NovelToon NovelToon
Season Hunter

Season Hunter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Iblis / Mengubah Takdir / Fantasi Isekai / Summon
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: LauraEll

Aditya, seorang gamer top dalam Astaroth Online, mendadak terbangun sebagai Spectra—karakter prajurit bayangan yang ia mainkan selama ini. Terjebak dalam dunia game yang kini menjadi nyata, ia harus beradaptasi dengan kekuatan dan tantangan yang sebelumnya hanya ia kenal secara digital. Bersama pedang legendaris dan kemampuan magisnya, Aditya memulai petualangan berbahaya untuk mencari jawaban dan menemukan jalan pulang, sambil mengungkap misteri besar yang tersembunyi di balik dunia Astaroth Online.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LauraEll, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32 : Aliansi dadakan

Pagi itu, kelompok The Hunters—Spectra, Arkane, Celeste, Sylvie, dan Elina—sudah bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke ibu kota demi menyelamatkan Dale. Jalan berbatu menuju Valencia dipenuhi kabut tipis yang menggulung perlahan, menciptakan suasana suram. Suara langkah kuda terdengar dari kejauhan, semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya sebuah karavan besar muncul di depan mereka, memblokir jalan.

Arkane langsung mencabut pedangnya, matanya menyipit penuh kewaspadaan. Ia mendekati Spectra dan berbisik, "Tuan, ini terlihat buruk. Aku sarankan kita hajar duluan sebelum mereka bikin masalah."

Spectra, tetap tenang seperti biasanya, hanya mengangkat tangannya untuk meminta semua orang tetap di tempat. "Kita tunggu dulu. Jangan gegabah," jawabnya singkat.

Arkane mendengus pelan, tapi menurut.

Karavan itu berhenti total di tengah jalan. Pintu salah satu kereta kuda terbuka, dan seorang wanita dengan gaun hitam elegan turun perlahan. Wajahnya tertutup cadar tipis yang berkilauan di bawah sinar matahari pagi. Namun, kelompok itu langsung mengenali sosoknya.

“Lady Virellia?” Sylvie berkata lirih, suaranya bercampur antara kaget dan curiga.

Wanita itu menurunkan cadarnya sedikit, menampakkan wajah anggun dengan mata yang tajam. Senyumnya lemah, tapi sorot kekesalan di matanya tidak bisa disembunyikan. "Spectra..." katanya dengan nada dingin, suaranya seperti belati yang menusuk. "Aku sudah menunggumu. Kau tahu kenapa aku di sini, bukan?"

Spectra melangkah maju, matanya tak lepas dari Lady Virellia. "Aku tahu apa yang kau inginkan. Aku belum lupa janjiku."

Arkane mengerutkan dahi. "Tunggu sebentar, Tuan. Janji apa ini? Ada sesuatu yang kau sembunyikan dari kami?"

Spectra menghela napas, tapi tak menoleh ke Arkane. "Yah, aku ada sedikit urusan yang perlu kuselesaikan dengan nya," katanya singkat, lalu kembali menatap Virellia. "Tapi aku ingin ini diselesaikan tanpa kekerasan."

Lady Virellia tertawa kecil, tapi tidak ada kehangatan di dalamnya. "Damai? Kau tidak dalam posisi untuk minta itu. Tapi aku akan dengarkan tawaranmu."

Spectra membuka menu inventarinya. Dengan satu gerakan tangan, ia mengeluarkan sebuah 4 buah item berbentuk perisai kecil bercahaya keemasan. "Ini yang kau cari, bukan? Kami no Tate. Aku memakainya untuk menahan serangan temanku, waktu itu."

Tatapan Virellia langsung berubah. Matanya berbinar penuh rasa ingin tahu, tapi ia cepat-cepat menyembunyikan reaksinya dengan senyum dingin. "Hmm... Aku tidak akan percaya perkataan mu begitu saja. Kalau perisai itu memang sekuat yang kau katakan, aku ingin mengujinya."

Spectra terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah. Tapi aku sendiri yang akan—"

"Maaf, Tuan!" Celeste memotong, melangkah maju dengan penuh tekad. "Biar aku saja. Kau sudah mengambil cukup banyak risiko untuk kami."

Spectra memandang Celeste, terlihat ragu. "Celeste, ini bukan urusanmu. Kau tidak perlu—"

"Tapi aku mau," Celeste memotong lagi. Matanya menatap Spectra dengan keyakinan yang tak tergoyahkan. "Aku harus membuktikan kalau aku bisa diandalkan. Percayalah padaku kali ini."

Syilvie menoleh dengan wajah cemas. "Celeste, kau gila?! Kelihatan nya Wanita itu bukan orang biasa, Dia mungkin bisa menghancurkan mu dalam satu serangan."

