***++ Harus bijak memilih bacaan ya guys...
Malam panas satu malam ku dengan lelaki asing membuatku tidak bisa lepas dari lelaki itu. Belakang aku tahu ia adalah Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah sakit Mamaku dan kebetulan lelaki itu adalah Dokter yang merawat mamaku. Ia srorang duda yang haus akan hubungan panas di atas ranjang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qolbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 KAU SUKA?
"Ugh!"
aku langsung menggigit ujung bibir bawahnya dengan kasar sampai lelaki itu kesakitan dan melepaskan pegangan tangannya dari pergelangan tanganku dan melepaskan bibirnya dari bibirku. aku melihat setetes darah tampak di ujung bibir yang tadi aku gigit menetes hingga lelaki itu mengusapnya dengan ujung ibujarinya sendiri.
"kau lupa janjimu padaku?"
aku yang saat itu masih terengah-engah dan mengatur nafasku yang memburu karena ulahnya hanya bisa menitihkan air mata. Aku tidak tahu kenapa ia memperlakukanku begitu kejam, aku juga tidak tahu mengapa ia memperlakukanku seperti aku adalah tawanannya padahal saat itu jelas-jelas disampingnya ada seorang wanita yang sudah berstatus sebagai istrinya. Tentunya dia adalah wanita sah yang bisa ia datangi saat ia membutuhkan hubungan panas diatas ranjang.
"aku tidak lupa janji itu tapi mulai malam ini aku bekerja di toko serba ada jadi aku lupa untuk menghubungimu, maafkan aku,"
Aku berusaha untuk mencari alasan agar ia percaya padaku Aku tidak tahu kenapa aku harus mencari alasan seperti itu tapi yang pasti aku tidak ingin merasakan serangan kasarnya di dalam kamar mandi.
"Kau bodoh atau kau benar-benar bodoh! bukankah sejak awal aku sudah memberitahumu kau menjadi wanitaku dan aku akan mencukupi kebutuhanmu Kau hanya perlu berdandan cantik dan memuaskanku diatas ranjang! Kau tidak perlu bersusah payah untuk bekerja kasar dan tidak menghasilkan seperti itu!"
aku mendengarkan setiap ucapan yang ia katakan memang benar apa yang ia katakan tampak begitu menggiurkan bagi semua wanita. di mana ia hanya bermodal ongkang-ongkang kaki dan membuka kedua pahanya saat lelaki itu datang menghampirinya, ia sudah mendapatkan banyak uang. Tapi tetap saja siapa yang akan mau menyandang predikat sebagai wanita simpanan lelaki wanita lain? dan itu pula yang aku rasakan. Aku tidak mau menyandang predikat sebagai wanita perebut lelaki wanita lain.
"Besok... besok aku akan datang padamu, aku janji! malam ini aku sangat lelah... aku mohon..."
Aku berusaha untuk meyakinkan dokter Rafandra agar percaya lagi padaku tapi sepertinya dokter itu tidak percaya dengan apa yang aku katakan.
"5 menit aku tunggu kau di area parkir! jika sampai kau tidak datang. Kau akan tahu apa yang akan aku lakukan lebih menakutkan dari sekedar kematian!"
setelah mengatakan beberapa kata Ia pun kemudian keluar dari kamar mandi tersebut dan pergi begitu saja sedangkan aku saat itu masih lemas di tempat bahkan aku langsung ambruk seketika di dalam kamar mandi itu meskipun tubuhku saat itu Tengah menyandar pada tembok yang ada di belakangku kedua kakiku rasanya lemas dan tidak bertenaga hingga aku terjatuh begitu saja aku tidak menghiraukan ketika salah satu lututku luka lecet karena aku ambruk saat itu.
aku mulai perlahan-lahan berdiri dari keadaanku dan keluar dari dalam kamar mandi itu aku masih melihat mamaku yang tidur lelap aku tidak bisa untuk membangunkannya Aku hanya bisa segera mengambil tas yang berisi dompet dan juga ponsel kemudian keluar dari ruangan itu tidak lupa aku berpesan pada suster yang menjaga mamaku di luar untuk memberitahu jika terjadi sesuatu pada mamaku karena aku pergi ada keperluan mendadak yang tidak bisa aku tinggalkan. suster itu pun seolah sudah biasa mendapatkan keluarga pasien yang demikian dan setelah mendapatkan jawaban dari suster itu aku pun segera pergi menuju ke area parkir rumah sakit untuk menuju ke mobil dokter Rafandra.
