Tarissa rela menikah dengan Nafandra demi melindungi Keanu dari keluarga Brawijaya. Selian itu dia juga ingin mengungkap kasus kematian Nessa yang kecelakaan itu dibunuh oleh keluarga suaminya.
Suatu hari Tarissa menemukan buku harian milik Nessa yang mencatat banyak sekali rahasia dan misteri yang ada di keluarga Brawijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Bab 27
"Untuk saat ini belum ada bukti keterlibatan kamu," ucap Tarissa berusaha setenang mungkin.
Nafandra pun tersenyum tipis. Setidaknya Tarissa masih menyimpan sedikit rasa percaya kepadanya.
"Kenalan aku di puncak mengatakan kalau ada yang melihat sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir tidak jauh dari villa, ketika malam kejadian itu," kata Tarissa.
"Si saksi mata mengatakan entah sejak kapan mobil itu terparkir, tetapi sudah dipastikan kalau orang itu melihatnya dari jam sore hari, lalu menghilang. Tapi, ketika jam sembilan malam mobil itu kembali terparkir di sana," lanjut wanita berambut lurus itu.
"Mobil itu bergerak mengikuti mobil yang ditumpangi oleh Nessa. Nah, sudah dipastikan kalau mobil itu memang ingin mencelakakan Nessa agar jatuh ke jurang. Berati ini adalah pembunuhan berencana," bisik Tarissa.
Wanita itu sudah muak berada di rumah ini. Dia hanya ingin keadilan bagi Nessa. Menghukum orang yang sudah merencanakan pembunuhan terhadap kembarannya.
Rahang Nafandra terlihat mengeras. Pancaran kemarahan terlihat dari sorot matanya.
"Kamu jangan sampai ikut terlibat dalam masalah ini. Biarkan polisi saja yang melakukan penyelidikan. Untuk pelaku yang naik mobil sedan hitam itu sudah aku dapatkan. Mereka memang pelaku yang disuruh oleh seseorang untuk membunuh Nessa. Jadi, untuk urusan tengkorak tadi, kamu jangan ikut campur!" ujar Nafandra dengan nada tegas.
"Apa?" Tarissa tidak menyangka kalau suaminya sudah berhasil menangkap pengemudi kendaraan yang menabrak mobil Nessa.
"Orang-orang suruhan aku bekerja dengan baik. Kamu bisa bertemu dengan kedua pelaku itu," bisik Nafandra sambil membelai bibir Tarissa dengan pelan. Wanita itu memejamkan mata karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sentuhan jari jempol itu berubah menjadi bibir hangat sang lelaki dan membuai dirinya sampai pasrah.
***
Keesokan harinya polisi datang dan memberi tahu hasil identifikasi kerangka tengkorak kemarin. Semua orang pun berkumpul di ruang depan.
"Sudah bisa dipastikan kalau tengkorak yang di temukan kemarin adalah Muis. Dari ciri-cirinya, seperti gigi geraham bawa sebelah kanan yang ompong. Bentuk tempurung kepala lebar. Kaki panjang menunjukkan tinggi sekitar 175-180 sentimeter. Itu adalah tanda-tanda Muis yang ada di dalam catatan kepolisian atas kasus orang hilang 25 tahun silam," kata salah seorang polisi.
Tarissa melirik ke arah Mbok Darmi dan Pak Budiman. Dia ingin melihat reaksi mereka berdua.
"Aaaaaaa! Benar apa yang dikatakan oleh Yuniar. Dia, Muis! Muis mati dibunuh," teriak Mami Ayu histeris ketakutan. Wajahnya pucat pasi dan matanya melotot.
Tentu saja semua orang mengalihkan perhatian kepada Mami Ayu. Melihat keadaannya sekarang ini, wanita itu terlihat depresi.
"Andra! Tolong Mami, Andra! Mami tidak aku mati," kata Mami Ayu sambil mencengkeram lengan sang anak sambung.
"Sejak semalam Tante tidak bisa tidur. Katanya Nyonya Yuniar selalu muncul di dalam mimpi," ucap Andita dengan lirih. Wanita itu semalam tidur di kamar Tante-nya untuk menemani dan menjaganya.
Setiap Mami Ayu memejamkan mata, sosok Yuniar selalu hadir ke dalam mimpinya. Wanita yang merupakan teman baiknya itu selalu terlihat marah dan mengajak pergi bersama. Semalam juga sosok itu muncul dan mengatakan kalau Mang Muis juga sudah bersama dengannya dan berkumpul bersama.
"Mami, sudah aku bilang mati dan hidup seseorang itu sudah ada yang mengatur. Aku tidak bisa apa-apa," balas Nafandra.
