Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Belum Ada Kesempatan Bicara
Jangan lupa tinggalkan LIKE dibawah !
………………………………………………………
"Argghhhh....sayang." Arya terkulai lemas diatas tubuh Vita, istrinya. Selimut yang teronggok jatuh dibawah ranjang, pakaian yang berserakan sembarang tempat, menjadi saksi betapa dahsyat dan panas pergumulan yang terjadi.
Keringat bercucuran dipunggung Arya yang polos. Hembusan AC dalam kamar kalah dengan udara panas yang mereka ciptakan. Arya membenamkan wajah diceruk leher sang istri, terpejam meresapi sisa-sisa kenikmatan yang masih menjalar ditubuhnya.
5 menit berlalu...Arya bangun meraih selimut untuk menutupi tubuh polos keduanya, tak lupa membersihkan dulu dengan tisu sisa-sisa cairan surga dunia.
"Mas...bisa kita bicara ?" tanya Vita sambil membenamkan wajah didada Arya dan memeluknya.
"Ssttt...jangan bicarakan apapun malam ini...kita tidur." jawab Arya balas memeluk istrinya dengan erat.
Bercinta sungguh bisa mengobati segala kegelisahan, keletihan, kekesalan...
Bercinta menciptakan ketenangan, kebahagiaan, kedamaian...
*****
Selama tiga hari ini mereka jalani seperti biasanya. Rutinitas berangkat kerja ke kantor masing-masing, anak dititipkan ke mama Rita.
"Den Arya...bapak undur pamit. Mohon maaf jika selama bekerja banyak membuat kesalahan." ujar Pak Wahyu yang duduk berhadapan dengan Arya dikursi ruang tamu.
Ini adalah sabtu sore, hari terakhir Pak Wahyu memegang kemudi mobil majikannya.
"Huffttt...saya sebetulnya berat pak...tapi saya tidak bisa memaksa menahan bapak. Saya sangat-sangat berterima kasih, bapak sudah menemani dari saya kecil sampai dewasa. Maafkan saya juga jika selama ini ada kata-kata yang menyakitkan bapak." Hening sesaat...keduanya terdiam saling meresapi kesedihan dan keharuan yang tercipta.
"Ini ada sedikit rejeki sebagai pesangon untuk bapak, jumlahnya tak seberapa dibanding nilai loyalitas bapak selama ini..." Arya menyodorkan amplop coklat ke tangan Pak Wahyu.
"Terima kasih den...bantuan aden ke keluarga bapak selama ini juga sungguh nilainya tak terhingga. Gaji yang bapak terima melebihi gaji sopir pada umumnya. Sangat jarang ada orang sebaik den Arya." ujar Pak Wahyu tampak tulus memberikan pujian.
"Kalau begitu bapak permisi...semoga silaturahmi ini tidak putus. Aden kapan-kapan kalau perlu bantuan bisa hubungi bapak ya..." Pak Wahyu bangkit dari duduknya menyalami Arya.
Arya menerima uluran tangan Pak Wahyu dan memeluknya erat. Mereka berpelukan cukup lama sambil saling menepuk punggung. Sungguh, siapapun yang melihatnya akan menangis terharu. Pak Wahyu mengabdi begitu lama, seumur usia Arya. Wajar perpisahan ini begitu menyesakkan dada.
"Oh ya...kalau saya kapan-kapan nitipin lagi anak ke Andina boleh pak ?" tanya Arya didepan pintu sebelum Pak Wahyu menaiki motornya.
"Tentu boleh den...aden hubungi Andina aja,dia suka cerita kalau seneng banget ngajak main den kecil. Oh hampir lupa, salamnya ya sama Pak Robby dan Bu Rita."
"Assalamualaikum..." ujar Pak Wahyu
Arya menganggukkan kepalanya. "Waalaikumsalam."
******
30 menit berlalu, Vita sudah tiba dirumah. Ia melihat suaminya termenung dibalkon kamar. "Kenapa mas..." tanya Vita sambil memeluk pinggang Arya.
"Hufftt... Pak Wahyu sudah pamitan tadi...aku merasa kehilangan. Kamu tau sendiri, kita begitu dekat..." ujar Arya dengan wajah sedih.
"Iya aku tau...siapa nanti gantinya mas ?" tanya Vita.
"Belum kepikiran...sementara aku nyetir sendiri aja." "Aku mandi dulu...siapin baju ganti ya.." ujar Arya sambil berjalan ke arah kamar mandi.
Duh kenapa sampai sekarang belum juga ada kesempatan bicara. Keluh Vita dalam hatinya.
**************
BERSAMBUNG
Sempat baca ..sukses selalu ya teh sehat & semakin banyak karya” mu yang masuk rangking 🤲