Karina mengusap airmatanya yang sejak tadi dia tahan tangisan Karina pecah saat mendengar Dipta suami yang dia cintai tidak menginginkan keturunannya lahir dari rahim Karina.
Selama ini Karina dibohongi dengan kata manis Dipta yang menyuruh Karina menunda kehamilannya karena dia masih ingin menikmati kebersamaan dengan Karina.
Kenyataan yang Karina lihat hari ini Dipta suaminya sangat bahagia dengan kehamilan istri keduanya..Hati karina benar benar hancur melihat semua ini.
Dan yang lebih menyakitkan dengan lantangnya Gina istri muda Dipta mengatakan kalau Dipta tidak menginginkan anak yang lahir dari Karina didepan tamu undangan yang hadir.
Akankah Karina sanggup melanjutkan pernikahan yang sudah ternoda ini?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 Safira Naura Darmawan
Nyonya Prasetya hanya bisa menahan marahnya menghadapi anaknya yang sangat keras kepala ini, Nyonya Lia sangat kewalahan menghadapi tingkah putri tunggalnya ini, semua kesalahan mereka berdua yang terlalu memanjakan Gina dari kecil semua kemauannya selalu dituruti.
“kamu jangan egois Gina, putri kamu sangat cantik kamu harus bersukur” kata Nyonya Lia pada putrinya itu, Gina hanya diam mendengar semua nasehat kedua orangtuanya
“Gina harus bagaimana ma?” sahut Gina.
“kalian masih muda, masih banyak kesempatan” ucap Tuan Prasetya
Tuan Prasetya capek mendengar perdebatan istri dan anaknya itu, ingin rasanya dia memarahi putrinya, tapi dia juga sadar kalau sekarang Gina baru melahirkan. Dia tidak akan menambah beban pikiran lagi untuk anaknya itu dengan kemarahannya.
“sudahlah mah, beri Gina kesempatan untuk istirahat dia baru saja habis melahirkan ” Lerai tuan prasetya supaya istrinya berhenti untuk berdebat dengan anaknya itu.
Nyonya Lia pun berhenti memberikan nasehat untuk Gina, diapun menyuruh putrinya untuk istirahat, Gina merebahkan badannya di ranjang pasien, Nyonya Lia menghampiri suaminya.
“pah , bagaimana dengan cucu kita pa, mama cemas dengan keadaan Gina saat ini” ucap Nyonya Lia sambil matanya melihat Gina yang sedang tidur.
“kita harus memberikan dukungan untuk Gina jangan sampai banyak pikiran nanti drop tidak bagus nanti untuk ASI nya, papa berfikir apa Gina kita bawa ke kediaman kita saja agar dia lebih tenang “ usul Tuan Prasetya pada istrinya.
“Mama setuju pa, untuk sementara Gina dikediaman kita, mama khawatir kalau disana Gina tidak nyaman, papa nanti bicara dengan Dipta biar untuk sementara mereka tinggal di kediaman kita” Nyonya Lia sangat setuju dengan usulan suaminya.
“nanti papa bicara dengan Dipta, semoga dia setuju dengan usulan kita, ini buat kebaikan Gina dan mama bisa membantu merawat cucu kita” tukas tuan Prasetya, Nyonya Lia mengangguk setuju.
Dipta yang sedang beristirahat di mobilnya sekarang sedang melamun, dia bingung apa yang akan dia lakukan sekarang. Sikap egois Gina membikin kepalanya pusing belum lagi keluarganya.
Azka sudah pergi dari rumah sakit karena banyak pekerjaan hari ini yang harus dikerjakan, dia menggantikan semua pekerjaan Dipta dan ada beberapa yang di reschedule lagi, Bella sudah membuat jadwal ulang untuk atasannya itu.
Setelah cukup beristirahat Dipta kembali ke ruangan istrinya yang saat ini sedang istirahat, sebelum itu Dipta pergi melihat anaknya keruang bayi yang tidak jauh dari ruangan istrinya saat ini. Dipta masuk dan melihat putrinya yang saat ini sedang tidur nyenyak.
“cantiknya papa, kamu harus kuat nak papa akan menjaga kamu, jangan khawatir kamu akan sembuh sayang”. gumam Dipta dalam hatinya, setelah itu Dipta berjalan masuk kedalam ruangan istrinya dirawat, Disana masih ada mertuanya yang masih setia menemani anaknya.
Melihat kedatangan Dipta, Tuan Prasetya mencoba untuk mengajaknya bicara, Nyonya Lia memberikan senyum tipis nya ketika Dipta menyapanya.
“Duduk nak Dipta papa mau bicara” sapa tuan Prasetya pada Dipta
“Putri kalian belum dikasih nama, papa mau dengar siapa nama cucu papa itu?” tanya Tuan Prasetya sambil berusaha mencairkan suasana yang terasa canggung.
