Li Meiyin adalah gadis modern yang memasuki sebuah novel , hidup kedalam tubuh seseorang yatim piatu dengan nama yang sama ,dan ditemani oleh sistem multifungsi.
WARNING ada ****** ****** nya!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part. 20
Selamat membaca guys ❤️ 🐸 ❤️ ❤️ 🐸
*****
Saat fang jiayi melangkah ke dalam rumah, dia melihat Meiyin sedang bersantai.
"Kakak ipar, cepatlah mandi. Setelah itu, mari kita jelajahi kesenangan di luar."
Fang jiayi tertawa mendengar perkataan adik iparnya. Namun, dia merasa lega karena Li Meiyin tampak tidak terganggu dengan perilaku mantan keluarga nya.
"Baiklah, tunggu sebentar."
Setelah beberapa waktu, fang jiayi sudah selesai mandi dan menaruh Bao yu di atas ubin. Bao yu sangat patuh, dia bermain dengan boneka kayu dan kelinci kecil nya.
Fang jiayi terkejut melihat Li Meiyin mengenakan semua perhiasan dari Xiang Jun. "Mengapa kamu mengenakan semua itu, Meiyin?"
"Tentu saja untuk menunjuk kan kepada mantan kerabat di luar sana, Kak," jawab Li Meiyin sambil mengangkat liontin yang dikenakannya.
"Oh, kenapa baru sekarang kakak melihat kalung itu?"
"Ini Kak Gu yang memberikan nya ketika aku berkunjung ke rumahnya dulu," ujar Li Meiyin berbohong, sebenarnya dia memakai baju dengan kerah tinggi karena ada bekas ciuman Xiang Jun di leher nya.
"Oh." Fang jiayi hanya menjawab singkat.
"Sudahlah, ayo berangkat, Kak. Bao yu, kamu tetap di sini sebentar ya." Li Meiyin mencium nya.
"baik bibi."
Li Meiyin dan fang jiayi membuka gerbang, kemudian mereka melangkah menuju Li xiulin.
"Lihatlah ini, anak muda yang tidak menghormati orang tua," ujar Jingme dengan nada dramatis.
Li kiajia segera menoleh pada Li Meiyin, dia melihat Li Meiyin yang mengenakan banyak perhiasan. Ia juga mengenakan pakaian yang modis. Li kiajia merasa sangat iri melihat penampilan Li Meiyin.
“meiyin.” Li kiajia cepat mendekati Li Meiyin, namun saat ingin menggenggam tangan nya, Li Meiyin menjauh.
Li kiajia terkejut karena Li Meiyin begitu terang terangan menunjukkan sikap nya.
Li kiajia berpura-pura sedih dan bertanya, "Meiyin, mengapa kamu berbuat seperti itu? Apakah aku telah berbuat salah padamu?" Dia berharap warga yang menonton berpikir bahwa Li Meiyin bersikap tidak baik.
"Kiajia, apakah kamu tidak enak badan?” tanya Li Meiyin.
"Tidak, aku baik-baik saja, Meiyin," balas Li kiajia dengan suara lembut.
“Tapi mengapa aku melihatmu seperti orang yang menahan sakit perut?” Li Meiyin menjawab dengan santai.
“Fffftttt.” Seorang bibi terdengar menahan tawanya.
“Gadis Meiyin ini sangat menghibur sekali.”
“Lihatlah wajah gadis itu, langsung berwarna merah.”
Li kiajia mengepal tangan nya, ia merasa sangat ingin mencabik-cabik Li Meiyin
“meiyin, bibi mendengar bahwa kamu baru saja bertunangan,” Jingme langsung menyerang Li Meiyin, karena ia menganggap Li Meiyin adalah gadis yang naïf.
“Ya,” jawab Li Meiyin dengan singkat.
''Bibi juga mendengar bahwa kamu menerima mas kawin yang sangat banyak "
"Seperti itulah, bibi." Dia menjawab sambil berpura- pura menyelipkan rambut ke belakang telinga, berharap bibi nya melihat perhiasan yang dia kenakan.
