"Lalu bagaimana dengan aku mas? bagaimana dengan pernikahan kita?" Lirih nya dengan suara yang hampir tercekat.
"Kita akan tetap seperti ini sayang, mas mencintaimu."
"Tidak, ceraikan aku, menikahlah dengan dia."
"Aku hanya menginginkan seorang anak, kamu tidak bisa memberikan nya," Ucap nya dengan nada tinggi.
"Kamu menuduh aku mandul mas? Tega kamu mas..." Lirih Aira, ia sudah tidak tahan lagi menahan tangis nya.
Aira Putri Renjana sudah menikah selama lima tahun, namun setelah lima tahun pernikahan ia masih belum memiliki keturunan.
Kehidupan rumah tangga yang bahagia selama lima tahun itu, harus hancur karena tiba tiba, sang suami yang ia cintai membawa dan langsung memperkenal kan istri kedua nya yang sedang mengandung.
Hari itu membuat Aira seperti mimpi buruk yang tidak berkesudahan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
___Kamu membunuh hati seseorang yang mencintai mu lebih dari dia mencintai dirinya___
Seminggu kemudian.
"Kamu menggenggam tangan nya begitu erat mas, raut wajah mu sangat bahagia. Ternyata aku tidak bisa apa-apa setelah melihat mu dengan wanita lain, yang tadinya aku akan marah dengan mu, ternyata setelah melihat mu memilih nya. Aku bahkan tidak bisa mengucapkan semua kata yang akan aku ucapkan."
"Aira jangan bengong saja, sana ucapain selamat buat pernikahan suami kamu," Ucap mertua Aira
"Iya bu." Jawab singkat Aira
"Ayo bareng sama ibu kesana," Ajak mertua Aira
Aira mengangguk, ia mengikuti langkah sang mertua nya itu.
"Selamat mas dan juga Siska, semoga pernikahan kalian bahagia selalu," Ucap Aira menyalami tangan suami nya dan juga madu nya itu.
Siska memeluk Aira,"Makasih mbak sudah datang kepernikahan kami, maaf untuk semua nya mbak, tapi ini semua sudah terjadi. Tugas mbak hanya menerima pernikahan ini,"Ucap Siska
Aira tersenyum getir mendengar kata sang madu nya itu.
"Makasih kamu sudah datang, makasih kamu sudah ridho." Ucap Angga memandang Aira. Aira hanya tersenyum
"Yaudah aku pulang dualuan ya mas, bu. Aku ada kepentingan juga." Pamit Aira
"Hati-hati di jalan sayang, seminggu lagi mas akan pulang, kamu ngerti ya." Ucap Angga
"Iya mas," Ucap Aira tersenyum.
Aira berlari dari acara pernikahan kedua suami nya, Aira sudah cukup sesak menahan tangis yang sudah ia tahan.
Aira menumpah kan rasa sesak nya dengan tangisan."Rasa nya aku tidak akan kuat hidup seperti ini, aku tidak bisa membagi suami dengan wanita lain."
Mobil melaju kencang menuju tujuan yang Aira tuju.
Setelah beberapa menit Aira melajukan mobil nya, akhirnya ia sampai di tempat yang sangat ia hindari yaitu pulang kerumah orangtua nya.
Tok..
Tok...
Pintu terbuka lebar, sosok sang adik yang membuka kan pintu nya.
"Kaka, kangen sekali. Sudah lama tidak ketemu," Ucap sang adik memeluk Aira
"Kaka juga sangat merindukan adik kaka yang tampan ini," Jawab Aira
"Ayo ka masuk, ibu sama bapak ada di dalam," Ajak sang adik
Aira tersenyum berjalan masuk kerumah. Aira melihat ibu dan juga bapak nya.
"Sehat bu, pak." Ucap Aira menyalami kedua nya
"Sehat, kamu gimna sehat?" Jawab Kedua nya
"Sehat juga." Jawab nya tersenyum
"Ada yang perlu aku tanyain sama kalian." Ucap Aira tiba-tiba
"Soal apa? Pernikahan suami yang kedua?" Jawab wanita paruh baya itu
"Ibu sudah tau sejaka kapan?" Tanya Aira penasaran
"Belum lama, dua minggu kebelakangan." Jawab wanita paruh baya yang sering di sebut ibu itu
"Lalu ibu tidak menentang mas Angga menikah lagi?" Tanya Aira
"Ngapain juga, toh itu kemauan suami mu," Jawab ibu sumarni
"Kenapa bu? Kenapa ibu membiarkan mas Angga menikah lagi," Tanya Aira
"Yang penting dia masih tanggung jawab dengan kamu, jangan repot." Jawab singkat bu sumarni
"Sebenarnya aku ini anak ibu atau bukan?" Tanya Aira
"Jangan banyak drama Aira, lanjutkan kehidupan rumahtangga mu, jangan pernah bercerai dengan suami mu, mau di taruh dimana muka ibu kalo anak perempuan ibu bercerai dengan suami nya, mana belum bisa ngasih keturunan." Jawab Bu Sumarni ketus
"Ibu lebih mementingkan omongan orang lain daripada hidup anak ibu sendiri?" Tnya Aira sebisa mungkin menahan emosi di depan orangtua nya.