dan setelah beberapa saat aku sampai di area parkir rumah sakit aku berusaha mencari keberadaan mobil lelaki itu dan tanpa bersusah payah lelaki itu sendiri yang datang menghampiriku.
aku pun masuk ke dalam mobil tersebut tidak lupa aku mengenakan sabuk pengamatan sebelum mobil itu melaju pergi meninggalkan area parkir rumah sakit dan menuju ke salah satu apartemen yang sudah sangat familiar bagiku karena setiap hari aku juga melewati apartemen tersebut ketika aku pergi ke rumah sakut, apartemen itu tidak jauh dari tempat rumah dokter Rafandra dan juga rumah sakit tempat mamaku dirawat.
aku merasa penasaran kenapa tujuan Lelaki itu bukan ke rumahnya tetapi malah kesebuhan apartemen. tapi aku tidak memiliki pemikiran buruk apapun terhadap dokter Rafandra aku yakin dokter itu bukanlah orang jahat meskipun dia sudah menduakan istrinya. aku malah berpikir mungkin pergi ke apartemen jauh lebih leluasa dibandingkan dengan di rumahnya sendiri karena mungkin di rumahnya istrinya sudah pulang atau mungkin sebaliknya jangan-jangan di apartemen tersebut adalah tempat tinggal yang sesungguhnya yang istri Dokter Rafandra tempati agar wanita itu bisa menghajarku habis-habisan karena menggoda suaminya. Rasa itu mulai berkecamuk menghantui pikiranku, aku menjadi sedikit cemas bahkan ketakutan tapi tidak bisa aku ungkapkan. Bahkan aku bersiap jika sampai kenyataan itu datang padaku.
saat itu aku sudah tidak bisa berpikir yang macam-macam aku seolah hanya bisa mengikuti alur kisah hidupku saja mau dibawa kemanapun oleh lelaki itu aku tidak peduli karena saat itu aku benar-benar sudah lelah karena bekerja.
"Kenapa kau diam saja kenapa kau tidak bertanya padaku Kenapa aku tidak membawamu pulang ke rumah tapi malah belok ke apartemen ini,"
"mungkin di rumah ada istrimu, atau mungkin kau membawaku kemari agar istrimu lebih leluasa untuk melabrak ku,"
saat itu aku benar-benar tidak tahu apa yang aku katakan Aku menjawab ucapan itu begitu saja tanpa memikirkannya dan saat itu aku melirik sekilas lelaki yang ada di sampingku di mana ia tampak begitu terkejut ketika aku mengatakan hal itu padanya.
"Apakah kau mengatakan semua itu karena kau merasa cemburu?"
"terserah mau bagaimana kau menilaiku aku tidak peduli dokter Rafandra!"
dan setelah kita keluar dari dalam mobil kita pun menuju ke lift yang akan membawa kita menuju ke lantai di mana apartemen lelaki itu berada. aku hanya mengikuti kemana lelaki itu pergi karena saat itu jemari tangan dokter Rafandra tengah menggenggam jemari tanganku seolah lelaki itu tidak ingin aku melarikan diri darinya atau pergi dari sisinya.
hingga pintu lift itupun terbuka dan kami keluar dari dalam lift tersebut. lelaki itu mengajakku berjalan menuju ke arah salah satu pintu apartemen dan ia langsung membuka pintu itu dengan cepat menggunakan sidik jarinya.
tidak menunggu waktu lama ia menarikku dengan kasar masuk ke dalam apartemen tersebut sembari menutup pintu apartemennya segera dan ia pun langsung menyerangku dengan ciuman liarnya seolah ia adalah serigala yang kehausan akan daging mangsanya dan terus memagut mengulum hingga kami hanyut dalam intens yang memabukkan. Tanpa terasa pakaianku sudah terlepas begitu saja dan jatuh teronggok tepat dibawah kedua kakiku dan kini aku benar-benar sudah polos tanpa benang penutup di tubuhku.
"Ini adalah apartemenku yang kelak akan menjadi rumahmu dan tempat saat aku membutuhkan tubuhmu,"
aku tidak menghiraukan ucapan lelaki itu yang memenuhi kepalaku yang aku rasakan saat itu tubuhku benar benar melayang hanya karena ujung jemari tangannya yang sudah dengan lincah bermain-main tepat di area inti milikku. Ia tampak menatap wajahku, seolah tengah menikmati ekspresi yang aku perlihatkan padanya.
"Kau suka?"
Entah mengapa aku malah menganggukkan kepala.