Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA SEPULUH
Gedung berlogo Millers corpora tempat di mana mobil rancangan khusus penumpang tunadaksa berhenti. Kinara keluar dari mobil lebih dulu sebelum membiarkan suaminya turun sendiri dengan kursi rodanya.
Mobil yang cukup mewah dan canggih bagi Kinara, sebelumnya dia pikir hanya ada mobil seperti itu di dalam mimpi ternyata suaminya yang kaya raya menamparnya dengan realita.
Kinara hanya mengiringi kursi roda Alhambra, sampai semua mata tertuju pada mereka. Di mana kaki lumpuh Alhambra lah salah satu penyebab utama perhatian orang-orang.
Alhambra cukup terkenal di lingkungan ini, semua orang tahu siapa pemuda berwajah blasteran itu. Dan kini, anak muda yang dikenal nakal dan urakan, duduk di kursi roda.
Dari sekian banyak pasang mata, Kinara tersenyum untuk Pak satpam. Dan Pak satpam itu ternyata mengenalnya.
"Ngantar orderan lagi, Kinara?"
Alhambra melirik sinis. Di mobil saja, Alhambra kesal karena Kinara masih mengaktifkan jasa taksi onlinenya, sekarang diingatkan kembali oleh Bapak satpam.
"Ini--" Kinara masih ragu menjawab, Alhambra menyeletuk menimpali. "Aku suaminya!"
"Hah?!" Satpam terkejut.
Bagaimana tidak, seorang Alhambra anak milyader kaya raya dan dikenal memiliki banyak kekasih cantik dan seksi, menikahi wanita dari kalangan menengah ke bawah.
Apa lagi, tampilan Kinara amat sangat biasa dan tidak seksi sama sekali. Walau, dilihat-lihat memang Kinara cantik dengan gayanya, tapi masih tidak serasi jika disanding dengan putra kedua keluarga Rain bahkan setelah Alhambra lumpuh.
"Ngapain mangap?"
Alhambra menyumpal coklat bar ke mulut ternganga Satpam tersebut sebelum ngeluyur pergi dari hadapan pria itu. Kinara sempat menyengir tak enak atas perilaku suaminya, tapi mereka berlanjut hingga ke lift.
Menunggu terbukanya pintu setelah menakan tombol panah ke atas. "Kamu malu mengakui aku suamimu?"
Mendadak, Kinara melirik suaminya, apa barusan, malu? "Aku tidak berpikir begitu. Justru aku pikir, kamu yang seharusnya malu karena menikah dengan gadis sepertiku."
"Alibi mu pintar sekali." Alhambra yakin Kinara tak mau langsung mengakuinya suami karena Kinara malu menjadi istri pemuda lumpuh.
"Satpam barusan pasti Bapak-bapak FB yang suka komen di story kamu."
Kinara tak menggubris, sebab pintu lift pada akhirnya terbuka. Di saat yang sama, pria paruh baya dengan kemeja kantoran keluar.
Pria yang cukup familiar bagi Kinara, dan begitu juga sebaliknya. "Hey, Dek Kinara!"
"Pak Anton!" Kinara tak jadi masuk lift karena Pak Anton salah satu pelanggan taksi online terbaik yang pernah ada, selalu memberi tips lebih untuknya.
Alhambra memutar bola mata malas, baru keluar sebentar saja, banyak sekali yang menyapa istrinya. Dan semuanya berjenis bapak-bapak hidung belang.
Pria paruh baya itu protes. "Kemarin Bapak order kamu, Kinara. Kenapa ditolak?"
Lihat saja kata-katanya, order kamu? Bukankah itu ucapan yang tidak sopan sama sekali? Tapi, Kinara menanggapi biasa saja.
"Sedang ada urusan kuliah, Pak. Dan sekarang ini Kinara mau antar--"
"Siapa aku?" Alhambra menyenggol siku Kinara yang menatapnya. "Siapa aku?"
Yah, Kinara tahu, Alhambra pasti ingin diakui sebagai suami. "Mmh, ini suami saya, Pak."
"HAH?" Pria paruh baya lebih tersentak agaknya, bagaimana tidak, lagi-lagi kenapa seorang Kinara bisa menjadi istri pemuda kaya paling menyebalkan di lingkungan ini?
Kesal dengan respon HAH yang seolah tak percaya, sekali lagi Alhambra meraih coklat bar miliknya kemudian mengupasnya untuk disumpal ke mulut pria yang ternganga.
