Seorang gadis 24 tahun, seorang guru SD berparas cantik dan selalu berpakaian tertutup, tanpa sengaja menemukan seorang gadis kecil yang sedang menangis di pinggir jalan.
"Mama...!"
Gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan Mama, membuatnya terkejut dan kebingungan. Ia tak mengenal anak itu sama sekali.
Meski begitu, gadis kecil itu bersikeras memintanya untuk membawanya pergi bersama. Penampilannya tidak menunjukkan bahwa ia anak terlantar. Lantas, siapa sebenarnya gadis kecil ini? Apa rahasia di balik pertemuan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa Lega
"Terima kasih," ucap Shaka, ini kedua kalinya Shaka berterima kasih pada seseorang dan itu adalah Khyra, di depan Shaka sudah tersedia beberapa hidangan makanan yang di buat Khyra, selain aromanya yang enak, dari kelihatannya juga enak dan menggiurkan.
"Kalau begitu saya izin membawa Lea ke kamar, silahkan tuan menikmati makanannya," ucap Khyra segera menggendong Lea, Khyra meninggal ruang tengah dan berjalan menuju lift untuk membawanya ke lantai tiga.
"Lagi-lagi dia berusaha pergi, membuatku harus makan sendiri," gumam Shaka.
Shaka sendiri masih belum mengetahui perasaannya, entah perasaan apa yang ia miliki, yang pasti dia tertarik dengan Khyra. Shaka tertarik dengan Khyra yang berbeda dari semua wanita. Gadis yang begitu sopan, anggun, dan selalu membantu siapa saja. Meskipun Khyra gadis dengan penampilan tertutup namun bukankah itu cara dia menutupi keindahannya.
Shaka terdiam sebentar setelah mencicipi makanan yang di buat Khyra, benar-benar enak, ia kembali mencoba makanan lainnya, dan semuanya enak, makanan yang terlihat sederhana namun rasanya sangat enak. Menurut Shaka, masakan Khyra lebih enak di banding Koki pribadi Virendra.
Drrtt.., tiba-tiba ponsel Shaka berdering, ia segera mengambilnya di dalam saku jas yang terletak di dalam. Shaka melihat panggilan dari Aland, ia langsung menekan tombol penghubung.
"Saya sudah memeriksa semua cctv, ada satu, anda harus melihatnya langsung." ucap Aland dari sebrang sana.
Shaka membuka pesan dan melihat gambar yang dikirim Aland, terlihat gambar wanita dari belakang dan seorang pria yang menggunakan topi. Jelas wajah kedua orang itu tidak dapat di lihat, namun Shaka dapat menebak wanita itu adalah Bella. Gambar menunjukkan Bella memberikan kartu akses kantor Shaka ke pada pria itu.
"Gambar ini di ambil dari cctv lantai 3 pada tanggal 15." jelas Aland.
Dapat di simpulkan bahwa Bella adalah pengkhianat perusahaan, memberikan kartu akses kantor Shaka tiga hari sebelum menghilangnya dokumen. Yang berarti mereka sudah merencanakan ini dari jauh hari.
"Pantau wanita itu dari jauh, perintahkan seseorang di belakangnya, kita harus mengambil langkah pelan untuk mengkait pelaku." perintah Shaka.
"Baik Pak."
"Bagaimana dengan kasus yang aku suruh selediki?" tanya Shaka kembali membahas tentang kasus Khyra yang sebelumnya ia perintahkan untuk mencari tahu pelaku di balik kasus itu.
"Maaf Pak, kasus ini terjadi 3 tahun lalu jadi sangat susah untuk mendapatkan pelakunya, tapi saya usahakan akan mendapatkannya." jawab Aland. Memang benar kasus Khyra ini sangat susah untuk di selidiki lebih jauh, karena selalu ada saja akses yang tertutup, entah siapa yang menutupnya.
"Baiklah," ucap Shaka kemudian mematikan teleponnya, ia tidak mungkin memaksa sekertaris nya melaporkan hasil penyelidikannya secepat mungkin karena Shaka juga tahu bahwa kasus Khyra tiga tahu lalu itu akan sulit terkuak.
"Sial.. " pekik Shaka melihat makanya sudah dingin, padahal baru sedikit yang dia makan. Shaka tipe orang membenci makanan jika sudah dingin, namun karena ini adalah buatan Khyra ia harus menghabiskan semuanya. "Untungnya masi enak," batin Shaka. Kemudian kembali menyantap makanan buatan Khyra.
Setelah makanan Shaka habis ia memutuskan untuk mandi, menyegarkan diri terlebih dahulu setelah itu kembali ke perusahaan. Ia tidak bisa membuang banyak waktu, pekerjaannya sangat banyak, apa lagi dia harus mengurus proyek lainnya. Memang inilah dia, tempat sepenuhnya bukan di rumah. Shaka biasa tidak kembali ke kediaman karena pekerjaan.
***
"Mamah.. bagaimana kabar ayah?" tanya Lea, pertanyaan pertama yang dia lontarkan ketika bangun.