"Ingat Andra, Mami sudah beberapa kali menyelamatkan nyawa kamu. Seandainya saja dahulu Mami tidak pernah mendonorkan darah, mengurus, dan merawat kamu, mungkin saja kamu sudah mati sejak masih kecil," bentak Mami Ayu nyalang.
"Aku akan merasa senang, seandainya mati saat itu. Sehingga tidak menyaksikan apa yang aku lihat sampai membuat aku trauma!" teriak Nafandra dengan penuh emosi. "Kenapa kamu malah menolong aku, hah! Kamu mau menarik simpati papa. Iya? Kamu menghasut Mama agar papa mau menikah lagi dengan kamu. Iya? Kamu pikir aku tidak tahu itu, hah!"
Semua orang ketakutan melihat Nafandra marah seperti itu. Laki-laki itu lupa kalau anak dan istrinya ada di sana juga.
Keanu ketakutan mendengar suara keras ayahnya. Buru-buru Tarissa membawa ke lantai atas dan mengajak Adelia.
"Jangan takut Sayang, Mama ada di sini," ucap Tarissa sambil menyusui Keanu. Bocah itu menyusui diselingi dengan tangisan.
"Adelia, kamu sudah belum buat susunya?" Tarissa menyuruh Adelia untuk buatkan susu kedelai untuk Keanu dan menjaganya. Karena dia juga harus menenangkan Nafandra yang sedang emosi di bawah.
"Iya, sudah Nyonya," balas Adelia.
Untung saja Keanu mau ganti minum susu. Dia memang anak penurut dan mudah dibujuk.
Setelah memastikan Keanu bisa ditinggalkan dengan Adelia, Tarissa pun kembali ke lantai bawah. Nafandra masih dengan luapan emosi dan Mami Ayu terduduk lemas dalam dekapan Andita. Kedua wanita beda generasi itu kelihatan ketakutan.
Polisi tadi sudah tidak ada di sana. Hanya orang-orang rumah yang terdiam ketakutan. Tarissa kemudian mengusap punggung suaminya.
"Tenangkan dirimu," bisik Tarissa.
Nyonya rumah memberi kode kepada semua orang untuk pergi dari ruangan itu. Kini tinggal mereka berdua yang ada di sana.
"Tatap mataku!" titah Tarissa kepada Nafandra dengan suaranya yang lembut, sehingga laki-laki itu mau melakukan apa yang dipinta sang istri.
"Tarik napas secara perlahan dan dalam. Tahan sejenak, lalu embusan perlahan," ucap Tarissa.
Setelah Nafandra tiga kali melakukan hal itu, Tarissa pun memeluknya dengan erat. Dia tahu suaminya akan merasa tenang dalam pelukannya. Cukup lama mereka berpelukan sampai laki-laki itu mencium bibir sang wanita.
"Terima kasih," ucap Nafandra yang sudah tenang.
"Jangan seperti tadi lagi di depan Keanu, ya? Anak itu sampai ketakutan melihat ayahnya sendiri," kata Tarissa sambil membingkai wajah suaminya.
"Di mana Keanu sekarang?" tanya Nafandra.
"Di atas bersama dengan Adelia," jawab Tarissa.
Ketika melihat Nafandra, Keanu kembali menangis karena ketakutan. Tentu saja ini membuat laki-laki itu berusaha keras membujuknya.
Agar Keanu mau dekat dengan papanya lagi, Tarissa mengajak keduanya pergi jalan-jalan. Ayah dan anak itu bermain bersama di taman bermain untuk anak dan orang tuanya. Tarissa bertugas mengabadikan kegiatan dua orang yang kini terlihat bahagia.
Hari ini Nafandra memang sengaja tidak pergi ke kantor karena rencananya akan mengajak Tarissa untuk menemui kedua pelaku yang mengendarai mobil sedan itu. Karena ada kejadian tadi, mereka harus menunda sampai Keanu tertidur pulas.
***
Nafandra mengemudikan mobil menuju ke pinggiran kota. Tarissa tidak menyangka kalau suaminya akan menyekap para pelaku yang sudah mencelakai Nessa di bangunan kosong dan jauh dari pemukiman warga.
Sekeliling area itu dipenuhi pohon-pohon rindang dan lebat. Jalan menuju sana juga dipenuhi oleh semak-semak.
"Kamu menemukan tempat ini dari mana?" tanya Tarissa.
"Tempat itu milik orang suruhanku, "jawab Nafandra. "Mereka bekerja profesional dan bertanggung jawab. Jika bayarannya sesuai dengan keinginan mereka."
"Apa kamu mempekerjakan pembunuh bayaran juga?" tanya Tarissa lagi.
***
Insya Allah hari ini crazy up, ya! Jangan tabung bab agar retensi karya tidak ancur. Pantengin pagi, siang, sore. Kalau sempat malam aku up, kalau tidak akan diusahakan. Atas perhatiannya aku ucapkan terima kasih.