Kinara langsung pamit sebelum ada kejadian yang tidak-tidak. Masuk ke dalam lift bersama Alhambra yang masih bermuka tak acuh.
"Kamu apa-apaan sih?! Masukin makanan ke mulut orang yang lebih tua, itu namanya nggak sopan tahu nggak?!" tegur Kinara.
"Lebih nggak sopan mereka yang ngajak kamu ngobrol tanpa mengajak ngobrol suaminya," enteng Alhambra.
Kinara menarik sudut bibir. "Lagian harus banget mereka tahu kita suami istri?"
Alhambra menaikan bahunya. "Bila perlu Lady Gaga juga harus tahu! ... If the world was ending. I'd wanna be next to you huhuhu!"
"Stress!!" Kinara akui suara Alhambra bagus, tapi menyebalkan kenapa harus menyanyikan lagu yang tengah viral.
Setelah banyak lika-liku, sampai juga Kinara dan Alhambra di apartemen. Bukan penthouse tapi suasananya sangat luxury.
Kinara sudah melihat tas ransel dan dus-dus miliknya berjajar di sisi sofa. Beberapa waktu lalu, orang- orang Alhambra lebih dulu tiba dengan barang bawaannya.
"Baju kamu mana?" Alhambra melirik Kinara yang justru langsung membuka dus-dus berisi buku-buku. "Di tas."
"Di tas ini?" Alhambra tak percaya jika ada wanita yang hanya membawa tas kecil untuk pakaian gantinya. "Cuma bawa satu lembar CD kamu ke sini?"
Kinara tertawa. "Aku bukan kamu, lemari pakaian saja mirip pasar malam yang semua merek harus ada."
Yah, Kinara hanya memiliki beberapa helai baju yang dia kenakan setiap harinya. Dia tidak memiliki banyak karena tidak suka mengoleksi pakaian.
Apa lagi sejak ayahnya meninggal, Kinara lebih fokus mencari uang untuk hidupnya sendiri dan kuliahnya. Bahkan sering kali memberikan uang belanja untuk ibu tirinya.
Alhambra tak peduli, lagi pula baju yang kemarin Mommy Lala belikan untuk Kinara sudah cukup banyak. Dia heran saja kenapa Kinara hanya memiliki sedikit baju sementara dua dus besar isinya buku-buku.
Saat Kinara mengeluarkan isi tasnya, atensi Alhambra justru terpusat pada satu helai kemeja kotak-kotak. "Tunggu ... aku kayak kenal baju ini?"
Kinara terdiam sejenak, baju yang Alhambra bicarakan memang kemeja yang dulu dipakai saat pertama kali mereka bertemu. Mungkin, Alhambra tidak ingat karena mabuk.
Alhambra juga membentangkan helai demi helai pakaian istrinya. "Sekian baju yang kamu bawa dari rumah, kamu nggak punya rok?"
"Kenapa? Salah?" Kinara memang tidak pernah pakai rok, lagi pula dia tidak suka dengan hal-hal yang terlihat feminim.
Alhambra mendekati wajah Kinara, menatap curiga bahkan menyelidik. "Sebenarnya, kamu ini cewek apa cowok?" tanyanya.
"Mau modus?" Kinara tahu, Alhambra pasti ingin melihat isi dalam CD-nya sekarang.
"Takut saja kalau ternyata istriku adalah suamiku."
Kinara merespon dengan tarikan di bibir, sebelum kembali membereskan buku-buku miliknya, bahkan Alhambra menunjukkan ruangan khusus untuk buku-buku tersebut.
Kinara juga langsung meletakkan satu persatu buku-bukunya di rak kosong, dan untuk sesekali, Alhambra ikut membantu istrinya berkemas. Sampai tiga jam berlalu, Alhambra sudah tertidur di kursi rodanya.
Kinara yang sedari tadi mengajak ngobrol ngalor ngidul, dibuat diam setelah menyadari pulasnya tidur Alhambra. Yah, wajah pemuda problematik ini masih begitu tampan.
Kinara mendekati kursi rodanya, meraih tablet mahal yang dipeluk Alhambra. Kinara kembali dibuat kagum melihat gambar dirinya tengah mengemasi buku-bukunya di layar sana.
Jadi, sedari tadi, di saat dia mengobrol ke sana kemari, manusia kaya raya yang manja dan menyebalkan ini, menggambar dirinya?
"Bagus juga lukisannya."
Bukankah itu berarti, Alhambra memiliki bakat yang luar biasa? Tapi kenapa Alhambra justru mengambil prodi kewirausahaan?