Hanna Humaira, sosok wanita berparas cantik dengan hati tulus yang menaungi.
Di usianya yang kini menginjak usia 23 tahun, ia harus merelakan kebebasan masa mudanya, menjadi sosok single mother untuk putri semata wayangnya yang kini baru berusia 3 tahun, Maura Adira.
Hari-hari bahagia ia lalui bersama putri menggemaskan itu, hingga akhirnya kehidupan nya kembali terusik, saat sosok dari masa lalu itu kembali hadir dalam pertemuan yang tak terduga.
Apa jadinya jika laki-laki itu mengetahui bahwa kejadian malam panas itu membuahkan sosok gadis kecil dan bersikukuh untuk merebutnya?
Mampukah Hanna mempertahankan sang putri atau malah harus terjebak dalam pernikahan dengan laki-laki itu demi kebahagiaan sang putri tercinta?
Happy Reading
Saranghaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pikirkan Baik-baik
°°°~Happy Reading~°°°
" Bagaimanapun Maura adalah putriku, jadi aku akan ikut membesarkan nya, terlepas kami hidup terpisah sekalipun, kami bisa merawatnya bergantian... "
Membuat Hanna seketika itu tersentak, perempuan itu sontak menoleh menatap David penuh tanda tanya, apa laki-laki itu serius denga kata-kata nya? Apa ia benar-benar telah mengurungkan niatnya untuk merebut sang putri dari tangannya? Apa itu benar adanya?
" Kalian yakin akan membesarkan putri kalian bersama-sama, tanpa ikatan yang jelas? "
Membuat David sontak mengernyit.
" Maksud mama? "
" Pernikahan " Timpal mama Agatha tanpa basa-basi, membuat David sontak memekik tak percaya.
" Mama gila? " Sentak nya, bola matanya memerah, amarah itu seketika meluap dalam dada, bagaimana mama nya itu menyebut kata pernikahan semudah itu?
" Kau keberatan? " Suaranya tak kalah meninggi, mama Agatha ikut tersulut saat mendapati reaksi berlebihan dari sang putra.
" Of course, because I didn't love her!!! " Timpal David, membuat mama Agatha sontak tersenyum sarkas.
" Love? Ck... Are you blind to the suffering that Hanna and her daughter have been going through? Scorn, insult? Mama sure you've been investigating Hanna's life all this time and you're still reluctant to take responsibility for everything? "
( Cinta? Ck... Apa kamu buta dengan penderitaan yang selama ini di alami hanna dan putrinya? Cemoohan, hinaan? Mama yakin kamu sudah menyelidiki kehidupan Hanna selama ini dan kamu masih enggan untuk bertanggung jawab atas semuanya? )
David berdecak, ia benar-benar tak habis pikir dengan saran gila sang mama. Sedang Hanna, wanita itu hanya bisa membisu, Hanna benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya tengah di bahas sepasang ibu dan anak itu.
" Pernikahan adalah satu-satunya tangung jawab yang bisa kamu berikan pada Hanna dan putrimu David... " Ungkap mama Agatha sekali lagi, membuat David semakin frustasi, laki-laki itu mengendurkan dasi yang kini membelit lehernya, ia sesak, ia merasa tercekik oleh keadaan yang kian mengekang.
" Saya tidak meminta pertanggung jawaban apapun pada tuan David nyonya... Kejadian beberapa tahun lalu, saya sudah melupakannya, saya sudah menerimanya dengan ikhlas... Sekarang saya sudah punya Maura, itu sudah cukup bagi saya, saya sangat bersyukur.. " Tutur Hanna, tatapan nya teduh, perempuan itu bahkan menyunggingkan senyum meski di tengah sisa rasa sakit yang kian membuncah.
Membuat mama Agatha pun menarik nafas dalam, di tatapnya sang putra penuh harap, berharap sang putra tersadar akan keegoisan nya.
" David... "
" Ma... "
" Mama tidak mengira kamu sangat tidak bertanggungjawab seperti ini, David... " Sahut mama Agatha penuh rasa putus asa.
" Lihat baik-baik putri kalian yang tengah tertidur itu, gadis kecil itu masih membutuhkan kasih sayang dari kalian berdua. Kesalahan yang sudah kalian lakukan di masa lalu, tidak seharusnya dia juga menanggung nya... Dia juga butuh orang tua yang lengkap seperti teman sebayanya... Apa kalian tidak berpikir jika suatu saat ia merasa hanya dirinya yang tidak mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya? "
" Kalian jangan terlalu egois, pikirkan juga putri kalian, dia tidak bersalah... "
Hanna menunduk dalam kebisuan, kata-kata yang di lontarkan mama Agatha benar nyata apa adanya, ia terlalu berkeras hati, terlalu egois dengan perasaannya sendiri tanpa memikirkan hati dan perasaan sang buah hati, membuat kesedihan itu kembali membelenggu hatinya.
" Mama akan beri kalian waktu, pikirkan baik-baik apa yang tadi mama sampaikan... "
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Jangan lupa like nya yah
Happy Reading
Saranghaja 💕💕💕