NovelToon NovelToon
The Fatalis : Kembalinya Era Kegelapan

The Fatalis : Kembalinya Era Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jack The Writer

Judul: The Fatalis

Nazzares, pemuda dengan mata merah yang dilahirkan untuk memburu raksha, memegang pedang abhiseka sebagai simbol takdirnya. Bersama istrinya, Kandita, yang telah bersamanya sejak usia 15 tahun, mereka menghadapi dunia yang penuh perang, pengkhianatan, dan rahasia yang tak terungkap. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada takdir yang penuh kejutan dan plot twist yang mengubah segalanya.

The Fatalis adalah kisah aksi, intrik, dan pengorbanan yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jack The Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berlatih_sundang majapahit

"zares bantu aku mempersiapkan makan malam, ayah sebentar lagi akan pulang kan?" Ucap kandita sambil menyiapkan makanan.

"Baiklah!" jawab zares.

Kandita dan nazzarres sepulang dari latihan mereka mempersiapkan makan malam untuk abail yang akan segera pulang.

"ini sudah hampir larut malam, lebih baik aku antar kau pulang dulu". Karena hari semakin malam.

"baiklah" jawab kandita.

Zares lalu, mengantar kandita pulang kerumahnya karena hari yang sudah mulai larut malam.

Beberapa saat kemudian..

Ngiikk ncitt ncitt : suara pintu terbuka

"dimana anak anak itu pergi? Ohh waw, sepertinya ini makanan untuku, Baiklah! selamat makan"

Abail yang melihat makanan enak di meja makanya, tidak kuasa menahan rasa lapar dan langsung memakannya dengan lahap.

Suara pintu kembali terdengar setelah abail menghabiskan semua makananya.

"Oww ayah.. kau sudah pulang aku baru saja mengantar kandita pulang" Zares yang melihat ayahnya sudah pulang

"mmmm.. hei kau dan kandita tidak melakukan apapun bukan ketika aku sedang pergi?" Tanya abil sambil tersenyum.

"melakukan apa?" Jawab zares dengan mengerutkan matanya.

"maksudku itu! raww!" abail dengan mengedutkan alisnya beberapa kali.

"mana ada! dasar pak tua mesum" Jawab zares dengan sinis.

"hallaahhh.. cepatlah aku ingin mempunyai cucu" ucap abail sembari membersihkan selilit di giginya.

"haa! usiaku baru menginjak 12 tahun bersabarlah" zarres dengan sedikit emosi menjawab.

"cihh..! Ahoka temerra"

Malam berlalu dengan cepat..

Kukuruyuuuukkkkkkkk

Dipagi yang masih gelap, zarres menuju tempat latihan. dalam perjalanan, zares mencoba mengukur kekuatan teknik mistis bawaanya. dengan, melayangkan batu yang cukup besar didepanya itu.

"Baiklah akan kucoba"

Zarres mengarahkan tanganya ke batu itu. Berkonsentrasi sejenak dan dia pun bisa melakukanya walaupun hanya sebentar.

Wuusssss brrukkk

Dia menjatuhkan batu itu. Karena, merasakan sakit pada tanganya.

"sialan.. ternyata belum cukup, aku harus melatih fisikku lebih keras lagi." Ucap zares yang belum mampu mengontrol kekuatanya.

Pada saat sampai ke tempat latihan zares langsung membuka bajunya dan berlatih fisik dengan porsi yang ditambah. 

"aku harus bertambah kuat secepatnya"

Sementara di pangkalan militer prajurit majapahit..

suara pedang bergemuruh para perajurit dengan tubuh yang besar dan kekar sedang berlatih di pangkalan militer majapahit di bagian timur hutan blora.

"Komandan!, investigasi akan dilakukan besok malam. semuanya sudah siap" ucap sang perajurit

"baiklah, Pastikan semua kondisi prajurit dalam keadaan siap. Aku akan membagi pasukan menjadi empat grup. Dan setiap grup akan didampingi oleh satu seorang fatalis" rencana yang disampaikan guru vitjendra.

"siap komandan. Namun ada berita buruk komandan" sang perajurit mendapatkan kabar.

"apa itu?" jawab sang komandan.

