‼️Novel ini sudah TAMAT tapi sedang dalam proses Revisi untuk mengurangi Typo dan menghilangkan bagian bagian yang tidak penting‼️
🌼
Alexandra E. Lincoln memilih menjadi seorang Montir daripada meneruskan perusahaan milik keluarga nya.
Gadis yang usianya kini menginjak 25 tahun itu sudah menggeluti pekerjaan nya hampir 2 tahun terakhir.
Ale, begitu biasa orang memanggil nya adalah sosok gadis yang periang dan mudah bergaul. Namun di balik itu ada kehidupan pahit yang dia sembunyikan dari orang orang di sekitarnya.
Apa sebenarnya yang terjadi pada Ale selama ini hingga dia memilih menjadi seorang montir padahal ale hidup dengan berkelimpahan harta.
Happy Reading di novel Author yang ke-4
NO HATE COMENT ya
(Otor juga Manusia)
💜💜💜💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Ada apa memang nya ? Kenapa meminta leo pulang cepat ??" tanya leo seraya membuka jas yang dia pakai. Tadi memang mommy nya itu menghubungi leo dan meminta dia untuk segera pulang. Leo pun sempat menanyakan apa alasannya, namun ternyata sang mommy tidak mau memberitahu yang akhirnya membuat leo mau tidak mau harus pulang saat itu juga.
"Cepat ganti baju mu dulu.!!" nyonya inara mendorong tubuh leo dari belakang, "Dandan, ya, yang tampan. Jangan pakai celana sobek sobek lagi seperti sebelumnya..
"Astaga! Pasti kencan buta lagi.."
"NO! Mom.. Lupakan tentang kencan buta itu! Aku tidak mau!!" Leo langsung berbalik saat menyadari ucapan mommy yang terakhir, meminta nya berdandan. Sungguh leo sudah muak dengan kencan buta yang mommy nya itu buat. Mungkin sudah puluhan wanita yang berusaha di jodohkan dengan dia. Entah ini wanita ke berapa leo pun tidak tau dan sama sekali tidak ingat.
"Kalau begitu bawakan mommy calon menantu sekarang juga!! Kamu ini selalu saja menolak wanita wanita yang mommy pilihkan. Dari anak pejabat sampai anak pengusaha, tidak ada yang membuat mu tertarik. Sebenarnya kamu ini masih suka wanita atau tidak sih, leo ??"
Leo sampai membelalakkan kedua mata nya, tidak percaya pertanyaan seperti itu keluar dari mulut mommy nya sendiri.
"Astaga, mom... Pertanyaan macam apa itu.."
"Ya, maka nya. Kalau memang kamu masih suka wanita, jangan selalu merusak rencana mommy seperti sebelumnya. Kamu ini selalu saja berusaha menghindar dari kencan buta yang mommy buat. Sudahlah, cepat ganti baju. Kita harus segera ke Mall X, disana calon menantu mommy sudah menunggu."
Leo kembali menarik nafasnya dalam dalam. Mungkin orang akan menertawakan nya jika tau ternyata seorang CEO muda setiap satu minggu sekali melakukan pertemuan dengan wanita yang berbeda beda untuk kencan buta nya. Dan benar, tidak ada satu pun yang leo lirik dari wanita wanita itu. Tidak ada yang mampu menggetarkan hati nya. Sampai detik ini hanya ada satu nama yang bertahta di hati leo, dan nama itu adalah ketidakmungkinan yang selalu leo semogakan.
Dengan terpaksa leo pun menuruti lagi permintaan sang mommy. Mommy nya itu memang ingin cepat cepat memiliki seorang cucu. Dia sudah tidak tahan merasakan kesepian di rumah besar nya. Dan tentu saja harapan satu satu nya hanya leo seorang, sebab nyonya inara tidak memiliki anak lagi selain leo.
Beberapa menit berlalu, leo sudah selesai berganti baju dengan baju semi formal. Dia mengikuti perintah mommy nya untuk tidak memakai celana sobek sobek lagi.
