WARNING *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA⚠️ ⚠️
Emile adalah seorang mahasiswi yang terpaksa harus menyudahi kuliahnya karena alasan ekonomi dan juga adik kesayangannya yang tengah sakit. Dia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan membiayai pengobatan adiknya yang tak ramah di kantong. Dalam pertemuan yang tak di sengaja dengan bosnya di sebuah bar membuat hidupnya berubah drastis. Ia terjebak dalam sebuah perjanjian kontrak dengan Harry Andreson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk
Malam itu Emile menginap di hotel dan besok siang ia akan langsung di bawa ke rumah Elizabeth. Ya, mereka akan tinggal di sana karena Elizabeth hanya tinggal sendiri dengan dua orang ART nya. Emile merasa lega karena Harry tidak pulang malam itu. Ia bisa leluasa tidur dengan tenangnya.
Sementara Harry tidak pulang, ia tengah berada di club milik Elssad. Sudah ada 5 botol minuman keras di depannya yang ia habiskan sendirian. Daniel selalu memantau bos yang sekaligus sahabatnya itu dengan seksama. karena jika tidak, maka sudah pasti akan banyak wanita-wanita yang menempel pada pria berumur 35 tahun itu.
Walaupun sudah berkepala 3 tapi pesona yang di miliki Harry tidak kalah dengan Daniel yang baru berusia 27 tahun. ya, memang ketampanan seorang Harry Anderson tidak di ragukan lagi. Itulah kenapa, setiap kali ia pergi ke club atau ke khalayak ramai, ia selalu menjadi pusat perhatian terutama oleh para wanita.
"Tuan, kapan kau akan pulang? ini sudah larut malam. istrimu pasti menunggumu." kata Daniel.
"Hei!!!! Diamlah kau, Daniel!! siapa juga yang punya istri. Aku? aku punya istri??? Hahahaha tidak mungkin. Aku tidak punya istri. Dia hanya wanita yang akan melayani hasratku saja, Daniel. Setelah itu aku akan membuangnya seperti wanita-wanita lainnya Hahaha..." ucap Harry yang sudah melantur karena mabuk.
Tiba-tiba saja Harry berdiri dengan sempoyongan yang membuat Daniel langsung sigap memegangi pria itu. Hanya saja, ia di hempasan dengan kasar oleh Harry. Pria itu berjalan dengan sempoyongan dan sering kali menyingkirkan siapapun yang menghalangi jalannya.
Ia menuju ke parkiran dan berusaha membuka mobilnya. Daniel yang melihat itupun langsung saja membantunya. Ketika melihat Harry yang akan duduk di depan, lebih tepatnya ingin menyetir, tentu saja Daniel terkejut dan langsung membawa Harry menuju tempat duduk di sampingnya.
"Kau ini kenapa hah!!! Lepaskan aku!" seru Harry dengan tidak terima.
Setelah berusaha beberapa saat agar supaya Harry tidak menyetir, kini akhirnya Daniel pun hanya bisa pasrah saja. Ia mengencangkan sabuk pengamannya dengan hati yang was-was.
"Harry, biar aku saja. Kau itu mabuk, berbahaya jika kau menyetir dalam keadaan mabuk." kata Daniel.
"Sudahlah kau diam saja, sok pintar!!" kata Harry dengan memaki Daniel.
Benar saja seperti dugaannya. Kejadian beberapa bulan yang lalu pun kembali Daniel rasakan. dimana nyawanya sedang di pertaruhkan. Harry mengendarai mobilnya secara ugal-ugalan. Ia menyalip, memotong jalan, menerobos lampu merah tanpa mengurangi gasnya.
Daniel berteriak pada Harry agar pria itu menepikan mobilnya. Jujur saja rasanya seluruh isi perutnya hampir keluar semua. hanya saja, Harry tidak menanggapi Daniel dan malah semakin menggila. Ia pun hanya bisa pasrah saja dengan nasibnya kali ini.
Harry tertawa kegirangan setelah membuat nyawa Daniel dalam bahaya. Kini, tiba-tiba saja pria itu menginjak remnya secara mendadak yang membuat Daniel terkejut dan kepalanya terbentur. Ia langsung mengumpat kasar pada Harry karena kepalanya mengeluarkan sedikit darah.
