NovelToon NovelToon
Sheyza Istri Rahasia

Sheyza Istri Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: anotherika

Kejadian tak pernah terbayangkan terjadi pada Gus Arzan. Dirinya harus menikahi gadis yang sama sekali tidak dikenalnya. "Saya tetap akan menikahi kamu tapi dengan satu syarat, pernikahan ini harus dirahasiakan karena saya sudah punya istri."

Deg

Gadis cantik bernama Sheyza itu terkejut mendengar pengakuan pria dihadapannya. Kepalanya langsung menggeleng cepat. "Kalau begitu pergi saja. Saya tidak akan menuntut pertanggung jawaban anda karena saya juga tidak mau menyakiti hati orang lain." Sheyza menarik selimut yang menutupi tubuhnya. Sungguh hatinya terasa amat sangat sakit. Tidak pernah terbayangkan jika kegadisannya akan direnggut secara paksa oleh orang yang tidak dikenalnya, terlebih orang itu sudah mempunyai istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anotherika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Sengaja mau genit sama ustadz-ustadz disini, iya?? Kenapa pakai berhenti segala hah? Padahal tinggal diabaikan dan langsung jalan terus juga bisa, ck." Arzan berkacak pinggang menatap tajam ke arah istri rahasianya.

Saat ini Arzan baru bisa menemui istri rahasianya tengah malam setelah semua tertidur. Sebelumnya Sheyza juga sudah tertidur, tapi terbangun lagi karena Arzan mengirim pesan akan datang ke rumah.

"Kenapa ada yang ngajak kenalan malah diladenin?? Pakai mau kasih tau namanya segala lagi. Padahal bisa saja bilang sama Nabila kalau ingin cepat pulang, tidak perlu sampai merespon." Bibir Arzan masih saja mengomel, bahkan raut wajahnya ketara sekali kalau tengah badmood.

Sheyza yang capek mendengar suaminya mengomel langsung mencubit pinggang suaminya.

"Kok mas dicubit sih Babby?" Protes Arzan.

Sheyza mengerucutkan bibirnya kesal. "Gimana nggak dicubit orang mas ngeselin gitu. Datang-datang langsung ngomel nggak jelas, padahal tadi di ponsel juga sudah ngomel-ngomel kan. Kurang puas ngomelnya??" Gantian kini Sheyza yang menyembur suaminya itu. Tadi Arzan sudah mengirim pesan beruntun dengan kata-kata yang hampir sama semua, intinya bahwa pria itu cemburu dengan dua ustadz yang menyapanya dan Nabila. Bahkan Arzan juga menegur Nabila, mengingatkan jika Sheyza sudah memiliki suami dan haram baginya berkenalan dengan lawan jenis.

Nabila yang mendapatkan ultimatum seperti itu bungkam, tidak menyangka abangnya bisa seposesif ini dengan istri temannya. Tapi wajar juga, mungkin abangnya takut terjadi sesuatu dengan Sheyza. Ditambah Sheyza tengah dalam kondisi hamil.

Arzan meringis menatap wajah galak istrinya.

"Kalau datang kesini cuma mau ngomel mending mas pergi aja. Lama-lama kesel juga denger mas ngomel kayak gitu. Aku kan udah jelasin kalau aku nggak tahu dua ustadz tadi minta kenalan. Mau nolak juga nggak enak, takutnya dikira sombong lagi. Aku kan masih baru disini," ucap Sheyza ketus.

Arzan menekuk wajahnya, tapi tangannya terulur untuk menarik pinggang istrinya lalu memeluknya erat. Tak lupa menduselkan kepalanya pada leher sang istri yang tidak mengenakan hijab.

"Tapi mas cemburu Babby,"

"Iya, aku tahu."

"Mas nggak suka ada pria yang deketin kamu. Kenapa kamu cantik sekali sih??! Mas nggak bisa bayangin semua mata pria memandang kamu tadi."

Ada rasa hangat di dalam dada Sheyza melihat suaminya bersikap seperti ini. Jelas Sheyza bahagia, apalagi suaminya secara terang-terangan mengatakan kalau dirinya cemburu. Bukankah setiap perempuan merasa dicintai ketika suaminya cemburu padanya?

"Mas sayang sama kamu, cinta sama kamu. Mas gak suka kalau milik mas dilihat orang lain. Mas gak rela Babby...."

