Di balik kehidupan mereka yang penuh bahaya dan ketegangan sebagai anggota organisasi rahasia, Alya, Alyss, Akira, dan Asahi terjebak dalam hubungan rumit yang dibalut dengan rahasia masa lalu. Alya, si kembar yang pendiam namun tajam, dan Alyss, yang ceria serta spontan, tak pernah menyangka bahwa kehidupan mereka akan berubah drastis setelah bertemu Akira dan Asahi, sepupu yang memimpin di tengah kekacauan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azky Lyss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Latih tanding
Suatu sore yang cerah, suasana di markas mereka dipenuhi semangat. Hari itu adalah hari latih tanding antara Akira dan Asahi di ruang latihan yang dilengkapi dengan teknologi canggih. Ruangan itu dilengkapi dengan berbagai alat simulasi dan perangkat pelatihan terbaru yang memungkinkan mereka berlatih dengan aman sambil meningkatkan keterampilan tempur.
“Siap untuk menghadapiku?” tanya Akira, sambil mengatur beberapa perangkat virtual yang akan digunakan untuk latihan.
“Siap! Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang bisa aku lakukan,” jawab Asahi dengan penuh semangat, matanya bersinar penuh tantangan. Dia sudah tidak sabar untuk menguji kemampuan bertarungnya.
Alya dan Alyss, yang sedang menyiapkan kamera untuk merekam latihan, ikut bersorak. “Ayo, tunjukkan siapa yang terbaik!” seru Alyss, bersemangat.
Setelah mempersiapkan alat pelindung, Akira dan Asahi berdiri di pusat ruangan, masing-masing bersiap untuk memulai. “Ingat, ini hanya latihan. Jangan terlalu keras,” Akira memperingatkan, meskipun dia sendiri tidak sabar untuk melihat sejauh mana kemampuan Asahi.
“Jangan khawatir! Aku akan memberi semua yang aku punya!” jawab Asahi, tidak menghiraukan peringatan itu. Dia sudah siap untuk menunjukkan kemampuannya.
Dengan isyarat dari Alya, pertarungan dimulai. Ruangan segera diubah menjadi arena simulasi, dengan sistem virtual yang menciptakan lingkungan yang berbeda-beda. Mereka bisa berlatih di berbagai medan tempur, dari kota yang ramai hingga hutan lebat.
Akira segera mengeluarkan tekniknya yang halus dan terampil, berusaha mengecoh Asahi. Namun, Asahi tidak tinggal diam. Dia melawan balik dengan semangatnya yang membara, menggunakan gaya bertarung yang lebih agresif.
“Lihat! Aku tidak akan membiarkanmu mengalahkanku!” Asahi menerjang ke arah Akira, mencoba melancarkan serangan bertubi-tubi.
Akira dengan cepat menghindar dan merespons dengan serangan balik. “Jangan terbawa emosi! Fokus!” teriaknya, berusaha memberikan pelajaran pada Asahi sambil tetap bertarung.
Sementara itu, Alya dan Alyss mengamati dari sisi. “Wow, lihat bagaimana Akira mengendalikan situasi,” komentar Alya. “Dia benar-benar tahu apa yang dia lakukan.”
“Ya, tetapi Asahi juga menunjukkan perkembangan yang luar biasa! Dia berani mengambil risiko,” tambah Alyss, bersorak untuk teman mereka.
Pertarungan berlangsung sengit, dengan serangan dan pertahanan yang saling beradu. Asahi mulai mengadaptasi taktiknya, memanfaatkan teknologi yang ada untuk melacak gerakan Akira dan merespons dengan cepat.
“Bagus! Kau mulai memahami ritmenya!” puji Akira. “Tetapi jangan terlalu cepat! Gunakan semua alat yang ada di sini!”
Asahi segera menggunakan perangkat simulasi yang memancarkan cahaya untuk membingungkan Akira sejenak, dan melancarkan serangan mendadak. “Sekarang!” teriak Asahi, mengerahkan semua kekuatan yang dimilikinya.
Akira terkejut tetapi segera pulih dan melakukan gerakan evasif. “Tidak buruk, tetapi aku masih bisa lebih baik!” balasnya, sebelum melancarkan serangan balasan yang cepat dan terarah.
Setelah beberapa menit bertarung, keduanya terlihat kelelahan tetapi puas. Mereka berdua saling menghormati satu sama lain sebagai lawan. Akira menatap Asahi dengan bangga. “Kau telah meningkatkan kemampuanmu dengan pesat. Aku bisa merasakan semangatmu.”
Asahi tersenyum lebar. “Terima kasih, tetapi aku masih memiliki banyak hal yang harus dipelajari darimu. Pertandingan ini sangat menyenangkan!”
Mereka berdua kemudian mengambil napas sejenak, duduk di pinggir ruang latihan. Alya dan Alyss mendekat, membawa minuman untuk mereka. “Kalian luar biasa! Pertarungan tadi sangat seru!” puji Alyss, mengacungkan botol airnya.
“Bukan apa-apa! Kita harus melakukannya lagi lain kali,” kata Asahi sambil meneguk airnya, masih bersemangat.
“Dan jangan lupa, kita harus mencari tantangan baru juga. Sepertinya kita bisa mengundang anggota lain untuk ikut berlatih,” usul Akira, bersemangat dengan ide tersebut.
Mereka pun merencanakan sesi latihan lanjutan, dengan semangat dan kebersamaan yang semakin kuat. Selesai berlatih, mereka memutuskan untuk bersantai sejenak dan menikmati waktu bersama.
Malam itu, setelah latihan, mereka berkumpul di ruang santai. Dengan game console yang sudah disiapkan, mereka kembali bersenang-senang. “Bagaimana kalau kita bertanding lagi, tapi kali ini di video game?” saran Alyss.
Asahi dengan cepat menyetujuinya. “Aku akan mengalahkan kalian semua! Saatnya membuktikan siapa yang terkuat!”
Tawa dan kebahagiaan mengisi ruangan saat mereka beralih dari latihan fisik ke pertempuran virtual. Keseimbangan antara latihan dan kesenangan menjadikan mereka semakin dekat, tidak hanya sebagai teman, tetapi juga sebagai keluarga. Momen-momen seperti itu mengingatkan mereka bahwa meskipun tantangan selalu ada, kebersamaan adalah hal terpenting dalam hidup mereka.
Terua semangat Author
Jangan lupa mampir 💜