NovelToon NovelToon
MUSUH Tapi MENITIPKAN BENIH

MUSUH Tapi MENITIPKAN BENIH

Status: tamat
Genre:Tamat / Angst / Romansa / Penyesalan Suami / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:9.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Pansy Miracle

Jessica Adams harus mengalami hukuman selama enam tahun lamanya di dalam penjara karena dianggap lalai dalam mengemudi mobil, hingga menyebabkan seorang model bernama Natasha Linzky meninggal dunia.

Kekasih Natasha, Axel Ray Smith, menaruh dendam luar biasa hingga memaksakan sebuah pernikahan dengannya yang saat itu dalam keadaan lumpuh. Siksaan tubuh dan jiwa menyebabkan Jessica akhirnya mengalami trauma dan depresi, bahkan Axel menceraikannya dan membuangnya begitu saja tanpa mempedulikannya.

Namun yang tidak diketahui oleh Axel adalah bahwa ia telah menitipkan benihnya pada seorang wanita yang ia anggap sebagai musuhnya. Apakah masih ada benang merah yang mengikat keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TAK CURIGA

Kepala Jessica terasa sakit pagi ini. Ia bahkan tak ingin bangkit dari tempat tidur. Saat Gia masuk ke dalam kamar dan ingin membuka tirai jendela, Jessica menghalanginya.

“Aunty, jangan buka tirainya,” kata Jessica.

“Ada apa, sayang? Apa kamu masih ingin tidur?” tanya Gia.

“Tidak. Aku hanya ingin memejamkan mata karena kepalaku sakit sekali,” jawab Jessica.

“Mommy akan memanggil dokter.”

“Tak perlu, Mom. Sepertinya aku hanya kurang tidur saja,” kata Jessica tak ingin membuat Gia kuatir.

Namun tiba-tiba Jessica merasa mual dan perutnya seakan diaduk-aduk. Ia langsung bangkit dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi. Hampir saja ia terjatuh karena rasa sakit di kepalanya semakin berdengung ketika ia bangkit tiba-tiba.

“Hati-hati, sayang.”

Jessica menumpahkan semua isi perutnya, hingga hanya tersisa cairan bening saja. Gia sangat tahu apa yang terjadi, ia langsung membantu menantunya itu dengan memijat tengkuknya perlahan.

“Mommy akan memanggilkam dokter, okay. Jangan menolak.”

Setelah membantu Jessica kembali ke tempat tidur, Gia pun menghubungi seorang dokter kandungan yang ia kenal di kota itu. Pintu terbuka dan menampakkan sosok seorang pelayan yang membawakan sarapan pagi untuk Jessica.

“Makanlah dulu,” kata Gia sambil memegang mangkuk dan menyuapi Jessica, “Ayo buka mulutmu.”

Melihat hal ini, membuat Jessica rasanya ingin menangis. Tak pernah ia mendapatkan perhatian seorang Mommy selama hidupnya. Bahkan saat ia sakit, ia tak dipedulikan sama sekali. Ia malah disuruh mengerjakan ini dan itu, karena dianggap hanya mencari alasan agar tidak bekerja.

“Hei ada apa, sayang?” tanya Gia.

“Apa aku boleh egois? Bolehkah jika aku ingin memilikimu untukku saja?” pinta Jessica.

“Kamu sudah memilikiku, sayang. Aku akan selalu menjadi Mommy bagimu.”

Hangat, itulah yang dirasakan oleh Jessica di dalam pelukan Gia. Bahkan rasa mual dan sakit kepalanya seperti hilang setelah dipeluk oleh Gia.

“Ayo kita makan lagi,” Gia kembali menyuapi Jessica dengan semangkuk bubur hangat yang dimasak dengan daging cincang dan beberapa jenis sayuran.

**

“Bagaimana hasilnya?” tanya Axel yang sudah tak sabar.

“Sesuai perkiraanku,” jawab Win.

Axel menatap Win, tak percaya bahwa selama ini dirinya juga telah diracuni oleh Eric secara diam-diam.

