Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Berdua Di Apartemen
Bab 17
Reyhan merasa sangat bahagia selama tinggal di rumah mertuanya. Dia diperlakukan dengan baik oleh keluarga istrinya dan tidak dipandang lemah karena tidak bisa melihat. Justru mereka begitu perhatian dan memperlakukan dirinya seperti orang pada umumnya, bukan orang pesakitan.
Hari Minggu ini mereka semua mendatangi acara pembukaan kafe milik Airlangga. Setelah itu pergi ke tempat liburan yang diinginkan oleh putra bungsu pasangan Pak Agung dan Bu Seruni.
Seperti biasa Arumi akan menjadi mata bagi Reyhan. Wanita itu berjalan sambil menggandeng tangan laki-laki itu dan memberi tahu apa saja yang dilihatnya.
Airlangga suka sekali menjahili kakaknya. Dia sering menyuruh mereka berpose mesra ketika di foto. Jika Reyhan bisa melihat, pastinya dia akan terus melihat muka Arumi yang merah merona selama mereka bersenang-senang di wahana itu.
Pasangan Arumi dan Reyhan banyak mencuri perhatian pengunjung lain. Karena keduanya terlihat seperti pasangan yang sangat serasi.
"Kayaknya kalian belum punya foto pernikahan. Kalian pakai saja baju bangsawan Inggris itu, kalau di foto mirip dengan foto prewed," celetuk Airlangga.
"Benarkah itu?" tanya Reyhan.
"Iya, Kak Rey! Kalian mirip raja dan ratu pada era zaman Victorian. Oke banget, pokoknya!" jawab Airlangga.
"Kalau begitu, ayo, foto yang bagus! Kita jadikan ini foto untuk dekorasi nanti di pesta pernikahan," balas Reyhan dengan semangat.
Arumi hanya diam mendengarkan pembicaraan kedua pemuda itu. Diam-diam dia terpesona pada penampilan Reyhan yang terlihat gagah seperti para bangsawan yang dia baca di komik-komik online.
"Peluk yang mesra, Kak!" titah Airlangga dan pasangan suami-istri itu nurut saja.
"Kak Rey, cium kening Kak Arumi!" perintah pemuda itu lagi.
"Kakak, cium pipi suaminya, dong!" Kali ini Airlangga menyuruh kakaknya yang berbuat agresif.
Arumi sejak di mulai sesi pemotretan merasa gugup, malu, dan deg-deg ser. Dia sampai kehilangan fokus dengan keadaan sekitar karena terlalu menaruh perhatian kepada Reyhan.
Mendapatkan titah mencium suaminya, Arumi berjinjit agar tubuhnya lebih tinggi. Dia juga memegang kedua bahu laki-laki itu.
CUP
Arumi mencium bibir Reyhan. Airlangga yang sudah terlanjur menekan tombol foto, akhirnya mengabadikan momen itu. Sementara kedua orang tua mereka yang melihat itu, sampai menganga mulutnya.
Reyhan yang tidak tahu kalau banyak mata sedang menatap ke arahnya. Dia senang ketika mendapat ciuman dari Arumi. Dia menarik pinggang sang istri agar mereka lebih merapat lagi.
"Wah ... wah ... wah, ini nggak bener! Jangan sampai terjadi season dua, lanjutan semalam," ucap Airlangga yang mulai panik.
Reyhan yang tidak tahu situasi saat ini, malah mencium istrinya dengan napsu. Suara teriakan histeris dari kaum wanita yang melihat itu, diabaikan olehnya karena mengira bukan ditujukan kepadanya.
"Woy, jangan main sosor seenaknya! Nyebut ...! Nyebut ...! Ini di luar rumah," teriak Airlangga dari balik kamera.
Arumi adalah orang pertama yang sadar dengan apa yang dilakukan oleh mereka berdua. Dia mendorong tubuh Reyhan dengan kuat karena sang suami memeluknya sangat erat.
"Astaghfirullah," ucap Bu Seruni dan Pak Agung sambil mengelus dada. Keduanya shock melihat kelakuan putri dan menantunya.
"Bisa-bisanya mereka berciuman di tempat umum begini," gerutu Bu Seruni.
"Apa semalam mereka masih belum puas, ya, Bun?" bisik Pak Agung dan mendapatkan cubitan di pinggang dari sang istri.