"Jadi aku harus gimana mas? Mas sendiri kemarin yang ngotot masukin Sheyza ke pesantren ini. Padahal sebelumnya aku enggak mau,"

Sheyza mengelus pelan tangan yang membelit pinggangnya, membuat Arzan merasa sangat nyaman. Usapan Sheyza membuat emosinya hilang entah kemana. Sheyza memperlakukan Arzan dengan lembut membuat Arzan terbuai dengan sikap Sheyza.

"Mas nggak tau. Rasanya mas pengen ngurung kamu di tempat yang tidak ada satu orangpun yang tahu, cuma ada mas disana. Tapi mas tidak bisa melakukan hal itu, mas takut kamu kenapa-kenapa sama kamu. Apalagi kamu bawa seseorang disini," tangan Arzan mengelus perut Sheyza yang ada buah hatinya didalam sana.

Sheyza terkekeh, tangannya mencubit pelan pipi milik suaminya itu. "Emangnya mau dikurung diama hmm? Emang aku tahanan apa sampai dikurung-kurung segala?" tanya Sheyza iseng.

Kepala Arzan mengangguk. "Iya, kamu tahanan hati mas. Sayang, mas ms pengen. Kamu siap?"

Sheyza mengangguk pasrah, tak melarang suaminya melakukan kewajibannya.

Arzan tersenyum lebar, hatinya berbunga-bunga mendapatkan izin dari istri kecilnya.

***

Pagi harinya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Pagi Gus,"

Arzan mengangguk singkat.

"Ini file yang Gus inginkan. Hari ini kita harus ke cafe Kencana karena klien mengajak kita untuk bertemu disana." Ucap Ardi sambil menyerahkan beberapa berkas yang sudah dikerjakan sebelumnya. Semua pekerjaan yang terbengkalai itu akhirnya selesai berkat Ardi yang cekatan. Ardi juga tidak banyak bertanya atau membahas kemana perginya bos besar beberapa hari ini. Apalagi Ardi sempat mendengar kabar kalau ibu dari bosnya sedang di rumah sakit. Jadi Ardi lebih memilih untuk tidak bertanya.

"Habis ini kita langsung kesana, setelah itu baru ke kantor."

Ardi mengangguk sebagai jawaban.

"Sudah sarapan? Kalau belum mari ikut saya sarapan."

Ardi tersenyum canggung. Tapi walaupun begitu Ardi tetap mengikuti atasannya masuk ke dalam.

Namun sebelum melangkahkan kakinya menuju ke ndalem, Ardi dibuat terpaku saat mendengar suara lembut seseorang menyapa indera pendengarannya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," jawab Arzan dan Ardi barengan.

Arzan menatap penuh pada Sheyza dan tersenyum tipis saat melihat Sheyza sudah sampai di ndalem.

Istrinya itu sangat-sangat cantik. Walaupun hanya mengenakan gamis biasa, tidak terlalu mahal, tapi kecantikan Sheyza bahkan sudah terpancar.

Ardi membalikkan badannya, penasaran dengan suara lembut yang berasal dari belakang tubuhnya.

Deg

Jantung Ardi berpacu cepat saat melihat sesosok gadis cantik yang berdiri tak jauh dari dirinya.

Gadis cantik itu mampu mengalihkan dunia Ardi sampai-sampai Ardi tak berkedip menatap wajah Sheyza.

Arzan yang menyadari reaksi asistennya itu langsung berdehem. Namun Ardi sama sekali tidak sadar, masih menatap Sheyza dengan penuh kagum. Hal itu membuat Arzan menggeram penuh emosi.

"Ardi, jaga pandangan kamu!!"

Deg

Ardi seakan langsung tertarik ke alam bawah sadarnya. Dirinya kaget mendengar teguran bos besarnya yang terkesan dingin.

Sedangkan Sheyza menghela nafasnya panjang, sudah menduga suaminya akan cemburu lagi setelah ini.

"Sheyza masuk!" Perintah Arzan dingin.

Sheyza mengangguk menurut, melangkahkan kakinya masuk ke ndalem.

Tatapan Ardi masih mengikuti langkah Sheyza.

