Dinda pus pita sari adalah seorang wanita kupu kupu malam, yang terkenal dikalangan pria hidung belang.
tarif yang diberikan sangat fantastis, sekali kencan bisa buat beli mobil Fortuner. tapi sesuai hukum alam semua orang pasti memiliki pasangan.
sama hal nya Dinda, yang terserang virus cinta, kepada pemuda yang bernama Azzam , dia hanya seorang SANTRI pengabdi dalem sang guru .
"aku hanya seorang santri biasa Din. tidak akan mampu membiayai kamu, apa yang kau sukai dari ku"
bagaimana kah kelanjutan kisah cinta dinda?
apa kah orang tua Azzam akan setuju?
ayo ikuti terus cerita nya...
jika anda suka dengan cerita nya jangan lupa succerep, like, share dan komentar nya
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hima Al palembangi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
matahari mulai tengelam hati Lina masih terasa sakit dan terlihat dia murung di kamar nya, dengan deraian air mata yang terus membasahi pipi nya
Desi yang dari tadi menemani hanyut dalam kesedihan Lina dia juga ikut menangis, sambil menasehati mbk nya
"sudah lah mbk Lina semua sudah terjadi, kita bisa apa ucap Desi sambil mengusap air mata nya
"tapi Des sakit hati ini jawab Lina
"iya mbk tapi bagaimana lagi, itu jalan yang dia pilih ucap Desi
"tapi.. Kenapa dia tidak jujur pada ku apa kurang ku untuk nya ucap Lina penyesalan
Tono lelaki yang Lina cintai apa pun sudah diberikan bahkan diri nya pun sudah diserah kan, tapi entah kenapa Tono seperti itu
"iya mbk, mbk tidak salah dan mas Tono juga tidak salah mungkin dia memiliki alasan tersendiri ucap Desi
"alasan apa lagi Des, paling aku sudah tidak perawan lagi dan hanya seorang penghibur jadi dia seenak nya saja bantah Lina panjang kali lebar kali tinggi pokok nya
"jangan bilang begitu mbk semua sudah ada ketentuan masing masing, mungkin dia bukan yang terbaik untuk mbak mencoba menasehati Desi kepada Lina
"sudah lah Des aku sekarang pasrah saja capek aku, semua memnag lelaki bereng sek ucap Lina dengan amarah
"jangan gitu mbk tidak semua lelaki begitu, contoh nya ayah kita mbk mencoba menyadarkan Desi
"iya Des aku rindu sama mendiang ayah dan ibu, andai mereka masih hidup mungkin kita tidak seperti ini Des ucap Lina
"semua sudah takdir mbk, ucap Desi dengan air mata yang mengalir deras
Mereka berdua hanyut dalam penyesalan dan rindu akan pelukan orang tua mereka
Sedang diluar sudah mulai ramai pengunjung, beberapa pengunjung mencari Lina dan Desi. sedang Lina dan Desi mendengar kan panggilan yang mencari nya, akan tetapi Lina dan Desi diam saja dalam kamar nya
Dinda bingung mencari kedua mbk nya kesana kemari tapi tetap tidak ketemu. Bahkan ditelpon nya ,tapi nomor ponsel mereka semua tidak aktif. Dichat hanya centang satu
Dinda lalu duduk disofa berdiam sambil memikirkan kemana pergi nya dia mbk nya, lalu pikiran Dinda tertuju pada satu kamar yang belakang
Dinda menghampiri pintu itu lalu mencoba membuka nya, dan ternyata didalam nya tidak ada seseorang pun,
Dinda semakin bingung dan benar benar bingung, kemana pergi nya kedua mbk nya
Dinda melangkah menghampiri ibunya yang sedang santai di sofa rumah nya
"buk tahu mbk Lina dan mbk Desi ucap Dinda yang berdiri di samping ibuk nya
"emang kenapa Din? Tanya ibu nya
"dikamar nya tidak ada saya cari kemana mana tidak ada buk ucap Dinda kawatir dan bingung terlihat betul. Dari raut wajah dan expresi nya
"tadi ibuk lihat dia sedang didapur ucap ibu Hasanah santai
"yang bener buk
"iya kamu lihat saja sana ucap ibu nya santai
Tanpa banyak debat dan tanya Dinda langsung menuju kedapur, lagi lagi didapur tidak ada
"Bu.... Teriak Dinda.....
tidak ada gitu Lo buk ucap Dinda sambil menunjuk kearah dapur.
"kenapa kamu malah sibuk sendiri Din, kan dia sudah besar ucap ibu nya
"tapi dia dari tadi menangis buk, jangan jangan dia kabur buk ucap Dinda terlalu kawatir .
Memang Dinda tahu jika Lina dan Desi menangis dari tadi, dan Dinda tidak sempat untuk pertanyaan langsung pada Lina
"coba kamu cek lagi di kamar nya, aku mau keluar dulu Din titah ibu nya santai
ibu nya langsung beranjak dari duduknya dan perlu lewat pintu depan, Dinda hanya terdiam dan berjalan kembali kearah kamar Lina dan Desi.
Lagi lagi kamar Lina dan Desi kosong, dan berantakan sekali, Dinda menarik nafas dan menghembus kan kasar, dia benar benar bingung dengan keadaan yang seperti saat ini
Langkah kaki Dinda terhenti di sofa cafe, dia putus kan untuk duduk sambil memegangi kening nya. Memutar otak nya mencari sudut mana yang belum dia datangi
"Hay cantik
seketika Dinda kaget dengan suara yang menyapa nya dengan lembut dan senyuman yang manis
"ih.... Bikin orang jantungan saja kamu ini om.
ucap Dinda dengan menatap ketampanan lelaki itu
"mikir apa Lo cantik ucap lelaki itu sambil duduk disamping Dinda
"tidak apa apa om Arif, biasa cewek mencoba tersenyum Dinda dan berbicara santai
"kenapa apa tidak ada uang? Tanya Arif
"ah... Kalau itu iya biasa om tersenyum Dinda kearah Arif
"ohh...... ini uang mau sambil mengambil uang di saku nya Arif melihat kan kepada Dinda
"ahhhh banyak sekali om, untuk ku kah tanya Dinda keheranan sambil memegang uang itu
"iya lah sayang dengan mencium kening Dinda dan memberikan semua uang ratusan itu kepada Dinda
"tapi aku mintak kamu layani malam ini bagaimana sayang tanya Arif sambil meraba daerah sensitif Dinda
Dinda sejenak terdiam menunduk kan kepalanya, sedang tangan Arif terus berjalan di daerah intim nya
"kenapa kamu diam sayang, tanya Arif sambil mencium leher dinda