"Nah, seperti ini kan kamu jadi terlihat tampan.." ucap mommy seraya merapikan jas yang di pakai leo "Ayo.." Mommy nya pun langsung melingkarkan tangan nya di lengan sang putra mahkota lalu bersama sama menuju mobil yang sudah di siapkan oleh supir pribadi mereka..
🌼Skip perjalanan...
Mobil yang di membawa leo dan mommy inara sudah tiba di halaman parkir mall X.
Setelah turun dari mobil, nyonya inara langsung mengajak leo ke sebuah restoran jepang yang sudah di booking sebelum nya..
"Hei! Wajah kamu jangan di tekuk seperti itu! Nanti calon mertua mu mengira kamu terpaksa melakukan pertemuan ini..!!" Saat sudah sampai di restoran, nyonya inara langsung memperingatkan putra nya untuk tidak bermuka masam. Karena sejak tadi leo sama sekali tidak berekspresi. Hanya ada hawa dingin yang terpancar dari kedua sorot mata nya.
"Bukan nya memang begitu!!" sahut leo yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang mommy.
Tanpa memperdulikan tatapan mommy nya, leo terus saja menatap ke layar ponsel nya, berusaha menyibukkan diri dengan bermain ponsel.
"Silahkan nyonya, sebelah sini..." Pelayan restoran langsung mengantar nyonya inara dan leo menuju ruangan vip restoran tersebut.
Sreekkk!
Pintu pun di geser oleh pelayan tersebut..
"Jeng inara..." Suara seorang wanita langsung menyambut kedatangan nyonya inara dan putra nya
"Maaf telat ya jeng, biasalah anak ku ini sibuk di kantornya.." nyonya inara langsung meminta maaf karena kedatangan mereka yang sudah terlambat, ya meskipun hanya terlambat beberapa menit saja namun nyonya inara tetap merasa tidak enak.
"Tidak apa apa jeng, kami pun baru datang. Oh, jadi ini putra mu, jeng ? Tampan sekali, seperti nya sangat cocok dengan putri ku!!"
"Tapi dimana putri mu, jeng sofi ??" tanya nyonya inara, dan benar sekali, wanita yang datang untuk menjodohkan putri nya dengan leo adalah nyonya sofi, istri tuan zack.
"Oh, putri ku sedang ke toilet. Sebentar lagi pasti kembali."
Sreekkk!
Benar saja ucapan nyonya sofi. Vanya, putri nya sudah kembali dan langsung masuk ke dalam ruangan..
"Selamat siang, tante..." ucap vanya seraya membungkukkan badannya sedikit sambil menampilkan senyum yang begitu cerah. Kesan pertama itu penting, dan vanya tak akan menyia-nyiakan nya ..
"Selamat siang. Kamu vanya, kan ? Astaga, jeng sofi. Putri mu cantik sekali.." pujian langsung terlontar dari mulut nyonya inara, "Bagaimana, leo ? Benarkan ucapan mommy, vanya sangat cantik.."
Leo yang sedari tadi terus sibuk dengan ponsel nya sama sekali tidak mendengarkan apa yang mommy nya itu katakan. Kepala nya sama sekali tak terangkat barang sedetik. Vanya yang merasa tidak di anggap pun langsung menatap ibu nya dengan kesal.
"Aww... Mom, what are you doing ??" leo langsung menoleh pada mommy nya seraya mengusap lengan nya yang terasa panas karena cubitan yang mommy nya itu berikan.
"Maklum ya jeng, putraku ini memang workaholic. Dia tidak bisa jauh dari ponsel nya.." Nyonya inara semakin merasa tidak enak karena sikap putra nya yang acuh itu. Nyonya inara kembali menatap tajam sang putra seraya memberikan isyarat agar leo tidak bermain ponsel terus.
Dan itu berhasil, leo pun meletakkan ponsel boba nya di atas meja.
"Jeng inara, mari kita menunggu di luar. Biarkan vanya dan leo saling mengenal lebih dekat.."