Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Bumil Resek
"Apa, Na?" tanya Naren bingung menoleh ke arah kamar mandi.
Dan berbalik menatap istrinya lagi, namun sesaat kemudian hadiah cinta dari sang anak menanti Naren.
Huek!
Byur!
Cairan cinta hangat dengan aroma langka itu menyembur mengenai baju dan celana Naren, membuat Naren hanya bisa terbelalak sambil menahan mual.
"Ma—maaf, Tu—"
Huek!
Belum selesai Ervina menyelesaikan ucapannya, perutnya terus mendesak keluar.
Dengan menahan amarah dan kekesalan yang luar biasa, Naren tetap membawa sang istri menuju kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya, jika tidak ingin menjadi sasarannya lagi, karena wajah Ervina sudah memerah.
Dan mau tidak mau, Naren membantu Ervina mengeluarkan semua isi perutnya sambil melepas baju dan celananya sendiri.
Naren jijik dan tidak tahan dengan aroma lambung itu!
Hingga Ervina lemas, dan Naren mendudukan Ervina di closed, "Duduk sini dulu!" titahnya setelah itu meninggalkan Ervina dan keluar.
Naren menghubungi Bagas untuk membelikan baju ganti sambil membersihkan muntahan Ervina yang berceceran di lantai dengan wajah kesalnya.
'Jika bukan karena anakku, huh! Aku tidak mungkin memaafkanmu, Na!' keluhnya dalam hati.
Setelah membersihkan lantai dengan dia yang hanya mengenakan boxer saja, karena hanya boxer yang selamat dari muntahan Ervina. Naren membereskan makanan yang menjadi penyebab dirinya terkena muntahan Ervina.
Kemudian Naren kembali ke kamar mandi setelah ruangan rawat bersih, "Ayo kembali ke tempat tidurmu!" ajaknya.
Ervina hanya menunduk takut, "Maaf!" lirihnya merasa bersalah.
Naren mensejajarkan tubuhnya dengan menunduk dan memegang kedua baju Ervina, membuat Ervina langsung menatap sang suami, "Aku gak marah, mungkin adek bayi pengen kenalan sama Daddynya!" ucap Naren.
Ervina tampak bersemu mendengar ucapan datar Naren!
Ervina tidak menyangka suaminya yang kejam, dingin, dan tak berbelas kasih itu bisa memaafkan dirinya setelah dia menyemburkan isi perutnya memenuhi tubuh kekar itu.
Apakah ini benar-benar Tuan Naren?
Apakah benar suaminya berubah!
Ervina merasa Naren menepati janjinya, walaupun tidak bisa memastikan cinta tapi akan melakukan semua untuk dirinya dan bayi utun.
Ervina diliputi perasaan yang aneh!
Namun, detik berikut Ervina terkejut, setelah menyadari Naren hanya mengenakan celana boxer saja.
Aaaaa!
"Tuan, Mesum!" teriaknya sambil menurut mata dengan kedua tangannya cepat.
"Ayo!" keluh Naren, "Saya tidak mesum, baju dan celana saya basah dengan muntahanmu, jadinya saya seperti ini!" ucapnya.
Sontak Ervina sangat malu dan hanya bisa melipat bibirnya sendiri.
Naren kemudian membantu Ervina menuju ranjangnya, dengan pelan dan duduk di kursinya semula, "Kalau begitu apa yang mau kamu makan? Karena kamu tetap harus makan!" tegas Naren.
Glek!
Pemandangan dada telanjang dengan aura tegas dan otoriter Naren membuat Ervina menelan salivanya dengan berat.
'Aura dominan Om-Om memang gak ada lawan, apalagi setampan ini!' batin Ervina cekikikan mengagumi suaminya.
Entahlah!
Setelah mengandung, Ervina lebih senang menatap suaminya dalam waktu lama, entah dari ponsel Calisha atau langsung seperti saat ini.
Mungkin adek utun di perut Ervina benar-benar menyukai Daddynya!
"Mau apa?" tanyanya sekali lagi karena Ervina justru melamun.
Ervina kemudian tampak berfikir, "Apa ya? Saya pengen banget matoa, Tuan!" ucapnya.
"Matoa?" tanya Naren sedikit aneh dengan nama itu, "Makanan jenis apa itu?"
Ervina tampak mencebikkan bibirnya, "Buah!"
"No, makan nasi atau bubur!" ucap Naren tegas.
Ervina menggelengkan kepala dengan keras, "Gak mau, mual!"
Naren tampak menghela nafas panjang, 'Sabar... Kalau tidak hamil sudah aku balik tubuhmu dan pergi ke nirwana!' batinnya geram, 'Seperti punya dua, Calisha!'
"Baiklah, Nasi lauk matoa!" tawar Ervina sambil tersenyum.
"Tambah sayur dan protein juga!" lanjut Naren.
Ervina tampak menatap tajam ke arah Naren!
