Mars Reviano, seorang duda yang akan kembali menikah dengan wanita yang di jodohkan oleh orang tuanya. Sayangnya, di hari pernikahannya calon mempelai wanita tak datang. Situasi sungguh kacau, pernikahan tak bisa di batalkan begitu saja.
Hingga tiba-tiba, kedatangan seorang gadis memakai gaun pengantin mencuri perhatiannya. Aurora Naomi, sosok gadis cantik pemilik senyuman indah. Ia tak sengaja masuk ke dalam gedung acara pernikahan Mars karena menghindari kejaran polisi yang ingin menilangnya.
Entah kebetulan atau tidak, Aurora merupakan keponakan dari asisten pribadi kakek Mars. Mengetahui nama Aurora dan calon mempelai wanita sama, kakek Mars langsung meminta asistennya untuk menikahkan keponakannya dengan cucunya.
"Kenapa Tuan Planet mau menikah denganku?"
"Jangan panggil saya planet! Itu sangat mengesalkan!"
Si gadis pecicilan yang bertemu dengan duda dingin? Bagaimana akhirnya? Di tambah, seorang bocah menggemaskan.
"Ibu tili? Woaah! tantiknaa ibu tili Alkaaan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak mau di jandakan
"Kamu gak papa kan? Aku dan teman-teman sangat mengkhawatirkanmu kemarin di acara pentas." Ujar Pria bernama Lingga itu.
Lingga, merupakan kakak kelas Aurora, tepatnya masih satu angkatan di atas nya. Keduanya memang terbilang dekat karena sering bersama dalam kegiatan lomba di sekolah. Saat pentas Drama sekolah di adakan, Lingga tentu datang karna dia sebagai pelatih drama yang akan mereka tampilkan. Makanya, saat Aurora tak datang membuat pria itu begitu panik.
Aurora kembali menatap Lingga dengan tatapan bersalah, "Kak, maafkan aku. Ada masalah yang tidak bisa aku jelaskan. Di hari itu, aku sudah siap dan akan berangkat ke gedung acara. Tapi, aku mengalami masalah. Apa teman-teman marah pada ku Kak? Doni gimana? Apa ada yang menggantikanku menjadi pasangannya di Pentas Drama itu?"
Lingga mengangguk pelan, ia melihat ada raut wajah gelisah dari gadis yang ada di depannya saat ini. "Kita ada pemain cadangan, jadi di saat-saat seperti kemarin, kita sudah siap. Tapi, kamu beneran gak papa?"
"Aku enggak papa kak, terima kasih atas segalanya. Maaf, kalau hari itu aku membuat masalah. Aku benar-benar minta maaf," ujar Aurora yang khawatir Lingga dan para temannya memarahinya karena ketidakhadirannya.
Lingga mengangguk, ia akan kembali berbicara. Namun, tiba-tiba ponselnya berdering. Pria itu segera mengangkatnya dan menjawab seseorang yang menghubunginya.
"Iya, aku kesana sekarang." Ucap Lingga sebelum memutus sambungan telepon nya.
Tatapan Lingga kembali menatap Aurora yang sedang menatap sekitar, "Maaf, kakak gak bisa lama-lama. Karena habis ini ada acara di kampus, kamu pulangnya hati-hati yah. Atau, mau sekalian pulang bersama?"
"Oh eng-enggak usah! Enggak, kebetulan Paman akan menjemputku nanti." tolak Aurora dengan cepat.
Lingga mengangguk kaku, "Oke, kakak pulang dulu yah." Pamit Lingga yang di balas senyuman tipis oleh Aurora.
Pria itu tersenyum dan menepuk kepala Aurora dengan lembut. Hal itu, tentu membuat Aurora merasa kaget bukan main. Lingga santai, ia berjalan melewati Aurora. Namun, tatapannya tak sengaja bersitatap dengan bodyguard yang berdiri tak jauh dari Aurora. Karena merasa tak mengenalinya, Lingga fokus kembali berjalan pergi. Meninggalkan Aurora yang menatap kepergiannya dengan tatapan terkejut
"Kenapa bisa ketemu sih? Heran, untungnya enggak lama." Gumam Aurora sebelum mengalihkan tatapannya ke arah Mars.
"Eh?!" Aurora kaget saat melihat Mars yang sudah menghadap ke arahnya sembari menatap tajam padanya.