Mata Jingme bersinar dengan tamak saat memandang semua perhiasan Li Meiyin.
"Li Meiyin, bibi berniat baik, biarkan bibi yang menyimpan semuanya. Kamu bisa percayakan barang berharga kamu pada bibimu, jangan mempercayakan barang berharga kepada orang lain." Jingme melirik fang jiayi saat mengatakan ‘orang lain.’
"Apa maksud bibi?" Li Meiyin berpura-pura tertarik pada ucapan Jingme.
"Akan berbahaya untukmu menggunakan banyak perhiasan. Biarkan bibi yang menyimpannya, sementara saudarimu Hongzhi bekerja di komune, jadi pinjamkan sepeda yang kamu miliki kepada nya. Dan sekarang, saudarimu kiajia juga sibuk menjahit pakaian, jadi berikan juga mesin jahit mu untuk dipinjam." Jingme berbicara dengan lancar dan tanpa rasa malu.
"Apakah bibi sudah puas berbicara? Jika belum, silakan lanjut, kami akan mendengarkan semua ucapannya dengan sabar." Li Meiyin menyindir.
"Apa yang kau maksud?"
"Bibi yang kamu sebut orang lain ini adalah orang yang lebih menyayangi ku di banding kan mereka yang mengaku memiliki hubungan darah denganku."
"Dia berjuang bersama kakakku untuk membiayai pendidikan ku, lalu apa yang kau katakan sebelumnya, membiarkanmu menyimpan barang berharga milikku? Meminjamkan sepeda dan mesin jahitku? Oh jangan bercanda bibi, tidak tahu malu itu ada batasnya. "Cibir Li Meiyin panjang lebar.
"Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu kepada bibimu Meiyin?" teriak Li Hongji.
"Dia bukan bibiku."
"Meiyin."
"CUKUP JANGAN TINGGIKAN SUARAMU PADA SAYA LI HONGJI." Ia mengangkat telapak tangannya ke arah Li Hongji.
"Saya masih ingat bagaimana keluargamu memutuskan hubungan dengan kami setelah ayah kami meninggal, lalu kalian mengambil semua tabungan keluarga saya." Li Meiyin menunjuk wajah Li Hongji.
Wajah Li Hongji memerah menahan kemarahan.
"Lalu saya ingat, ketika ibuku sakit, kakakku meminta pinjaman untuk biaya pengobatan, apakah kalian mau meminjamkan uang? TIDAK, KALIAN JUSTRU MENGHINA KAMI." Seru Li Meiyin dengan penuh emosi. Air matanya mengalir deras.
Warga di sekitar terkejut mendengar fakta tentang keluarga Li xiulin.
"Sungguh kerabat yang kejam."
"Benar, mereka benar-benar menjijikkan."
"Tidak tahu malu."
Wajah Jingme tampak pucat saat mendengar bisikan orang-orang. Betapa Li Meiyin bisa mengungkapkan semua ini di depan banyak orang.
"Meiyin, ayah dan ibuku tidak mungkin melakukan hal seperti itu." Li kiajia mencoba melindungi keluarganya.
"Oh ya, tetapi saya masih sangat ingat dengan jelas, kau dan kakakmu juga mengambil barang-barang saya dan milik kakakku. Bagaimana kalian dulu meski masih kecil, sudah memiliki sikap yang tidak tahu malu." Ujar Li Meiyin.
"Tidak, aku tidak." Li kiajia tertegun.
"Benarkan dugaanku, kalau gadis itu mirip dengan ibunya yang tak tahu malu." Bibi yang tinggal di sebelah rumah Li Meiyin menggerutu.
"Dari wajahnya saja sudah terlihat munafik. Aku tidak ingin memiliki menantu sepertinya."
"Dia berpura-pura manis di sini." Bibi lainnya menjawab dengan ekspresi jijik di wajahnya.
