mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.
Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebangkitan Kekuatan veron
Pertarungan antara aku dan Veron terus memanas, melawan arus cahaya bulan purnama yang bersinar di atas kami, seakan menyaksikan drama berbahaya yang sedang berlangsung. Setiap suara dentuman yang kami buat, suara “ctarrr” saat tinjuku menghantam tinju Veron, menciptakan gelombang tekanan yang terasa hingga ke tulangku. Rasanya setiap kali aku memukul, aku seperti merasakan energi yang mengalir kembali ke tubuhku. Regenerasi yang luar biasa ini, seolah-olah memberiku kekuatan tak terhingga. Di tengah semua ini, aku merasa hidup, merasakan detak jantungku yang bergetar penuh semangat, seperti aku berada di arena kehidupan dan kematian.
“Hahaha! Ini adalah pertarungan yang aku impikan!” teriakku, tawa yang menggelegar mengalir dari mulutku. Energi kegilaan dan antusiasme mengalir dalam diriku, membuatku bergerak dengan kecepatan tinggi. “Wuuss!” suaranya melesat saat aku menyerang Veron dengan serangan beruntun yang tak terduga.
Cincin kegelapan yang terpasang di jari manis ku adalah sumber kekuatanku. Mengandalkan kekuatan itu, aku meluncurkan serangan petir merahku ke arah Veron. “Sambaran Petir!” teriakku, mengarahkan energi mematikan yang menghujam dengan presisi tinggi. Semuanya terasa begitu nyata saat sambaran itu menghantam target. “Kau tidak bisa menghindar kali ini!” Aku yakin seranganku akan berhasil.
Veron, tak mau kalah, berusaha membalas setiap seranganku. Dia membuat perisai energi untuk menghalau sambaran itu. “Aku tidak akan kalah dengan anak muda sepertimu!” teriaknya, mengerahkan semua kekuatannya. Meskipun aku tahu aku belum sebanding dengan pengalaman dan tekniknya, aku merasa ada bakat alami yang kumiliki dalam pertarungan. Setiap serangan yang aku terima menjadi pelajaran, mengasah kemampuanku untuk membaca gerakannya.
Kekuatanku semakin tumbuh saat aku terus mengamati gerakannya. Dengan kecepatan dan ketepatan, aku berusaha menemukan celah. Dalam sekejap, aku menghilang dalam bayangan, menunggu waktu yang tepat untuk muncul. “Di mana kau?” Veron berteriak, suaranya menggema di udara, ketegangan menyelimuti pertarungan.
Saat aku muncul di sisi yang tak terduga, aku meluncurkan serangan petir merahku dengan semangat. “Sekarang!” seruku, menyerang dengan kekuatan maksimal. “Kau tidak akan lolos kali ini!” Suara “wuusss” menggema saat energiku menghantam, menambah ketegangan dalam pertarungan ini.
Aku merasa tekanan di tubuh Veron semakin meningkat. Setiap seranganku membuatnya terdesak. “Kau... cukup kuat, Kaelan,” dia menggeram, berusaha mempertahankan posisi. Tetapi aku tidak akan berhenti. Aku tidak peduli seberapa kuat dia, aku akan terus berjuang. Di balik semua itu, aku bisa merasakan kegelapan yang mengelilinginya semakin mendalam.
“Aku tidak akan mundur!” teriakku, mendekatkan diriku untuk serangan berikutnya. Dalam serangan yang semakin cepat, Veron mulai terlihat tidak sabar. “Kau membuatku terpaksa menggunakan kekuatan terpendamku!” Dengan kata-kata itu, aku melihatnya mengumpulkan energi, aura di sekelilingnya bergetar dan menciptakan ketegangan yang mengancam.
“Apa yang kau lakukan?” tanyaku, merasakan ketegangan semakin menggelora. Suara “grrrrroooowwwllll” mengguncang tanah saat Veron membangkitkan kekuatan demonic. Dia mengubah bentuknya, tubuhnya membesar, otot-ototnya bergetar dan membesar dengan kekuatan yang lebih besar. “Inilah saatnya kau melihat kekuatanku yang sebenarnya!” teriaknya, suara yang dalam menggetarkan jiwaku.
Kaelan merasakan jantungnya berdebar lebih cepat, semangatnya tidak pudar. “Hahaha! Pertarungan ini baru saja menjadi lebih menarik!” Aku tidak bisa menahan diri untuk tertawa, kegembiraan merasuki setiap serat dalam diriku. Dengan semangat, aku bersiap menghadapi sosok yang kini lebih menyeramkan dari sebelumnya.
Veron mengepakkan sayap hitamnya, meluncur maju dengan kecepatan yang mengejutkan. “Kau tidak akan lolos kali ini!” teriaknya, mengayunkan tangan ke arahku dengan kekuatan luar biasa. Suara “whoosh!” menembus udara, menggetarkan semua yang ada di sekitar kami.
Aku berusaha menghindar, tetapi serangannya terlalu cepat. Tidak ada pilihan lain, aku harus melawan. “Cincin Kegelapan, beri aku kekuatan!” teriakku, saat energiku mengalir ke seluruh tubuhku. Dalam sekejap, aku mengeluarkan teknik combo yang lebih cerdik, menyerap cahaya dari sekelilingku, menghilang ke dalam bayangan.
Saat Veron meluncur untuk menyerang, aku muncul kembali di sampingnya, menghujamkan tinjuku yang dipenuhi petir merah. “Sambaran Kematian!” teriakku, dentuman keras menggema saat tinjuku menghantam sayap Veron.
Satu benturan hebat terjadi, “BANG!” suara dentuman yang menggetarkan tanah dan udara di sekitar kami. Veron terhuyung, tetapi tidak jatuh. Sekali lagi, aku merasa kegembiraan dalam hati, tertawa terbahak, “Hahaha! Kau pikir itu cukup untuk mengalahkanku?”
Namun, aku menyadari bahwa meskipun serangan ini membuat Veron terdesak, kekuatannya masih jauh dari habis. Dia memandangku dengan tatapan mengancam. “Kau akan menyesal telah menantangku, Kaelan!” teriaknya, berusaha menyalurkan kekuatan yang lebih besar.
Pertarungan ini semakin dalam, dan aku tahu tantangan yang ada di depan jauh lebih besar dari yang aku bayangkan. Dengan keberanian yang menggelora, aku bersiap untuk bertarung, bertekad untuk menggunakan segala kekuatan dan strategi yang kumiliki. Dalam saat-saat kritis ini, aku menyadari bahwa ini bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi tentang keberanian dan ketekunan.
“Jika kau ingin mengalahkanku, kau harus lebih dari sekadar mengandalkan kekuatan!” teriakku, suaraku penuh semangat dan kegilaan. Pertarungan ini belum berakhir. Aku bersiap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar, menanti untuk mengguncang dunia dengan kekuatan yang baru ku pelajari.
Ketika bayangan kegelapan menyelimuti arena pertarungan, aku tahu bahwa aku harus menemukan cara untuk mengatasi Veron yang kini telah bertransformasi. Dalam hati, ada dorongan yang menggelora aku tidak akan mundur, tidak peduli betapa sulitnya situasi ini. Dengan tekad yang membara, aku bersiap untuk menghadapi kegelapan yang lebih dalam.
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