"Masalah lagi ini." Batin gadis cantik itu.
Perlahan, Mars melangkah ke arahnya dengan memegang es krim coklat di tangannya. Sementara Arkan, bocah kecil itu mengikutinya dari belakang sembari sibuk memakan es krimnya dan tak peduli apa yang terjadi saat ini.
"Siapa?" Tanya Mars setibanya ia di hadapan sang istri.
"Itu kakak kelasku, dia kebetulan disini jadi menyapaku." Jawab Aurora yang gugup.
"Menyapamu tapi sambil menepuk kepalamu? Siapa dia? Kakak kelas atau pacarmu?" Sindir Mars dengan lirikan tajamnya
"Kakak kelaaas! Aku gak pernah pacaran!" Pekik Aurora tak terima.
"Apa kamu cerita padanya kalau kamu disini bersama suamimu?" Tanya Mars, tatapannya penuh selidik.
Aurora meneguk kasar lud4hnya, ia tadi tak menceritakannya. Sebab, ia takut akan menjadi masalah. Teman-temannya tidak tahu dia menikah, apalagi dengan seorang duda. Aurora belum siap menceritakannya.
"Aku belum siap mereka tahu." Lirihnya.
Mars tambah merasa kesal, pria itu menarik tangan Aurora dan memberikan es krim yang tadi dirinya beli agar istri kecilnya itu tak tambah kesal. Namun, justru sekarang dirinya yang di buat kesal.
"Pulang." Titah Mars dan berjalan pergi lebih dulu, membawa perasaanya yang campur aduk. antara marah dan kesal, tapi ia bingung mengapa perasananya seperti ini?
"Masalah lagi ini." Lirih Aurora, ia memandang es krim yang ada di tangannya dengan tatapan lemah.
.
.
.
Setelah dari mall tadi, seharian Mars mendiaminya. Bahkan, saat tidur malam pria itu masih mendiaminya. Aurora jadi merasa bersalah di buatnya, tapi ia merasa gengsi untuk meminta maaf pada Mars mengenai kejadian di mall tadi.
Aurora berbalik, ia menatap Mars yang tidur memunggunginya. Gadis cantik itu memberanikan dirinya untuk memanggil Mars yang sedari tadi mendiaminya. Perlahan, Aurora mengangkat tangannya. Dengan ragu, ia menyentuh punggung Mars dengan jari telunjuknya.
"Tuan Mars, apa kamu sudah tidur?" Tanya Aurora.
Sebenarnya Mars tidak tidur, dia hanya memejamkan matanya saja. Hatinya masih merasa kesal karena kejadian di mall tadi. Seolah, wanita itu malu mengakuinya sebagai suami. Mars akui, umur mereka berjarak jauh. Tapi, apa dia jelek sampai sebegitu tidak maunya untuk di akui?
"Tuan Mars, aku minta maaf. Aku belum siap menceritakan pada teman-temanku jika aku sudah menikah. Beri aku waktu yah, pernikahan ini juga sangat mendadak. Tolong, mengerti." Ucap Aurora, suara terdengar lirih tapi Mars mampu mendengarnya.
"Udah tidur yah? Yasudah kalau gitu. selamat tidur Mister Planet, Tuan Planet, Tuan Mars, Duda genit! ku sebut semua biar kamu makin marah!" Aurora berbalik memunggungi Mars, kali ini dia yang kesal karena pria itu tak menanggapi ucapannya. Aurora tahu Mars belum tidur dan pasti sudah mendengar penjelasannya.
Mars tak peduli, ia memilih tidur dan tak ingin memikirkan Aurora. Tak butuh waktu lama, ia masuk ke alam mimpi nya. Namun, tak berselang lama dirinya terlelap. Tiba-tiba ia mendengar suara isak tangis yang sangat kencang. Reflek, Mars membuka matanya, ia segera menoleh ke sekitar kamarnya yang gelap. Takut terjadi sesuatu, Mars langsung menyalakan lampu kamarnya.
Mars mencari asal suara isak tangis itu, ia beralih menatap sebelahnya. Tak ada keberadaan Aurora, sudah pasti yang menangis itu adalah istrinya. Tapi dimana kah istri kecil nya itu?
Tatapan Mars terjatuh pada sudut kamarnya, tepatnya di sela lemarinya. Ia merasa suara tangis itu berasal dari sela lemarinya.