"Baiklah, tidak usah ... Nasi dan matoa saja!" ucap Naren kemudian daripada harus berurusan panjang dengan bumil resek itu.
Merepotkan!
Setelah itu, Naren berdiri menuju sofa dan menghubungi Bagas untuk sekalian mencari matoa keinginan sang istri.
Dan kamar Ervina kembali sunyi seperti semula, membiarkan Ervina kembali berbaring dan Naren sibuk dengan ponselnya.
Beruntung dalam beberapa hari kedepan, Naren tidak ada pertemuan atau kerjaan yang mengharuskan keluar negri atau dirinya hadir, sehingga bisa diwakilkan oleh Bagas.
Seolah semesta mendukung Naren untuk bisa merawat istrinya!
Entah kenapa, walaupun kesal Naren juga senang bisa berkontribusi merawat sang jabang bayi di perut istrinya!
Hingga setelah hampir dua jam, kamar rawat Ervina ada yang mengetuk, "Masuk!" jawab Naren.
Bagas masuk dengan beberapa paper bag sesuai keinginan Tuannya, "Permisi, Tuan, saya membawakan semua keinginan Anda!"
"Taruh meja, Gas!" jawab Naren singkat, "Oh ya, kamu handle perusahaan hari ini, dan wakilkan saya dalam pertemuan nanti siang!" titah Naren.
"Baik, Tuan!" jawab Bagas.
"Pergilah!" ucap Naren sambil berdiri, "God job untuk pekerjaan kemarin sore, saya sudah kirim bonus untukmu!" lanjut Naren.
"Terima kasih, Tuan!" ucap Bagas kesenangan, "Saya permisi sekarang," kemudian berbalik dan menunduk sekilas, "Semoga lekas sembuh, Nyonya!"
Ervina mengangguk, "Iya, Mas Bagas, makasih!"
Deg!
Bagas keluar dari ruangan itu meninggalkan Naren yang tengah berdiri mengerutkan dahinya.
"Kenapa, Tuan?" tanya Ervina bingung.
Naren berjalan mendekat, "Kenapa?" tanyanya dengan ekspresi tidak suka, "Kau panggil suamimu dengan sebutan Tuan, dan pekerjanya dengan sebutan Mas?" keluhnya tak suka.
"Bukankah saya hanya babysitter, Calisha!" sindir Ervina.
Enak saja dia marah! Memangnya siapa yang menganggapnya baby sitter terlebih dahulu! Bukankah dia memang Tuan di tempat kerjaku! pikir Ervina.
"Itukan dulu!" jawab Naren.
"Masih sampai hari ini, Tuan! Saya belum memutuskan!" kesal Ervina.
Enak saja marah tidak jelas dan baik tiba-tiba! Yah, walaupun sebelumnya dia sempat terharu dengan suaminya yang telaten mengurus muntahannya.
Bukankah itu juga karena dia yang menghamili! pikir Ervina.
Naren hanya bisa diam dan mengupas buah matoa yang sangat susah sekali membukanya, kemudian dia letakkan di atas nasi.
"Makanlah!"
Ervina mengangguk dan melahap habis nasi putih dengan lauk buah matoa itu, seolah benar-benar sedang makan makanan paling enak di dunia...
'Wanita hamil memang menyeramkan!' batin Naren menunggu Ervina makan.
Setelah itu membersihkan wadah bekas makanan istrinya dan bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian.
Hingga Naren menyelesaikan mandinya setelah beberapa saat dan keluar dari kamar mandi.
Cklek!
Deg!
"Na!" pekik Naren sambil berlari mencoba menahan tindakan Ervina yang ingin mencopot infusnya dengan paksa.
Ervina sudah penuh dengan air mata yang sudah bercucuran.
"Ada apa?" ucapnya sambil menahan kedua tangan Ervina dan menatap intens dan penuh kekhawatiran.
"Calisha, Tuan!" isak Ervina, "Saya ingin bertemu, Calisha, saya harus bertemu Calisha!" racaunya dengan penuh isakan.
"Kamu rindu?" tanya Naren, "Ayo kalau rindu, tidak begini caranya!" lanjutnya dengan dada yang masih naik turun karena Naren begitu terkejut mendapati keadaan istrinya itu.
Ervina menggeleng, "Calisha, Tuan! Calisha kecelakaan!" ucapnya sambil melihat ponsel yang masih tersambung dengan Bi Arum.
Jder!
Bersambung....
Author baru sempat update ya para sayang-sayang, Maaf😁
hari ini author sedikit sibuk.
Oh iya, kapan ni kira-kira author crazy upnya? mau gak?
Jangan Lupa follow author dulu, biar ada notif kalau author ada buku baru😁 like, komen dan vote anget-anget biar author semangat nulisnya ini😁🤣🤣
qta liat aj sampe mana keegoisan dn kearoganan mu Naren!!
ups!! lupa klo kamu tuh g punya rasa malu tuan Arogan...😬