“Safira pa..Safira Naura Darmawan pah, itu nama putri kami…”. jawab Dipta menyebutkan nama putrinya sambil tersenyum tipis.
“nama yang bagus, secantik putri kalian, Safira Naura Darmawan” ucap Tuan Prasetya.
“Safira Naura Darmawan ‘batu permata yang indah memberikan cahaya’ semoga kehidupan Safira memberikan cahaya untuk orang disekelilingnya” doa Dipta untuk putrinya.
“amiiinn ……” Sahut tuan Prasetya dan Nyonya Lia mengamini doa yang diucapkan Dipta tadi.
“Dipta sebelum nya papa minta maaf kalau permintaan papa ini membuat kamu tidak nyaman” kata tuan Prasetya pada menantunya itu, Dipta menatap pada mertuanya itu menunggu apa yang akan dikatakannya.
“papa berencana untuk membawa Gina pulang ke kediaman kami untuk sementara”. Terang Tuan Prasetya. Dipta sedikit termenung mendengar keinginan mertuanya itu, lalu tuan prasetya menjelaskan semuanya.
Dia mengerti maksud dari keinginan mertuanya itu, kalau Gina di kediaman tuan Prasetya mungkin bisa membuat Gina lebih nyaman tinggal dengan disana, ada Nyonya Lia yang akan menemani Gina.
Tuan Prasetya dan Nyonya lia berharap Dipta setuju dengan usulan mereka, cukup lama Dipta terdiam sambil menimbang baik buruk untuk semuanya. Dipta juga teringat dalam waktu dekat ini akan sering keluar kota dalam waktu yang agak lama.
“oke pah , Dipta setuju untuk sementara kami akan tinggal di sana, mudah mudahan dengan tinggal disana Gina bisa merasa lebih baik” Dipta memutuskan menerima keinginan mertuanya itu.
Dipta sudah mempertimbangkan semuanya, karena kerjaanya yang sangat banyak saat ini ditambah ada beberapa pekerjaan yang dia harus turun langsung kelapangan, itu akan membuat dia sibuk bisa jadi waktunya untuk Gina dan anaknya akan sedikit.
“terima kasih nak, sudah mengizinkan kami merawat Gina dan Safira pasca melahirkan” Nyonya Lia sangat senang dengan Keputusan Dipta.
“iya mah sama sama, dipta juga terima kasih mama mau membantu merawat Gina dan Safira untuk sementara” balas Dipta.
Tuan Prasetya dan Nyonya Lia akhirnya pamit untuk pulang karena hari sudah sore, berjanji besok pagi Nyonya Lia datang untuk menemani Gina.
Setelah kepulangan kedua mertuanya Dipta merebahkan sejenak badannya di sofa, melepaskan lelahnya memejamkan sejenak matanya tidak lama pun dia tertidur. Gina sudah bangun dari tidurnya karena kedatangan dokter Tari dan datang memeriksa keadaannya pasca melahirkan.
Dipta mendengar suara yang cukup ramai dikamar tersebut terjaga dari tidur nya segera berdiri menyapa dokter Tari yang sedang berbincang dengan Gina.
Mendengar keterangan dari dokter Tari membuat Gina sedikit merasa tenang, Setelah membersihkan dirinya dengan dibantu oleh Suster sekarang Gina sedang menyusui putrinya. Gina sedikit tenang saat ini.
“nama putri cantik nya siapa Tuan Dipta” Tanya dokter Tari tersenyum melihat putri Dipta yang sangat kehausan sekarang menyusu dengan rakusnya.
“Safira Naura Darmawan nama putri kami, batu permata yang indah yang membawa kebahagiaan” jawab Dipta yang juga sedang menatap kearah Safira yang dalam gendongan Gina.
“nama yang bagus sekali Tuan Dipta ” Ucap dokter Tari, setelah selesai Safira pun di bawa keruang bayi lagi.
“terima kasih dokter” ucap Dipta pada Dokter Tari
“Bagaimana keadaan istri dan anak saya dok, kapan bisa pulang” tanya Dipta memastikan kapan anak dan istrinya bisa pulang setelah melahirkan, agar tuan prasetya bisa mempersiapkan dikediaman mereka.
“Keadaan mereka berdua baik, tuan Dipta paling 2 hari lagi sudah bisa pulang” jawab Dokter Tari sambil tersenyum.
“terima kasih Dokter” balas Dipta
“mari tuan Dipta saya permisi dulu” pamit dokter Tari pada Dipta yang terlihat senang saat ini.
Setelah dokter Tari dan suster nya keluar dari ruangan perawatan Gina, sekarang suami istri itu tinggal berdua mereka diam membisu sibuk dengan pikiran masing masing,