Tapi Celeste tidak bergeming. Spectra akhirnya mengangguk perlahan, menyerahkan salah satu Kami no Tate padanya. "Baiklah. Tapi ingat, aktifkan perisai tepat waktu. Jangan panik."

Lady Virellia mengangkat satu tangan, menciptakan bola api yang perlahan membesar. Api itu tidak hanya terlihat panas, tapi juga terasa menyengat bahkan dari kejauhan. Kabut di sekitar mereka perlahan memudar karena hawa panas yang memancar. "Aku sebut ini Inferno Crush. Kau siap, gadis kecil?"

Celeste berdiri tegak, tangannya erat menggenggam Kami no Tate. "Aku siap. Lakukan saja."

Lady Virellia tersenyum tipis sebelum melempar bola api raksasa itu ke arah Celeste. Suara desingan memekakkan telinga terdengar saat bola api melesat dengan kecepatan tinggi, membelah udara. Tanah di sekitar Celeste mulai retak karena panas yang luar biasa.

"Tahan, Celeste!" teriak Syilvie, matanya terbelalak.

Celeste memejamkan mata sejenak, lalu mengangkat Kami no Tate. Perisai itu memancarkan cahaya keemasan, menciptakan dinding energi besar di depannya. Saat bola api raksasa itu menghantam perisai, suara ledakan dahsyat mengguncang area sekitar. Asap dan debu membumbung tinggi, menutupi pandangan.

"Nona Celeste!" Elina berteriak, matanya dipenuhi kecemasan.

Ketika asap mulai menghilang, sosok Celeste terlihat berdiri tegak, tak terluka sedikit pun. Tanah di sekelilingnya hangus, tapi dia tetap tidak bergeming. Matanya memandang langsung ke arah Lady Virellia.

"Seranganmu berhasil ditahan," katanya dengan tenang.

Lady Virellia terdiam. Untuk pertama kalinya, senyumnya memudar. "Mustahil..." gumamnya. "Benda seperti itu benar-benar ada?"

Celeste berjalan kembali ke arah Spectra, "Tuan, aku sudah membuktikannya."

Spectra mengelus rambut celeste, Ada senyuman kecil di wajahnya. "Kerja bagus."

Syilvie mendekati Celeste, wajahnya penuh kekaguman bercampur bingung. "Kau luar biasa... tapi kau benar-benar nekat!"

Lady Virellia, masih memproses apa yang baru saja terjadi, akhirnya berkata, "Spectra, aku tidak tahu bagaimana kau mendapatkan benda itu. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu lewat begitu saja. Jika kau benar-benar menuju ibu kota, aku akan ikut denganmu."

Arkane langsung menyela, "Kau bercanda?! Kami tidak butuh bantuan dari seseorang seperti—"

"Tunggu," Spectra memotong, suaranya tegas. Ia menatap Virellia, matanya penuh kewaspadaan. "Apa tujuanmu?"

Virellia tersenyum tipis, tapi senyumnya penuh rahasia. "Aku punya urusanku sendiri di sana. Lagipula, kau tidak akan bertahan lama tanpa bantuan tambahan. Kau tahu perang takhta sedang meledak, bukan?"

Spectra terdiam, menimbang tawaran itu. Elina akhirnya angkat bicara dengan nada lembut. "Tuan, ini bisa jadi jebakan. Tapi... dia benar. Kita butuh bantuan."

Setelah beberapa saat, Spectra akhirnya mengangguk. "Baiklah. Kau bisa ikut. Tapi jika kau mencoba bermain-main denganku atau kelompokku..." Ia menatap Virellia dengan tajam. "Aku tidak akan ragu menghadapi mu."

Lady Virellia terkekeh pelan. "Jangan khawatir, Spectra. Aku akan menjadi sekutu yang berguna untukmu."

Rombongan pun melanjutkan perjalanan dengan ketegangan baru yang menggantung di antara mereka. Masing-masing pihak menyimpan rahasia, dan perjalanan menuju ibu kota menjadi semakin berbahaya.

1
reza cryon
Lanjutin thor keren
Ell: Tenang Up tiap hari pantengin aja ya/Joyful/
total 1 replies
reza cryon
Lyra chan 🥺
reza cryon
waduwww😍
reza cryon
Boleh boleh maid nya xixiii
Musiba Bibabi
Duh mati dong :)
mugenda meme
wih up up thor
Musiba Bibabi
Update thorr buru
Ell: Siap bos otewee
total 1 replies
SINDY💐
novel kamu lebih bagus dari pada punya aku🙊
Ell: ehh engga juga kok kak tetep semangat yahh/Determined/
total 1 replies
SINDY💐
baru y?
Ell: Iyah nih kak makasi dah like😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!