“Tapi dosis yang ia berikan padamu tak terlalu banyak. Sepertinya ia tak ingin ada yang curiga, dan membuat kamu seperti gila secara perlahan dengan alasan kehilangan kekasihmu. Itulah yang kupikirkan.”

“Sebaiknya kamu memeriksakan kondisi kesehatanmu dengan melakukan medical check up segera,” lanjut Win.

“Baiklah, aku akan melakukannya. Tapi …”

“Aku yang akan mengatasinya.”

Axel akhirnya pergi ke rumah sakit untuk melakukan check up, sementara Eric dibuat sedikit sibuk oleh Win dengan banyaknya pertanyaan yang ia ajukam mengenai pekerjaan yang harus ia selesaikan.

Dari sana, Win mempelajari sifat dan sikap Eric. Cukup banyak yang ia dapatkan, membuat dirinya juga berhati-hati setiap berbicara dengan asisten pribadi Axel itu.

“Apa masih ada lagi yang ingin kamu tanyakan?” tanya Eric.

“Tak ada, terima kasih atas semua penjelasan yang kamu berikan,” jawab Win. Ia menyudahi semua pertanyaannya setelah mendapat pesan singkat dari Axel bahwa ia telah selesai melakukan medical check up dan dalam perjalanan ke rumah.

**

“Hamil?”

Jessica memegang perutnya seakan tak percaya bahwa di dalam perutnya kini ada benih yang merupakan milik Axel. Ingin berteriak? Sangat. Ingin menangis? Namun air mata tak luruh ke pipinya.

Ia mulai berpikir apa yang harus ia lakukan dengan benih yang ditinggalkan oleh Axel di dalam perutnya. Apa ia harus menggugurkannya? Tidak!

Aku tak akan seperti Mommy yang pergi begitu saja meninggalkanku dengan Daddy. - batin Jessica.

“Mommy ada bersamamu di sini,” kata Gia sambil memegang bahu Jessica dengan kedua tangannya.

“Aunty … aku hamil,” kata Jessica.

“Ya, kamu hamil. Kamu akan menjadi seorang Mommy dan Mommy akan menjadi seorang Grandma.”

Melihat Gia yang tampak begitu bahagia, rasanya tak mungkin jika saat ini Jessica menangis. Ia tak ingin mengecewakan Gia yang telah begitu baik padanya. Ia tak pernah mendapatkan kasih sayang seperti ini dari siapa pun.

“Aunty senang?” tanya Jessica.

“Sangat senang sekali,” jawab Gia. Meskipun ia sudah tahu sejak sebelum merek bertemu, tapi Gia ingin Jessica tahu bahwa ia sangat senang akan memiliki seorang cucu.

Jessica pun tersenyum tipis. Ia melanjutkan makan paginya dengan ditemani oleh Gia. Saat selesai dan Gia keluar untuk membawa nampan berisi mangkuk kosong itu, Jessica terdiam sendiri sambil mengelus perutnya.

“Mommy akan menjagamu, sayang. Tak ada siapa pun yang akan mengambilmu dari Mommy dan tak akan ada siapa pun yang bisa menyakitimu,” gumam Jessica.

**

Axel masih satu tempat tinggal dengan Eric. Hal itu tak mungkin diubah karena Eric tentu akan curiga. Namun, Axel telah menyiapkan sebuah apartemen khusus untuk dirinya sendiri. Saat ini, Win turut tinggal bersama mereka karena Win dianggap sebagai pengganti Jimmy.

Makan malam telah tersedia di atas meja. Axel menoleh ke arah Win dan bertanya dengan matanya, apakah ia harus memakan makanan yang ada di hadapannya.

“Silakan dimakan, Tuan,” kata Eric yang kemudian ikut duduk di sana.

Win menganggukkan kepalanya karena rasanya tak mungkin jika Eric meletakkan obat depresi di dalam makanan tersebut, apalagi ia turut makan bersama dengan Axel. Tak mungkin Eric mencelakai dirinya sendiri.

“Terima kasih, Ric,” kata Axel sebelum mengambil beberapa makanan yang ada di atas meja.

