Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Supermarket
"Tidak perlu, hari ini kamu bekerja sampai di jam ini saja," balas Javier dengan pandangan yang tetap fokus ke jalan. Dalam hatinya Emma bersorak, akhirnya ia bisa bersantai di rumah hari ini.
Emma lalu memberitahu Javier alamat rumahnya.
"Pak saya turun disini saja..," ujar Emma. Javier menghentikan mobilnya tepat di depan supermarket.
"Bukankah alamat rumahmu masih di depan? kenapa kamu turun disini?" tanya Javier bingung. Sepengetahuannya alamat rumah yang disebutkan Emma masih berjarak sekitar 500 meter dari posisi mereka saat ini.
"Kebetulan hari ini saya mau belanja kebutuhan dapur Pak, daripada bolak-balik lebih baik saya turun disini saja," pungkas Emma.
"Pak terimakasih atas tumpangannya," ujar Emma.
"Kak, kami mau ikut kakak ke dalam.." ucap Leon menahan tangan Emma saat ingin turun dari mobil.
"Eh..,tapi___"
"Dad..., boleh ya," pinta Lucio pada Javier.
"Tidak bisa, kita harus pulang sekarang," ujar Javier menolak.
"Daddy jahat....daddy memang tidak sayang kami..." rengek Lucio.
"Huh...,baiklah... baiklah," Javier akhirnya mengizinkannya.
"Ayo kak kita turun," ucap Lucio senang. Mereka akhirnya turun dari mobil.
"Daddy ikut juga?" tanya Leon.
"Hmm..., cepatlah jangan banyak tanya sebelum daddy berubah pikiran," ujar Javier datar.
Emma berjalan mengambil salah satu troli yang ada di depan supermarket, ketiga pria itu mengikuti Emma dari belakang.
"Biar saya yang membawanya," ujar Javier mengambil alih troli dari tangan Emma. Meskipun awalnya Emma segan, tapi Javier tetap bersikeras.
Emma berjalan menuju rak barisan makanan dam minuman. Emma mengambil beberapa minuman kaleng dan memasukkannya ke dalam troli.
"Kak yang ini.." ucap Leon menunjukkan susu kaleng.
"Oke..ambil 5" jawab Emma. Leon langsung mengambilnya dan memasukkannya kedalam troli.
Sekarang mereka berada di rak makanan. Leon dan Lucio tampaknya senang ikut memilih-milih.
"Leon dan Cio mau makanan apa, ayo dipilih. Kakak akan mentraktir kalian," ujar Emma.
"Terima kasih kak," ucap Leon dan Lucio senang. Lalu berlari kesana kemari untuk mengambil makanan yang mereka suka.
"Sudah kak," ucap Leon.
Javier yang ada disana sejak tadi hanya diam mengamati interaksi putranya dengan sekretarisnya itu. Javier senang, putra-putranya bisa dekat dengan Emma.
Emma mengajak mereka untuk memilih beberapa buah dan juga kebutuhan dapur lainnya. Jika orang melihat mereka, pasti mereka mengira keempat orang itu adalah suami istri dan anak yang sangat bahagia.
Setelah semua kebutuhan dibeli, Emma berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaannya.
Saat Emma ingin memberikan kartu atmnya, Javier menahannya dan memberikan kartunya pada kasir.
"Pakai kartuku saja..," ucap Javier.
"Pak, tapi__"
"Tidak ada penolakan," pungkas Javier membuat penjaga kasir menatap Emma dan Javier bergantian. Andai ia punya kekasih seperti pria didepannya. Ia akan belanja-belanja tiap hari.
Javier mengantar Emma hingga ke depan rumahnya. Awalnya Emma menolak tapi seperti biasa, Javier memaksanya.
"Pak, terimakasih ya sudah mengantar dan membayar belanjaan saya," ujar Emma.
"Apa kalian tidak ingin mampir dulu, sebagai ucapan terimakasih saya membuat makanan untuk kalian," ujar Emma.
"Really...? dad, ayo dong. Kami belum makan siang sejak tadi," ujar Leon. Emma juga menyadari jika dirinya belum makan siang sejak tadi. Pantas saja perutnya sejak tadi berbunyi. Javier mengangguk lalu turun dari mobil. Emma lalu membawa masuk semua belanjaannya.
"Pak silahkan duduk dulu, saya akan buatkan minuman dingin sebentar," ujar Emma lalu pergi ke dapur.
Tak lama kemudian Emma kembali membawa nampan berisi minuman dan makanan. Emma menghidangkannya di meja sofa. " Ayo silahkan diminum," tukas Emma.
"Kakak masak dulu, kalian masih sabar kan menunggunya. Kakak masaknya sebentar kok," ujar Emma pada si kembar lalu dibalas oleh anggukan.
# jangan lupa kasih like, rate, hadiah dan votenya . trims.
buat author semangat nulis nya