"Aurora?" Tebak Mars.
Pria tampan itu memutuskan turun dari ranjang dan menghampiri asal suara. Sesampainya di depan lemari, ia menengok ke arah sela lemari dan terlihatlah Aurora tengah berj0ngkok sembari menyembunyikan wajahnya di lengannya.
"Aurora, kamu ngapain?" Tanya Mars yang bingung, dia benar-benar tak tahu apa yang istri kecilnya itu lakukan. Bersembunyi di sela lemari? Seperti seorang anak kecil yang di marahi oleh orang tuanya.
Tak mendapat sambutan, Mars pun turut berj0ngkok. Ia menatap tubuh istrinya yang bergetar menahan tangis. Mars khawatir, takut, dan penasaran apa yang terjadi dengan Aurora. Pasalnya, sebelum tidur seingatnya tak ada drama apapun Kecuali dirinya yang marah.
"Apa kamu sakit? Aurora, hei ... dengar saya?" Mars mencoba menggoyangkan bahu Aurora, berharap gadis itu membalas perkataannya.
Perlahan, Aurora mengangkat wajahnya. Ia menatap Mars dengan mata sembab dan rambut yang acak-acakan. Melihat itu, Mars hampir terjungkal ke belakang karena wajah Aurora terlihat sangat menyedihkan.
"Kamu kenapa sih?!" Mars semakin tak tahu dengan apa yang terjadi pada istri kecilnya.
"Kamu marah hiks ... aku gak mau jadi janda mudaaaa hiks ... aku gak mau hiks huaaa ...." Pekik Aurora sebelum kembali menangis kencang.
"Hah? Yang mau jadiin kamu janda siapa?!"
Aurora tak menjawab, dia hanya nangis sembari menatap Mars dengan deraian air mata. Nafasnya terasa sesak karena dirinya mengalami sesenggukan. Mars yang melihat wajah sembab Aurora pun menjadi tak tega melihatnya. Bahkan, Aurora sampai memiliki pikiran jika dia akan menjandakannya.
"Kemari!"
"Enggak mau, pokoknya enggak mau hiks ...." Rengek Aurora saat Mars menariknya keluar.
"Terus maunya apa?" Tanya Mars yang sudah pasrah. Aurora hanya diam, dia memantap Mars dengan mata sembabnya.
Tak ada pilihan lain, Mars langsung mengalungkan medua tangan Aurora di lehernya. Tak di sangka, Aurora tak menolaknya. Ia lalu mengangkat tubuh Aurora dan menggendongnya seperti koala. Gadis cantik itu langsung melingkarkan kakinya di pinggang Mars, seolah takut terjatuh.
Mars mendukkan tubuhnya di tepi ranjang, dengan Aurora yang berada di pangkuannya. Dengan lembut dan penuh perhatian, pria itu menghapus air mata sang istri dengan jari-jemarinya. Tatapan keduanya bertemu, menatap dengan tatapan dalam.
"Jangan diamkan aku, Tuan Planet." Lirih Aurora, nada suaranya terdengar bergetar.
"Mister Planet, Tuan Planet, duda genit, om-om giila, masih bisa saya bersabar denganmu huh?" Sindir Mars.
"Itu kan bahasa sayang, hanya kamu yang aku panggil seperti itu." Ujar Aurora membela diri.
"Oh, panggilan sayang yah ... jujur sekali kamu sudah mengaku sayang pada saya."
"Eh?!"
___
Selamat beraktivitas kawaaaan, bocil muncul setelah ini🤓
lanjutttt ,,,,
klo pun dokter nya cakep cakep y biarin aj laah, itung itung cuci mata cuci otak..pikiran jd lebih fresh kaan 😅
tanda tanda cemburu tuh Mars 🤭
klo daddy ngejailin telus, caliin mommy cuami balu Kaan bial daddy nya kapok ngejailin kamu 🤣
mana ada Alkaan pelut campe melocot gala gala lapal,,ada jg belnyanyi pelut nya..🤦♀️🤣🤣
klo mommy nambah suami lg berarti Alkan g bakalan jd anak nya mommy Lola lg, Alkaaaan..🤦♀️🤦♀️
liat tuh wajah daddy berubah gaaa? 😁
emg adik nya paman g ada rasa bersyukur nya d kelilingi kluarga yg menyayangi nya...🤦♀️