Sementara pria itu, ternyata sudah tertidur dengan bersandar di setir mobil. Daniel benar-benar di buat kesal bukan main sehingga dengan sengaja ia memukul kepala Harry dengan kerasnya. Ia memanfaatkan kesempatan itu untuk meluapkan rasa kesalnya. kapan lagi bisa memukul bosnya yang arogan itu jika tidak saat itu.
Setelah itu ia keluar dan memindahkan Harry ke kursi sebelahnya. Kini, ia pun mulai mengambil alih setir dan menuju hotel. Bukan hanya membuat kesal saja, tapi membuat Daniel benar-benar kerepotan. Ia memapah Harry dengan sedikit kewalahan karena tubuh pria itu yang begitu berat.
Sesampainya di hotel, ia menekan bel dan menunggu agak lama. Hingga kemudian pintu terbuka dan menampakkan Emile dengan wajah bantal dan rambut yang berantakan. Daniel yang terkejut pun hanya terpaku saja. Tak di pungkiri jika wajah Emile terlihat begitu segar dan cantik di matanya.
"Tuan, kau kenapa? Dia kenapa?" tanya Emile yang membuat Daniel langsung tersadar dari lamunannya.
Tanpa menjawab apapun, ia pun langsung menerobos masuk membawa Harry dan melemparkannya ke ranjang. Ia menjelaskan kenapa Harry bisa sampai seperti itu, kemudian ia memutuskan untuk langsung pulang.
"Ck, kenapa harus di bawa kesini sih. jika dia tidur di sini, lalu aku tidur dimana? Yang benar saja aku harus mengalah dan tidur di sofa." ucap Emile yang pada akhirnya memindahkan tubuh Harry yang memang sudah tidak sadarkan diri ke sofa.
Ia mengatur nafasnya karena tubuh Harry yang sangat berat. Ia jadi teringat dengan Daniel. Bagaimana kesusahannya pria itu membawa Harry sampai ke kamarnya yang berada di lantai 18. Setelah itu ia segera merebahkan tubuhnya dan melanjutkan tidur yang tertunda tadi.
___________.
Emile membuka matanya ketika merasakan dadanya seperti tertimpa sesuatu yang sangat berat. Ia bahkan merasa kesulitan untuk bernafas. Ia meraba dadanya dan ketika ia melihat apa yang menimpa di dadanya, ternyata itu adalah sebuah tangan kekar.
Spontan ia langsung menyingkirkan tangan itu dan beralih posisi menyamping. Tapi, alangkah terkejutnya lagi ketika ia melihat siapa yang ada tepat di depan wajahnya sekarang. Ya, itu adalah Harry. Entah kapan pria itu tidur di ranjang bersama Emile.
"Hah?? kenapa dia bisa di sini. Bukannya tadi malam dia ada di sofa. Lalu, apa-apaan tangannya tadi. Jangan bilang jika semalaman dia memelukku." kata Emile dengan bergidik ngeri dan langsung mengecek apakah pakaiannya masih lengkap.
Ia bernafas lega ketika semua pakaiannya masih lengkap. Itu artinya tidak ada yang terjadi dengannya semalam.
"Akhhhhh"
Lagi-lagi tangan Harry menimpanya kembali. Emile hanya bisa berdecak kesal saja dan kembali menyingkirkan lagi. saat ia bermaksud ingin bangun dari tidurnya, tiba-tiba saja ia langsung terjatuh lagi karena ada yang menariknya.
"I love you...." ucap Harry dengan lirihnya namun bisa di dengar jelas oleh Emile.
Pria itu mengeratkan pelukannya dan menanamkan wajahnya di ceruk leher Emile. Untuk sesaat, Emile hanya bisa mematung saja mencerna apa yang barusan ia dengar.
Entah kenapa ada perasaan nyaman dan hangat di hatinya dengan posisi mereka yang seperti sekarang. menyadari jika pemikirannya sudah terlampau jauh, Emile pun hanya menggelengkan kepalanya saja dan menepis semua pikiran konyol yang barusan muncul. Ia pun kembali menyingkirkan tangan Harry dan mendorong pria itu agar tidak terlalu dekat dengannya.
Ia menatap wajah teduh pria yang tidur di sampingnya itu sambil mengelus jantungnya yang terasa tidak baik-baik saja.
"Ini tidak baik. tidak, aku tidak bisa seperti ini terus. Aku harus membuat jarak dengannya atau aku akan hancur." ucapnya dengan berlari ke kamar mandi.