"Jelas. Dan kami tidak mau mengurus mu kalo kamu ingin bercerai dengan suami mu, ibu juga tidak ingin kamu tinggal disini." Jawab nya ketus
"Aku kira dengan aku pulang, aku bisa menenangkan sedikit rasa sakit ku, tetapi malah nambah sakit dengan kelakuan ibu, kata yang tidak seharusnya ibu ucapkam sebagai seorang ibu."
"Baik bu, ini terakhir aku pulang kerumah ini, hari ini dan seterus nya aku tidak akan menampakan diri di depan ibu, kalo pun kita bertemu tidak sengaja, aku akan berpura-pura tidak mengenal ibu, semoga ibu dan juga bapak sehat." Ucap Aira mengusap air mata yang sudah tidak bisa ia tahan
"Kaka, kalo kaka pergi, aku bagaimana?" Ucap sang adik memeluk sang kaka
"Kamu akan baik-baik saja, jadi anak berguna ya dek, maafkan kaka" Jawab Aira dengan tangisan nya
"Aku ikut kaka aja ya, biar kaka ga sendiri." Ucap sang adik menangis
"Jangan. Kalo kamu ikut kaka, siapa yang akan menjaga ibu dan juga bapak, beliau sudah mulai tua. Ibu sama bapak tidak menginginkan kaka, jadi kamu harus menjaga ibu dan bapak, kamu harus janji sama kaka, kamu harus bisa menjaga diri dan juga ibu sama bapak."
Aira mengusap pipi yang basah dengan air mata nya."Kaka akan baik-baik saja diluaran sana,"Sambung nya lagi
"Tapi ka....."
"Farel, masuk kerumah!" Hardik bu Sumarni
Farel masuk dengan langkah gontai, melihat kepergian sang kaka yang entah kapan lagi akan bertemu.
....
Aira menatap kosong, memikirkan sesuatu yang membuat nya sakit.
"Ternyata kebahagiaan yang kamu berikan itu cuman sebentar mas, hanya bertahan lima tahun. Maaf untuk segala hal yang tidak bisa aku berikan untuk mu mas,"
Aku harus pulang kemana? Aku tidak mempunyai tempat pulang.
Aku merasa seperti aku adalah 'kesalahan' dalam hidup orang orang di sekelilingku.
Aku melihat suami ku bersanding dengan perempuan lain, perempuan yang ada di masa lalu nya.
Sial nya aku melihat suami ku mengucapkan janji suci kepada perempuan lain.
Yang tidak bisa aku maafkan,"Kenapa harus dengan wanita masa lalu mu mas?
Lalu lima tahun pernikahan kita itu apa? Kamu tidak mencintai ku sama sekali, kamu anggap aku apa mas selama lima tahun pernikahan ini?
Aku seperti wanita bodoh yang tidak tau apapun tentang suamiku sendiri.
Kenapa kamu harus melakukan semua itu mas? Kenapa.
Suara tangisan terdengar nyaring, Aira sudah tidak bisa lagi menahan sesak nya di dada.
Aira mengusap wajah yang sudah penuh dengan air mata nya.
"Lap dulu air mata nya mbak, nih saya bawa sapu tangan," Ucap seorang lelaki tiba-tiba
"Maaf saya tidak butuh," Jawab Aira menyusut air mata nya dengan kain kerudung nya
"Ga bayar ko mba, ambil aja kasian mbak nya dari tadi saya liatin nangis terus," Ucap nya lagi
Terpaksa Aira mengambil sapu tangan yang laki-laki itu berikan,"Makasih, dan jangan kepo.
"Ga kepo, cuman keliatan tadi makanya ga sengaja saya perhatikan," Jawab nya
"Kalo kamu butuh teman cerita, cerita aja ke saya." Ucap laki-laki itu
"Ga butuh. Terima kasih atas pinjaman sapu tangan nya, nanti aku kembalikan." Jawab Aira pergi menjauhi laki-laki itu
Ia melihat sosok wanita yang barusan menangis berjalan terburu-buru, sedikit aneh dengan tingkah perempuan zaman sekarang. Menangis ditempat umum.
***
Setelah menenangkan hati nya yang begitu sesak, Aira kembali pulang dengan raga yang terasa kosong.
"Setiap aku pulang kerumah ini, aku selalu terbayang dengan masa masa bahagia ku dengan mas Angga. Namun dalam benak ku yang paling tidak bisa ku lupakan ketika wanita itu datang dengan percaya diri nya mengenalkan diri nya sebagai istri kedua suamiku."
Apa aku akan terus terusan melihat suamiku bahagia dengan perempuan lain? Meskipun ia mengatakn rasa cinta nya tidak akan berubah untuk ku.
Apakah aku bisa melihat suamiku memiliki anak yang bukan lahir dari rahim ku?