itu dan akan membalaskan sakit hatinya pada viola yang sudah mengambil pacarnya.
" aku akan mendekatimu ... Dokter ken..." ucapnya meski ia sendiri ragu.