Arzan tambah meradang melihat tingkah asistennya. "Kamu tidak mendengar saya? Dia bukan mahram kamu! Jangan menatapnya seperti itu!!" Hardik Arzan kesal lalu berlalu dari sana. Bisa-bisa tensinya naik kalau setiap hari melihat istri rahasianya di kagumi oleh banyak pria.

Ardi hanya nyengir lalu berlalu masuk ke ndalem mengikuti Arzan.

***

"Karena ummi lagi sakit, Bu Desi akan membantu Anisa untuk mengurus ndalem. Dan Anisa, kamu bisa membantu Bu Desi mengurus dapur setelah kamu selesai kegiatan dengan santri di pesantren." Ucap Arzan pada seluruh anggota keluarganya. Mereka berkumpul sambil duduk sebelum melakukan aktivitas mereka.

"Loh mas? Kan ada perawatnya ummi, kenapa mesti cari orang lain lagi buat bekerja bantu-bantu disini. Enak banget perawat ummi kalau kerjanya cuma duduk nungguin ummi doang." Jelas Anisa protes, apalagi waktu bersantai nya akan tersita karena harus membantu Bu Desi di dapur.

"Ini sudah dibicarakan sebelumnya ya mbak. Abah juga sudah setuju, apalagi mengingat mbak Sheyza itu lagi hamil," ucap Nabila.

Anisa mendengus. "Kenapa aku tidak diajak diskusi?"

Arzan langsung menegur Anisa. "Anisa tolong jaga sikap kamu. Disini ada Abah, Ardi, ada Sheyza juga, malu kamu jadi tontonan. Tolong hargai keputusan yang aku dan Abah buat," bisik Arzan pelan. Dirinya masih tahu malu menegur istrinya dengan nada keras dihadapan keluarganya.

Sheyza yang menatap hal itu merasa tidak enak, apalagi kehadirannya membuat ricuh seperti ini. "Maaf menyela pak kyai, saya bisa kok kalau cuma sekedar memasak. Mungkin apa yang dikatakan oleh emm istri Gus Arzan benar, saya bisa sambil membantu di dapur." Ucap Sheyza pelan. Bahkan dirinya berkata dengan penuh kehati-hatian karena takut salah bicara.

Arzan mana terima dengan perkataan Sheyza. Terlebih saat Sheyza menyebut kata istri Gus Arzan, entah kenapa Arzan merasa tidak terima karena yang menjadi istrinya bukan hanya Anisa saja, tapi Sheyza juga. Ya walaupun mereka menikah secara rahasia tapi Sheyza kan tetap istrinya juga.

"Tidak Sheyza. Kamu tetap hanya mengurus ummi sesuai kesepakatan kita sebelum saya membawa kamu kesini. Jadi kamu tenang saja, urusan dapur sudah ada yang mengurus nantinya." Ucap Arzan tegas.

Anisa melotot mendengar perkataan suaminya yang terkesan membela perempuan asing itu. "Mas kok jadi belain dia sih??"

Hal itu membuat kyai Rofiq dan Nabila menghembuskan nafas lelah. Sedangkan Ardi menatap jengah Anisa, menurutnya istri dari atasannya itu terlalu cerewet sekali.

Arzan menatap penuh arti ke arah Anisa, mengkode Anisa agar tidak banyak bicara dan protes. Tapi Anisa yang tidak peduli langsung melanjutkan perkataannya kembali.

"Pokoknya aku tidak mau tahu, dia tetap di bagian dapur. Percuma bayar mahal tap-"

"Sudah cukup, Abah mau pergi sudah terlambat. Assalamualaikum," sela kyai Rofiq yang tidak ingin mendengar protesan menantunya.

Anisa mendengus malas saat melihat kepergian mertuanya yang terkesan dingin itu. Matanya lalu menatap ke arah adik iparnya yang saat ini tengah melemparkan senyuman mengejek ke arahnya.

'Awas aja kamu Nabila!!'

'Dan untuk kamu pembantu baru, akan aku buat hidupmu menderita karena suamiku malah membelamu.'

1
Novita Mey
up yg banyak ya Thor ...
Mundri Astuti
mudah"an kebongkar kebusukkan Annisa, pengen tau karmanya
Novita Mey
ayo up yg banyak thor ... ceritanya bagus
Irma Minul
👍
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Mengharukan 😢
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Lia_Vicuña
Aku sempet nggak percaya sama akhir ceritanya, tapi bener-bener bikin terkagum-kagum.💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!