NovelToon NovelToon
Kupinang Dengan Istighfar

Kupinang Dengan Istighfar

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Genap 31 tahun usianya, Rafardhan Faaz Imtiyaz belum kembali memiliki keinginan untuk menikah. Kegagalan beberapa tahun lalu membuat Faaz trauma untuk menjalin kedekatan apalagi sampai mengkhitbah seorang wanita.

Hingga, di suatu malam semesta mempertemukannya dengan Ganeeta, gadis pembuat onar yang membuat Faaz terperangkap dalam masalah besar.

Niat hati hanya sekadar mengantar gadis itu kepada orang tuanya dalam keadaan mabuk berat dan pengaruh obat-obatan terlarang, Faaz justru diminta untuk menikahi Ganeeta dengan harapan bisa mendidiknya.

Faaz yang tahu seberapa nakal dan brutal gadis itu sontak menolak lantaran tidak ingin sakit kepala. Namun, penolakan Faaz dibalas ancaman dari Cakra hingga mau tidak mau pria itu patuh demi menyelamatkan pondok pesantren yang didirikan abinya.

.

.

"Astaghfirullah, apa tidak ada cara lain untuk mendidik gadis itu selain menikahinya?" Rafardhan Faaz Imtiyaz

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.

Tak segera menjawab, Faaz terdiam beberapa saat. Sebagai laki-laki pada umumnya, tentu saja dia butuh waktu untuk mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil keputusan.

"Mau, 'kan?"

"Ehm, maaf, Om ... tapi untuk itu, sepertinya saya tidak bisa," jawab Faaz pada akhirnya.

Sekaku itu dirinya tatkala menyampaikan penolakan. Bukan tanpa alasan kenapa Faaz menolak tawaran itu, tapi sedikit banyak dia tahu seberapa nakalnya Ganeeta.

Malam ini saja, Faaz sudah dibuat kewalahan bahkan nyaris gila di perjalanan. Tak dapat dia bayangkan andai nanti jadi istri bagaimana, bisa dipastikan dia akan kerap sakit kepala.

Namun, Faaz lupa dengan siapa kini bicara. Penolakannya tak berguna, pria itu tertawa begitu Faaz mengatakan tidak dengan tegas tanpa terbata.

"Ah, apa kau yakin menolak tawaranku?"

"Maaf, mengingat usia yang terlalu jauh ... di sisi lain, menurut informasi yang saya ketahui putri Om juga masih menjalani pendidikan. Apa Om tidak mempertimbangkan masa depannya?"

"Justru ini demi masa depannya, Faaz," ungkap Papi Cakra disertai helaan napas panjang.

Wajahnya terlihat lelah, sudah tentu karena putus asa dengan kelakuan putri kesayangannya. "Sebagai orangtua kami sudah berusaha mendidiknya dengan berbagai cara, tapi sejak Pras menikah tahun lalu Ganeeta semakin tidak terkendali dan persis anak telantar."

"Dia mencari kesenangan di luar, berteman dengan anak-anak punk yang dia bilang lebih memahami perasaannya."

"Bahkan, sudah berkali-kali melakukan percobaan bu-nuh diri hanya karena patah hati dan menganggap dunia tidak adil padanya."

"Dan malam ini, kau lihat sendiri seberapa menyedihkan hidupnya ... aku tidak tahu bagaimana dia bisa mendapatkan kenyamanan di lingkungan semacam itu."

Panjang lebar Papi Cakra menjelaskan dengan suara yang sampai bergetar saking kecewanya. Faaz yang mendengar turut prihatin, tapi untuk menerima mentah-mentah penawaran Papi Cakra dia tetap tidak bisa.

"Begini saja, jika Om bersedia Ganeeta akan saya bawa ke pesantren di Yogyakarta. Mungkin satu tahun cukup, tapi mau tidak mau kuliahnya harus dihentikan lebih dulu dan_"

"Cara itu sudah pernah dilakukan, Faaz! Tapi pulang dari pesantren tetap tidak ada perubahan dan waktu itu hatinya tidak dalam keadaan hancur karena Pras belum menikah ... bayangkan andai sekarang dipaksa untuk kembali menjalani hukuman semacam itu, bisa dipastikan dia akan semakin tertekan dan melakukan sesuatu yang lebih parah lagi!!" tegas Papi Cakra memperlihatkan seberapa daruratnya keadaan saat ini.