"pasukan elit bayangkara yang ditugaskan menyelidiki portal raksha di area pantai selatan telah diserang oleh segerombolan raksha, dan 3 diantaranya tewas" Sang perajurit melaporkan dengan suara tegas.

"apa katamu? pasukan bayangkara merupakan pasukan elit yang seluruh anggotanya fatalis, bagaimana bisa?" dengan kaget vitjendra mendengar kabar itu

"benar tuan. Namun beruntung sang ratu masalembo mengirim pasukan bantuan, jadi meminimalisir korban lebih banyak" jawab sang perajurit.

Vitjendra yang pusing memikirkan apa yang sedang terjadi satu tahun ini sungguh tidak wajar.

"aku tidak mau kejadian itu terulang lagi" Ucap vitjendra dalam hati

Dia memikirkan insiden 12 tahun lalu yang membunuh teman baiknya Abiseka. Lalu, Vitjendra beranjak pergi dari pangkalan.

"komandan mau kemana?" Tanya sang perajurit karena komandan vitjendra hendak pergi.

"di suasana seperti ini aku harus menenangkan pikiran supaya jernih. Aku ingin mencari tempat yang tenang untuk berpikir" jawab komandan vitjendra yang beranjak pergi.

"baik komandan" sang perajurit menjawab dengan memberi hormat.

Saat ditengah perjalanan dia dihadang oleh juniornya yang merupakan seorang fatalis juga dari ras Orc yang bernama Dhruv

"ada apa dhruv kau menghadang ku?" Tanya komandan vitjendra yang sedikit terganggu karena dihadang oleh Dhruv.

"aku selalu mengawasi mu. Siapa anak manusia yang kau latih selama ini?" Ternyata kapten dhruv selalu mengawasi komandan vitjendra selama ini.

"dia cucuku" jawab vitjendra dengan nada bercanda

"kau seorang elf!" jawab kapten druvh dengan tidak percaya ada seorang elf mempunyai cucu seorang manusia.

"entahlah. Aku menganggapnya begitu, lagian ini bukan urusanmu." Jawab komandan vitjendra dengan lesu.

"Baiklah.. lakukan sesukamu"

Vitjendra pun pergi menuju tempat latihan seperti biasa. Sesampainya dia disana di terkejut sekaligus senang bahwa muridnya sangat semangat menjalani latihan.

Ditempat latihan nazzares sedang berlatih..

Guru Vitjendra telah sampai dan melihat muridnya sedang berlatih.

"zares" Sapa guru vitjendra yang tiba tiba datang.

"guru? kau sudah datang rupanya" zares yang terkejut tiba-tiba gurunya datang.

"aku akan berangkat dalam beberapa hari lagi untuk menyelesaikan misi. Jadi untuk hari itu sampai kedepanya aku tidak bisa mengawasi mu berlatih" guru vitjendra dengan suara tegas.

"aku mengerti guru" jawab zares yang sepertinya menyadari bahwa gurunya sedang melakukan misi penting.

"Untuk sisanya aku akan mengajarkanmu teknik sundang majapahit dan bagaimana kau mengalirkan energi mistis kedalam senjatamu." Ucap vitjendra menjelaskan

"langsung aku praktekan saja gerakan dasarnya. Simak baik baik" Vitjendra yang tidak ingin, membuang waktu, langsung mempraktekanya.

"siap" jawab nazzares dengan semangat.

Guru Vitjendra langsung mempraktikkan gerakan-gerakan dasar Komite Sundang Majapahit dengan sangat luwes. Zarres, yang melihatnya, sangat terkesan dan terpesona dengan gerakan indah bela diri tersebut.

Sekian waktu berlalu guru vitjendra sudah mempraktekanya dari gerakan dasar pertarungan tangan kosong sampai menggunakan senjata.

Setelah selesai menunjukan gerakan..

"aku sudah mempraktekan semuanya. Kau hafalkan, besok kita memulai latihan praktis" Dengan niat mendorong nazzares supaya menjadi lebih kuat.

"baik guru" dengan nada semangat.

"oh ya ini" tiba tiba guru vitjendra mengeluarkan gulungan dari balik jubahnya.

"apa ini guru?" Zares yang sedikit bingung mengapa dia hendak memberikanya sebuah gulungan.