Setelah sore hari, Reyhan merasa enggan untuk pulang ke rumah. Dia mengajak Arumi apartemen miliknya yang tidak jauh dari gedung kantor perusahaan. Biasanya laki-laki itu suka datang ke sini jika banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan.
"Malam ini kita menginap di sini, kah?" tanya Arumi.
"Iya. Besok pagi-pagi baru kita pulang," jawab Reyhan.
Keduanya duduk di balkon sambil menikmati makan malam. Mereka memesan makanan lewat online karena tidak ada sesuatu yang bisa dimasak.
"Udara malam ini terasa agak hangat. Aku jadi gerah," ucap Reyhan.
"Kita makan dulu, baru mandi," balas Arumi sambil menyuapi Reyhan.
Wanita itu sudah terbiasa menyuapi suaminya, padahal Reyhan sudah bisa makan sendiri mengandalkan insting untuk memasukan sendok atau makanan di tangan ke mulutnya. Laki-laki itu juga sudah keenakan makan disuapi, terlebih jika makan menggunakan tangan Arumi secara langsung. Dia berasa bernostalgia karena sewaktu kecil ibunya suka menyuapi dengan cara seperti itu.
"Mas, besok Senin aku sudah mulai masuk kerja lagi," kata Arumi dengan hati-hati agar suaminya tidak terkejut.
"Kenapa kamu tidak berhenti bekerja saja? Aku memberi kamu uang bulanan yang cukup besar." Reyhan merasa tidak rela istrinya pergi seharian. "Apa gaji kamu lebih besar dari uang bulanan dari aku?"
Arumi terdiam. Dia mana tahu jumlah uang bulanan pemberian dari Reyhan. Karena dia tidak pernah mengecek tabungan khusus untuknya itu.
"Menjadi arsitek itu adalah cita-cita aku sejak dahulu. Selain itu, aku juga bisa menuangkan imajinasi dalam pikiran aku ke dalam sebuah karya," balas Arumi.
"Tapi, sekarang kamu adalah istriku! Sudah sepatutnya kamu menuruti ucapan aku," tukas Reyhan. "Berhenti bekerja. Aku akan kasih uang bulanan dua kali lipat dari gaji atau keuntungan yang biasa kamu dapatkan."
"Mas ...." Mata Arumi berkaca-kaca. Dia tidak mau meninggalkan pekerjaan yang disukainya itu.
"Sudah. Kamu nurut sama aku! Jangan jadi istri durhaka yang suka melawan kepada suami," tutur laki-laki yang memakai kaus oblong sama kolor selutut.
Arumi yang merasa sedih memilih untuk diam daripada keluar kata-kata kasar kepada sang suami. Dia tahu kalau Reyhan itu suka sensitif perasaannya.
"Ini sudah mulai malam. Sebaiknya kita masuk ke dalam!" ajak tukas Arumi sambil beranjak dari tempat duduknya.
Reyhan yang merasa Arumi sedang menahan marah, menahan tangan sang istri. Dia menariknya, lalu terjatuh ke dalam pengakuannya.
Arumi tidak habis pikir dengan Reyhan. Giliran mencium dirinya selalu tepat sasaran. Tidak ada raba-meraba terlebih dahulu, atau meleset ke pipi.
Reyhan memagut mesra bibir Arumi. Dia ingin meredam ke marahan sang istri. Karena cara ini efektif bagi dirinya ketika suasana hati buruk.
Arumi hanya bisa pasrah, menerima sentuhan suaminya. Jika dia melawan saat ini, nanti malah dia yang celaka.
Mereka masuk ke dalam dan mandi bersama. Karena tidak ada baju untuk perempuan, Arumi memakai baju milik Reyhan. Dia menggunakan kaus yang kebesaran di tubuhnya dan celana kolor.
Setelah selesai membersihkan diri, mereka pun beranjak ke tempat tidur. Arumi menyelimuti tubuh Reyhan dengan selimut tipis.
Ketika akan berbaring, tanpa sengaja mata Arumi menangkap sebuah objek yang tidak jauh dari tempat tidur. Perlahan dia mendekatkan mukanya ke sebuah pigura yang hendak melihat atau memeriksanya.
"Aku lihat ada foto seorang wanita di pigura yang ada di nakas dekat ranjang. Siapa dia?" tanya Arumi yang kini menoleh ke arah Reyhan.
***
dia sudah menyakiti Arumi padahal Arumi tulus banget sama Reyhan