Kembali terdiam, Faaz mendadak bingung hendak menjawab bagaimana hingga memilih diam.

Dan, diamnya Faaz justru diartikan lain hingga oleh pria tak sabaran itu.

"Huft, jadi kau siap pondok pesantren Darul Hikmah dinonaktifkan selamanya?" tanya Papi Cakra di tengah keheningan yang membuat mata Faaz membulat sempurna.

Tak dia duga bahwa pria itu akan menggunakan kekuasaannya. Seketika itu, tangan Faaz mendadak dingin dan bergetar mengingat fakta bahwa hidup mereka memang berada di bawah kekuasaan Cakra Darwangsa.

Tepatnya kekuasaan kakek Cakra yang diwariskan padanya. Selama ini, semua berlangsung baik-baik saja dan Cakra sama sekali tidak menyinggung perkara tanah dan biaya yang digunakan untuk mendirikan pondok pesantren tersebut.

Hingga, malam ini mendadak dia bahas dan membuat Faaz tidak punya pilihan lain. Sejenak dia mengusap kasar wajahnya sebelum kembali melontarkan pertanyaan kepada Papi Cakra.

"Astaghfirullah, apa tidak ada cara lain untuk mendidik gadis itu selain menikahinya?" tanya Faaz masih mengharapkan kebaikan hati Papi Cakra padanya.

Pria itu menggeleng cepat. "Tidak ada, kau harapan kami satu-satunya, Faaz."

Kembali Faaz menghela napas panjang, entah mengapa dia merasa amanah ini terlalu berat, sangat berat.

Beberapa kali dia juga sempat mendapat penawaran dari beberapa ustadz untuk menjadi menantu, tapi rasanya tidak seberat ini.

Penolakan Faaz juga sebatas belum siap untuk membuka hati, tapi untuk yang satu ini Faaz merasa tidak siap untuk segalanya. Naas, Faaz juga tidak dapat menolak karena Papi Cakra dengan dengan mengatakan.

"Pulanglah, dan jangan lupa kembali dalam waktu dekat untuk meminang Ganeeta baik-baik bersama keluarga besarmu," pungkas Papi Cakra kemudian beranjak pergi meninggalkan Faaz yang masih terdiam di sofa. "Satu lagi, ini sudah termasuk perintah, bukan penawaran!!" lanjut pria itu dari kejauhan seraya menunjuk ke arahnya.

Tinggallah kini Faaz bersama Mami Ameera yang dirasa lebih lembut dalam bersikap. "Maafkan sikap suami saya, maksudnya baik ... kami mempercayaimu bisa mendidiknya. Karena itu, sekali lagi sebagai Mami dari Ganeeta memohon agar kamu bersedia menuntunnya, Faaz."

.

.

Satu minggu setelahnya, sesuai dengan perintah Faaz kembali menginjakkan kaki di kota Jakarta setelah sempat berdiskusi bersama keluarga besarnya.

Dalam hal ini, Faaz tidak mengaku jika diancam atau semacamnya. Hanya karena tidak ingin membuat keluarganya tertekan, Faaz hanya mengatakan bahwa dia akan meminang seorang wanita yang telah berhasil menggantikan sosok Shanum di hatinya.

Kedua orangtua Faaz bahagia tentu saja. Walau tahu gadis yang Faaz pinang adalah Ganeeta, tapi bagi mereka sama sekali tidak masalah karena kebetulan kakek Cakra adalah orang yang berperan dalam sejarah pendirian pondok pesantren Darul Hikmah.

Begitu tiba di sana, keluarga Faaz disambut dengan baik oleh keluarga besar Megantara. Rencananya malam ini mereka akan bertunangan, sekadar tukar cincin sebelum kemudian lanjut ke pernikahan di minggu berikutnya.

Semua sudah hadir, tapi hingga acara hendak dimulai mereka baru sadar bahwa calon mempelai tidak lengkap, Ganeeta hilang entah kemana hingga membuat panik semua yang di sana.

"Bagaimana? Dia di kamar?"

"Tidak, entah kemana orangnya."

"Ya Tuhan, Ganeeta ... sampai hari ini pun kamu masih membuat Papi sakit kepala," ucap Papi Cakra sembari memijat pangkal hidungnya.

Sementara itu, Faaz yang telah berbohong pada keluarga besarnya mulai panik. Menghilangnya Ganeeta sama saja membuat pernikahan ini terancam batal.