"ini gulungan gerakan beladiri majapahit semua gerakan ku ada semua di kertas itu" jawab sang guru.

"terimakasih guru"

Dari saat itu ia mulai mempraktekkannya dan bertarung langsung dengan vitjendra entah itu dengan tangan kosong atau dengan tongkat kayu kecil untuk latihan berpedangnya berhari hari.

...latihan langsung.....

...hand to hand combat sundang majapahit...

Di tengah hutan Blora, bunyi napas terdengar berat, “haa... haa...”, mengiringi langkah Nazzares yang terus mundur. Tangan kecilnya berusaha menangkis pukulan bertubi-tubi dari Guru Vitjendra.

“Buk! Plak! Dug!” Benturan keras antara tangan dan tubuh terdengar jelas, menyakitkan, tetapi Nazzares tidak menyerah. Ia menyerang dengan gerakan sekuat tenaga, “Whoosh! Buk!”, namun Vitjendra dengan mudah menghindar dan melancarkan serangan balik ke arah bahunya, “Duk!”

Nazzares terhuyung, kedua kakinya goyah, tetapi ia tetap maju. Tangannya yang sudah lelah meluncur dengan pukulan lurus, “Sret!”, namun Vitjendra lagi-lagi menangkap pergelangannya dan memutar tubuh Nazzares hingga jatuh terduduk.

“Buk!” Tubuh kecil Nazzares menghantam tanah. Napasnya semakin berat, keringat mengalir deras di dahinya, menciptakan suara tetesan kecil, “tuk… tuk...”

Ia mencoba bangkit, tapi lututnya gemetar. Saat Vitjendra mendekat, Nazzares mengangkat tangannya, tetapi sebelum ia sempat menyerang, tubuhnya roboh ke tanah dengan napas tersengal.

Vitjendra berdiri diam, menatap Nazzares yang terkapar, lalu berkata singkat, “Cukup untuk hari ini.”

Suara angin kembali terdengar di tengah hening, “woosh…”, mengakhiri latihan brutal itu.

...Latihan langsung.....

...komite sundang majapahit dengan menggunakan pedang kayu...

Nazzares berdiri tegap, pedang kayu digenggam erat di kedua tangannya. Di depannya, Vitjendra memutar pedang kayunya dengan ringan.

“Mulai,” perintah Vitjendra singkat.

Tanpa ragu, Nazzares maju menyerang. Ia mengayunkan pedangnya ke arah tubuh Vitjendra. “Buk!” Serangan itu ditangkis dengan mudah.

“Serang lagi,” kata Vitjendra, menyerang balik dengan gerakan cepat. “Plak! Duk!” Pedangnya menghantam bahu Nazzares, membuatnya terhuyung.

Nazzares menggertakkan giginya dan melanjutkan. Ia mencoba menyerang dari samping, tetapi Vitjendra menghindar dan membalas dengan pukulan ke arah kaki. “Buk!” Nazzares tersandung dan hampir jatuh.

“Jangan hanya menyerang tanpa rencana. Baca gerakanku,” ujar Vitjendra sambil menyerang lagi, kali ini lebih lambat.

Nazzares mencoba menangkis serangan itu. “Trang!” Benturan pedang kayu terdengar keras. Tubuhnya gemetar karena kekuatan Vitjendra.

Serangan demi serangan terus dilancarkan. “Sret! Duk! Plak!” Nazzares mencoba bertahan, tetapi gerakan Vitjendra terlalu cepat. Nafasnya mulai berat, tubuhnya semakin lambat.

Akhirnya, serangan Vitjendra berhasil menjatuhkan pedang kayu Nazzares. Pemuda itu tersungkur di tanah, napasnya terengah-engah.

Vitjendra menurunkan pedangnya. “Cukup untuk hari ini. Kau masih harus memperbaiki teknik mu.”

Nazzares tidak menjawab, hanya mengangguk pelan. Ia tahu ini baru awal dari perjalanan panjangnya.

Dan berlalu lah Sampai guru vitjendra tiba dimana ia menjalankan misi.

Setelah guru vitjendra pergi..

Pagi yang cerah nazzares diminta untuk mencari tanaman obat oleh ayahnya. Dengan ditemani kandita mereka berdua menuju hutan berbekal keranjang besar di gendongan punggung zares.