Li kiajia tak menyangka situasinya akan menjadi seperti ini, niatnya adalah agar orang-orang berpikir keluarga Li xiulin tidak baik. Namun, Li Meiyin justru mengungkap semua tindakan keluarganya di masa lalu.
"Diam kau, Li Meiyin." Li Hongzhi berteriak dengan marah.
"Kau yang seharusnya diam, Hongzhi ,dasar beban keluarga." Ujar Li Meiyin mengejek.
Karena sifat Li Hongzhi yang kasar dan mudah marah, emosinya segera terpicu. "Aku akan menghajar mu." Li Hongzhi langsung berusaha memukul Li Meiyin.
Melihat saudarinya dalam bahaya, Li xiulin segera berusaha melindunginya, tetapi sebelum dia sempat mendekat, dia sudah melihat saudarinya menendang perut Li Hongzhi.
Li Hongzhi terjatuh sambil mengerang kesakitan.
"Hongzhi." Li Hongji dan Jingme berlari menghampiri anak mereka.
"Meiyin, kenapa kau memukul saudaramu?" tanya Jingme dengan marah.
"Bangkitlah, Hongzhi, lawan aku. Jangan jadi pengecut." tantang Li Meiyin, mengabaikan teguran Jingme.
Hongzhi merasa terhina mendengar kata-kata Li Meiyin, dan segera bangkit. Ketika dia berusaha memukul Li Meiyin, sekali lagi dia yang lebih dulu dipukul. Kali ini, Li Meiyin meninju wajah Li Hongzhi.
"Xiulin, cepat hentikan Meiyin." Jingme sangat panik melihat anaknya diserang oleh Li Meiyin.
Sementara itu, Li xiulin hanya diam dan membiarkan saudarinya terus memukul Li Hongzhi.
"Maafkan aku Meiyin, tolong jangan pukul lagi." Li Hongzhi berteriak kesakitan.
Li Meiyin pun segera menghentikan serangannya terhadap Li Hongzhi.
"Bagaimana mungkin seorang gadis bersikap begitu kasar?" Li Hongji menegur sembari membantu Li Hongzhi.
"Apakah paman juga ingin mengalami hal yang sama seperti Hongzhi?" Ujar Li Meiyin menantang dan mengejek pamannya.
Melihat Li Hongzhi tergeletak lemah, Li Hongji merasa cemas.
"Meiyin, kau sangat kejam, kau benar-benar hantu jahat." Jingme menunjuk Li Meiyin.
"Benar, bibi, aku memang hantu jahat yang siap mencekik mu." Li Meiyin berpura-pura akan mencekik.
"Sekarang pergi dari sini, aku tidak ingin melihat wajah kalian lagi ke depannya."ucap Li Meiyin mengusir.
"Jika kalian masih mencari masalah, mungkin kakakku hanya akan menyerang laki-laki, tetapi aku tidak akan membeda-bedakan."
Li Hongji dan Jingme cepat-cepat membantu Li Hongzhi untuk pergi, dan diikuti oleh Li kiajia.
"Saya minta maaf karena harus memperlihatkan kekacauan keluarga kami kepada para paman dan bibi." Li Meiyin membungkuk kepada warga yang menyaksikan keributan itu.
"Tidak apa-apa, Meiyin, kau juga sangat hebat bisa memberi pelajaran pada keluarga mantan pamanmu yang tidak tahu malu itu." Ucap bibi di sebelah.
"Ya bibi, mereka dulu sering mengganggu aku dan kakakku, jadi aku hanya membalasnya kali ini."
"Lebih baik kamu dan keluargamu tetap waspada terhadap keluarga pamanmu itu." Bibi itu menasihati.
Li Meiyin mengangguk patuh. Beruntung semua orang tidak menganggapnya sebagai gadis yang kasar.
Setelah itu, Li xiulin mengajak keluarganya untuk masuk, sambil menepuk lembut kepala adiknya.
*****
Terima kasih sudah membaca guys ❤️🐸❤️❤️
tetap semangat terus