Tidak ingin sampai terjadi, Faaz mengatakan akan kembali mendatangi gang sempit yang merupakan tempatnya menemukan Ganeeta malam itu.

"Kau yakin dia di sana?"

"Kemungkinan, karena yang saya tahu tempat itu memang tongkrongan teman-teman Ganeeta."

"Kalau begitu, aku ikut bersamamu," tegas Papi Cakra dan bergegas pergi.

Beberapa waktu menyusuri perjalanan, dan tebakan Faaz tidak meleset. Begitu tiba di lokasi, Ganeeta yang sudah terlihat cantik dengan gaunnya seketika berdiri sembari merem-as jemarinya.

Mata sayunya menatap tak suka ke arah pria tampan ber jas biru muda, senada dengan gaunnya. Perlahan Ganeeta mundur, sesekali dia melirik ke layar ponsel dengan harapan Zion ~ pacarnya akan segera datang sesuai janji.

"Sayang, pulang yuk ... Kamu ngapain di tempat ini?" tanya Papi Cakra dengan sesak yang luar biasa karena benar-benar terluka sampai menjadikan tempat ini sebagai pelarian ternyamannya.

Ganeeta menggeleng, "Tidak, Anet tidak mau pulang!! Sudah Anet bilang tidak mau ... Papi kenapa maksa Anet tunangan sama orang-orangan sawah itu?"

"Baiklah, jadi Anet tidak mau tunangan?"

"Tidak mau dan tidak akan pernah mau!!" tegas Ganeeta tanpa keraguan.

Papi Cakra sejenak memijat pangkal hidung, dia mengangguk dan mendekati putrinya pelan-pelan. "Ya sudah, kalau tidak mau tunangan tidak apa-apa ... kita pulang tapi ya?"

"Benar Papi tidak maksa Anet tunangan lagi?"

"Tentu saja, sejak kapan Papi bohong," ucap Papi Cakra yang ternyata berhasil membuat hati si keras kepala itu melunak seketika.

Tanpa tahu bahwa ucapan papinya mengandung makna tersirat di dalamnnya."Tidak tunangan, tapi langsung akad nikah maksudnya."

.

.

- To Be Continued -

1
Siti Rahayu
bukan muhkrim anet jangan peluk2...
pras jg ganjen amat jd orang.
daroe
duhhh masfa maksudmu baik, tp tipe anet tuh maunya dipaksa gitu jadi merasa masfa berharap n cinta banget ma anet 🧐
Lutfi
om praas SM mas faaz waduh nambah seru nihh
mang tri
tuh net, tantanganmu dibalas 🤭🤭🤭
Hesty Mamiena Hg
Talk pillownya mantap 👍😃
Membuka rahasia, mengungkapkan uneg-uneg, dan perlahan menyelesaikan masalah yg ada..
☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜
duh kok Melu nyesek😭
Syifa Azahrasiyah
ancaman mu menyeramkan untuk ukuran orang normal faaz,tapi harap maklum istri kecil mu suka di luar Nurul😂😂😂jadi yang perlu waspada itu kamu,bukan si anet🤣🤣
daroe
net kamu bangunin singa tidur,
habis kau net 😃
🌷💚SITI.R💚🌷
smg berhasil ya thoor sukses trs
daroe
bagosssss, pasutri itu harus komunitasi,
biar orang tp goib tidak macem2 ma kita,
ye Khan net
Nur Adam
lnjut
SasSya
waaahhhh
nantangin nih bocaaaahhh 😎
💗🌹CantikaLovely 🌺💖💐
Wanita Birahi...uring2an krn blm d tusuk sama babang Gus 😂😂😂😂😂
SasSya
kesempatan jangan disia-siakan za net
melaju kaya kereta, biar plong
MunaRizka
wowww ada yg merasa terbakar tapi bukan api,,cembukur ni yeee🤣🤣
Hafifah Hafifah
😁😁😁😁😁 bener banget adikmu butuh diruqyah
Hafifah Hafifah
bagus neet bilang aja yg jujur
Sri Gunarti
nah lo anet
lo yng nantangin
siap " otw faas junior 🤭
Rabiatul Addawiyah
Anet dr nada bicaranya nantangin Mas Faaz utk unboxing dirinya tuh 😅
MunaRizka
gercep mas faaz
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!