Saat makan malam berjalan setengahnya, Axel pun membuka percakapan.

“Ric, bisakah kamu menggantikanku untuk bertemu dengan Tuan Park? Aku merasa sedikit kurang enak badan. Aku akan beristirahat di rumah saja besok,” kata Axel.

“Apakah ansa ingin saya menunda pertemuan itu saja, Tuan? Pasalnya Tuan Park ingin berbicara langsung pada anda tentang pelaksanaan proyek itu. Saya hanya tak ingin Tuan Park kecewa jika tak bisa bertemu lagi dengan anda,” ujar Eric.

“Apa tidak masalah jika menundanya? Kepalaku sedikit sakit, sepertinya aku kelelahan.”

“Tidak masalah, Tuan. Nanti aku akan membicarakan masalah ini dengan asisten Tuan Park,” kata Eric.

“Kalau begitu tunda saja sampai minggu depan. Aku akan mempelajari kembali proyek itu lusa.” Kata Axel, “Kalau begitu, aku akan kembali ke kamar tidur saja.”

Axel pun bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan meja makan. Ia memang merasakan kepalanya sedikit pusing, mungkin karena ia terlalu banyak pikiran belakangan ini.

Setelah makan malam selesai, pelayan pun membereskannya. Win memperhatikan bahwa Eric makan sangat sedikit sekali, bahkan tak menyentuh minumannya. Win pun mulai berpikir bahwa Eric telah mencampurkan sesuatu.

Dengan menggunakan kertas kecil yang ia bawa, ia memeriksa makanan dan minuman milik Axel dengan cepat, begitu pula dengan miliknya.

Ia bahkan mencampur makanannya sendiri dengan obat, hanya agar Axel tak curiga dan memakannya. Siallann!!! Aku kecolongan! - batin Win.

🌹🌹🌹

1
Aras Diana
Luar biasa
Abd Kadir Taha
biarin si axel salah paham,bikin dia cemburu. dan lebih baik jimmy dan jesica di jodohkan! biar penderitaan jesica terbalaskan.
Abd Kadir Taha
semoga jimmy yang akan menjadi malaikat penyelamat untuk jesica
Ana Rusliana
Luar biasa
Sulis Tyawati
win awasss dad Axel mengejarmu
Sulis Tyawati
rasakan kamu Ryu nyesal bgt kan, nangis darah lah kamu
Sulis Tyawati
nah lho rasakan Ryu, Vanilla ingin melupakan mu
Sulis Tyawati
tr nangis darah Ryu pas tau kalo Vanilla yg donorin ginjalnya buat Ryu
Sulis Tyawati
tuh kan Vanilla yg jd pendonor halah thor2,,,
Sulis Tyawati
jgn sampai y thor tr Vanilla yg jd pendonor ginjal buat Ryu
Sulis Tyawati
kapok Ryu itu karma karena keserakahan nya. tr yg donorin ginjalnya dri keluarga Smit,,, hadehhh
Sulis Tyawati
Vanilla pura2 amnesia
Sulis Tyawati
hadehhh capek bacanya, terlalu byk tokoh. emg benar2 sinetron
Yuli Yanti: tpi msh tetap d'bca y
total 1 replies
Sulis Tyawati
Vanilla selamat, jgn kembali Vanilla. biar Ryu depresi karena kesalahannya
Sulis Tyawati
kapok kamu Vanilla,, rasakan jebakan Ryu.
Sulis Tyawati
sinetron
Sulis Tyawati
jgn ikut teman2mu Vanilla. kamu akan celaka nanti. Ryu pasti bakal menjebakmu
Sulis Tyawati
kan sdh ketebak, keluarga Vanilla yg d inginkan Ryu yg g tau diri itu. sebentar lagi bakal nyesal kamu Ryu. othor konfliknya kok sama sih dg Axel salah faham
Sulis Tyawati
kok jd sinetron bgt sih thor, kasian Vanilla
Sulis Tyawati
kalo sampe Vanilla tanya apa yg d mau Ryu, pasti bakal minta Vanilla pergi dri keluarga itu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!