Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Rini datang hanya dengan membawa 1 tas jinjing berukuran Sedang, keberangkatannya sebenarnya tidak terlalu direncanakan ia hanya tak bisa tidur nyenyak setelah mendapat telepon dari Laras yang meminta nomor ponsel Senja. Perasaan Rini sebagai ibu mengatakan rumah tangga anaknya sedang tidak baik baik saja.
Rini memutuskan menginap dua hari sebelum pulang kembali kekotanya, dan tentu ia akan tudur dikamar Kaila yang kini ditempati Senja.
"Kalian tidur terpisah?" Rini mengamati jejeran skincare Senja diatas sebuah meja hias yang tidak bergambar keroppi,ia memejamkan matanya dalam saat mendapati bukan pakaian Kaila yang berada didalam lemari tapi justru pakaian Senja.
"Bunda Aby bisa jelaskan" Aby masih tenang, sementara Senja sudah ketar ketir.
"Bunda ingin bicara berdua Aby!!" Tukas Rini, ia berjalan keluar menuju ruang kerja sekaligus perpustakaan pribadi Putranya.
Sementara Senja yang merasa tidak diperlukan ke kamar Aby untuk membersihkan tubuh Kaila.
"Katakan pada bunda apa kurangnya Senja??" Geram Rini, ia melipat kedua tangan didepan dada seraya menatap tajam Aby yang baru saja masuk. "Ini sudah 3 bulan Aby tapi kalian tidur terpisah??" Rini memijat pelipisnya, "Jangan bilang kamu sedang menjalankan perjanjian konyol itu? Apa 2 tahun ? Jangan fikir Bundamu ini tidak tahu! Ayah sudah mengatakan semuanya"
"Bunda bisa dengar Aby dulu tidak?" Aby sedikit memelas, karena Rini tak berhenti mencecarnya
"Kenapa ?kau ingin bilang kalau setelah dua tahun ingin kembali dengan Laras iya? Sadar Aby, ayah memilih Senja bukan tanpa pemikiran yang matang, Ayah sudah mengenal anak itu sejak kecil, Bunda juga sudah melihatnya selama dua tahun ini, anak itu tanpa Cela Aby, kekurangannya ia hanya terlalu muda saja!"
"Bunda, aku senang bunda bunda ternyata lebih dahulu menerima Senja, itu alasan terbesarku mengapa diawal begitu berat menerima Senja sebagai Istriku" Aby terdiam sejenak, ia tidak sadar Senja sudah berdiri diluar dengan nampan dan dua gelas teh hangat, dan pintu ruangan itu tidak tertutup dengan rapat.
"Karena Senja putri dari wanita yang sudah merenggut kebahagiaan Bunda"
Deg!!
Tangan Senja bergetar mendengar Aby menyebutnya seperti itu, yah ia hanya mendengar bagian itu saja, Senja mundur perlahan ia sadar ini bukan waktu yang tepat untuk masuk.
Senja kembali ke Dapur, menyimpan teh yang tadi hendak dihidangkannya di atas meja makan.
Air mata Gadis 18 tahun itu menetes rasanya sudah lama sekali tak ada yang mengatainya seperti itu setelah meninggalkan kotanya. 3 bulan hidup di Ibu kota seakan membuat Senja lupa akan masa lalunya.
"Senja" Suara Rini terdengar tegas.
"Ah...iya bun" Senja buru buru menghapus air matanya sebelum berbalik dan menghadap Rini. Sayangnya wanita yang berprofesi sebagai dokter Obgyn itu tahu jika menantunya baru saja menangis.
"Mulai sekarang jangan tidur dikamar Kaila lagi, kamu dan Aby harus tidur sekamar, biar cepat bisa memberikan adik bagi Kaila"
"Bunda...." Tegur Aby, yang baru saja datang, ia mengamati mata sembap Senja lalu menghela nafas.
"Ta-tapi bun"
"Gak ada protes Senja! Ini perintah Bunda!" jika didepan Senja Rini memang sudah terbiasa bersikap Tegas, ia tak ingin memperlihatkan perasaannya kepada gadis malang itu, karena Rini takut tak bisa mengendalikan dirinya.
"Aku akan membantu Senja memindahkan semua barangnya Bun" Timpal Aby bahagia.
.
.
"Sudah tidur?"
"Mas, biar aku tidur disofa saja ya" Ucap Senja entah ini sudah yang kesekian kalinya ia mengutarakan niatnya.
"Apa begitu tidak nyaman tidur disamping Suamimu?" Nada suara Aby terdengar begitu kecewa dengan Senja yang masih memunggunginya sejak tadi.
Sementara Kaila sudah diboyong Rini kekamar sebelah, ia sengaja memberi Aby dan Senja waktu berdua.
"Jangan fikirkan ucapan bunda mengenai adik Kaila, aku tidak akan memaksa bukannya aku sudah berjanji" lanjut Aby lagi.
"Mas, apa kamu bisa menghabiskan sisa hidupmu dengan wanita sepertiku?"
"Memangnya ada apa denganmu?"
"Aku anak dari ibuku, anak dari wanita yang memporakporandakan kebahagiaan keluarga Mas, aku tahu Bunda Rini sakit berat saat tahu suaminya menikah lagi, bahkan ia harus bolak balik Singapura untuk berobat"
Aby menelan Saliva, yah ia ingat bagaimana Ibunya menanggung beban derita itu seorang diri kala itu sementara ia tak bisa berada disamping Rini kala itu karena tengah menjalani masa Koasnya.
"Apa kau pernah meminta di lahirkan sebagai anak Ibumu?"
Senja menggeleng Kuat, "Tapi aku tak pernah menyesal dilahirkan dari rahim ibuku, jika harus memilih kembali aku akan tetap dilahirkan sebagai anak ibuku, meski semua orang menyebutnya wanita jahat aku tetap menyayanginya" ucap Senja yang sontak membuat Aby terdiam.
"Aku tahu Mas membenciku" cicit Senja lagi, karena ia hanya bisa mendengaf helaan nafas Aby dibelakangnya.
Mendengar hal itu Aby mendekatkan tubuhnya lalu memeluk Senja dari belakang dengan Erat.
"Aku tak pernah membencimu, aku hanya memposisikan diriku sebagai seorang anak sama seperti dirimu yang akan selalu menyayangi ibumu" .