"bagaimana latihanmu kemarin" ucap kandita sambil membawa kotak dikedua tanganya. Yang dikira zares adalah kotak untuk menyimpan tumbuhan.

"seperti biasa cukup melelahkan, namun sepertinya aku sudah sedikit bertambah kuat" jawab zares dengan tersenyum

"syukurlah.. ini aku ada hadiah untukmu, hari ini ulang tahunmu bukan?" Ucap kandita dengan menjulurkan kotak itu dengan kedua tanganya ke nazzares.

"apa ini?" Jawab zarres sambil menatap wajah kandita.

"buka saja" jawab kandita.

Zares pun membuka kota kayu tersebut dan berisi baju jaitan dari sang kekasih

"waw ini bagus sekali" zares yang senang dengan isi kotak tersebut.

"syukurlah jika kau menyukainya" kandita tersenyum sangat manis.

"terimakasih banyak" jawab zares sambil memeriksa hadiahnya.

"iyah. Pakailah" kandita yang ingin melihat zares memakai hadiah pemberiannya.

Zares membuka kaosnya yang usang dan mulai memakai baju yang diberikan calon istrinya. Namun..?

"eh kenapa kamu meraba raba perutku seperti itu?" Nazzares yang terkejut

"loh badan kamu kok jadi kotak kotak keras begini. Sebentar.. ini satu.. dua.. tiga.." kandita dengan tanganya mencolek colek badan zares.

kandita yang memencet mencet badan zares karena menyadari perubahan badan zares yang menjadi berbentuk karena efek latihan fisik berat selama dua minggu terakhir

"hei.. hentikan itu menggelikan" sambil tertawa zares menyuruh kandita untuk berhenti.

"mmmm.. baiklah"

Mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari tanaman obat. Sampai siang menjelang dia telah mendapatkan semua tanamnya dan kembali pulang.

Setelah pulang..

"ayah.. untuk apa semua tanaman ini" zares dengan heran mengapa ayah menyuruhnya mencari tanaman tanaman tersebut.

"ini untuk pihak pangakalan militer nanti malam tuan vitjendra yang meminta langsung kepadaku. Dan nanti malam akan dijemput oleh pihak militer" jawab abail.

"apakah cukup waktu untuk meraciknya" zares yang ragu kalau akan selesai tepat waktu.

"mereka meminta barang setengah jadi. Dan aku tidak bertanya untuk apa?" Jawab abail yang hanya fokus mengerjakan nya saja.

"oww baiklah"

Setelah itu mereka meracik ramuan tersebut hingga setengah jadi. Sampai saat malam tiba pihak militer datang untuk menjemput ramuan setengah jadi tersebut.

Bersambung...

1
Jihan Hwang
hai... aku mampir.. semangat
yuk mampir juga dinovelku jika berkenan
Achazia_
anakku*
☆White Cygnus☆
seharusnya sehabis ini nama guru vitjendra disebutin, tapi di atas udah disebutin.
☆White Cygnus☆: ya kan belum ditanya, jadi nyebutnya elf dulu, kalo udah ditanya baru dah sebut, sebab udah diperkenalkan namanya.
Mr. J: sama aja kan kak.. wkwk
total 2 replies
☆White Cygnus☆
wkwk... Elf Jawa...
Mr. J: hahaha... lou bayangin broww elf jawa kalok cewek pake kemben agak mlorot.. uhh
total 1 replies
☆White Cygnus☆
jlep jlep jlep ahh yesshh...
☆White Cygnus☆: wkwkw... sfx nya sus...
Mr. J: gak gitu dong wkwk
total 2 replies
Aghni Khoirica
bagus ceritanya
Mr. J: mkasih kak../Pray//Pray//Kiss/
tapi boleh bngt kak kritikanya soalnya temen aku bilang bahasanya kyk ada yang bikin bingung gitu..
total 1 replies
Muhammad Fatih
Kisahnya bikin baper thor, semangat terus menulisnya!
Mr. J: mksh kak 💪
total 1 replies
valeria la gachatuber
Nggak bosan-bosan deh baca karyamu thor, semoga semakin sukses! ❤️
Mr. J: 🤗👍 mkasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!