Khyra yang tengah sibuk menilai kertas ujian menoleh ke Lea, gadis kecil itu terus mengucek matanya. Terlihat jelas kalau dia baru selesai menangis, meskipun Lea terlihat tidak peduli pada ayahnya, namun ternyata dia sangat peduli, entah apa yang membuatnya bersikap acuh pada ayahnya sendiri ketika bertemu.
"Iya, ayah Lea sekarang sudah kembali sehat, apa Lea mau ketemu ayah?" tanya Khyra.
"Oh, baguslah.." balas Lea kembali acuh, ia kembali membaringkan tubuhnya sambil memeluk boneka beruang pemberian Khyra.
"Loh.. Kok malah tidur? Gak mau ketemu Ayah dulu?" tanya Khyra kembali memastikan,
"Gak, Lea mau tidur lagi," balas Lea, perkataannya sangat berbeda dengan hatinya, yang dimana hatinya mengatakan sangat ingin melihat ayahnya. Namun, ada juga rasa tidak ingin bertemu. Yang pasti, Lea sudah cukup merasa lega mendengar ayahnya sudah sembuh.
"Tidak boleh.." Khyra bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Lea.
"Lea tidak boleh tidur lagi, sekarang sudah jam 4, Lea harus mandi dan bertemu ayah," ucap Khyra sembari membangunkan Lea kembali.
"Lea mau tidur mama.." ucap Lea bersembunyi ke dalam selimutnya. Khyra tersenyum, ia tahu kalau gadis kecil di hadapannya ini merasa malu mengakui dirinya kalau sangat ingin bertemu dengan ayahnya.
"Serius Lea tidak mau bangun?" ucap Khyra merencanakan sesuatu agar Lea bangun.
Lea tidak memberikan respon dan terus bersembunyi di balik selimutnya. "Serius nih..? Mama gelitik nih, kalau Lea tidak mau bangun," ucap Khyra lagi, tangannya sudah siap untuk menerjang perut kecil Lea.
"Lea mau tidur mama, please.." ucap Lea dari balik selimut. Khyra hanya tersenyum jahat dan memulai menggelitik perut kecil Lea.
"Mamah.. Haha... jangan mama.." teriak Lea yang tengah menggeliat akibat Khyra yang terus menggelitik nya.
"Ayo bangun.. Putri kecil.." ucap Khyra masih menggelitik Lea.
"I.. Iya.. Haha.. Le.. Lea akan bangun, haha.." ucap Lea sudah tidak dapat menahan rasa geli di perutnya.
Cek'lek
Mata Khyra tertuju pada Shaka yang telah membuka pintu kamar. Setelan jas nya sudah berubah dari sebelumnya, ia terlihat segar, padahal beberapa jam lalu ia terlihat tak berdaya, Alhamdulillah untungnya sekarang Shaka kembali sehat.
"Apa putri ku belum bangun?" ucap Shaka, membuat Lea kaget mendengarnya dari balik selimut, karena ini adalah pertama kalinya Shaka mengucapkan 'Putriku' di tambah suaranya yang lembut.
"Oh.. Jadi belum bangun?" tanya Shaka lagi, Khyra segera pindah dari kasur Lea, memberikan peluang untuk Shaka bersama putrinya.
Shaka duduk tepat di samping Lea, sedangkan Lea masih sembunyi di dalam selimutnya, pipi chubby nya memerah karena semakin malu.
"Apa putriku memang malas bangun ya?" canda Shaka. Seketika membuat Lea bangun.
"TIDAK!! Lea sudah bangun!" ucap Lea. Shaka dan Khyra tersenyum melihat wajah Lea memerah karena malu. Gadis kecil itu terlihat sangat menggemaskan.
Lea tertunduk setelah melihat ayahnya sekilas, tidak lama kemudian air matanya menetes kembali. Shaka yang melihat air mata Lea menetes ke selimut, menjadi khawatir.
"Ada apa? Kenapa putri ayah menangis?" tanya Shaka panik, seketika Shaka bingung akan berbuat apa untuk menenangkan Lea.
Lea menangis karena merasa terharu melihat ayahnya kembali sehat, pada saat Lea melihat Shaka ambruk dan tidak berdaya Lea sangat khawatir dan takut, karena itu juga adalah yang pertama kalinya dia melihat ayahnya dalam kondisi seperti itu.
"Khem.." Khyra berdehem dengan suara kecil mencoba memberikan Shaka kode, untungnya Shaka sangat peka, Shaka melihat Khyra dengan wajah penuh tanda tanya.
"Peluk.. Peluk..," ucap Khyra tanpa suara sambil memberikan isyarat melalui tangannya. Khyra memberikan Shaka kode agar segera memeluk Lea.
Shaka menaikkan alisnya, dan kemudian paham akan maksud kode dari Khyra. Khyra lagi-lagi tersenyum ketika melihat Shaka memeluk tubuh kecil putrinya.
"Ayah.. Hiks.. Hiks.." tangisan Lea semakin pecah sambil memeluk tubuh Shaka, ada perbedaan tubuh ketika Lea memeluk Khyra dan Shaka, saat Lea memeluk Khyra tangannya masih bisa memeluk dengan erat meskipun tidak sepenuhnya, namun sekarang dia tidak bisa memeluk tubuh ayahnya dengan erat, karena tubuh Shaka sangat besar.