Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Barang curian Anggita
Tap tap tap..
Kirana menuruni tangga dengan hati bersemangat. Dia baru saja mendapat kartu kredit dari suaminya dan berniat untuk membeli sebuah ponsel dan komputer baru hari ini.
Tetapi ketika tiba di lantai bawah, Kirana menghentikan langkahnya saat melihat ibu mertuanya kembali lagi mengundang Luna ke rumah mereka.
'Hah,, memang aku tidak bisa menyingkirkan perempuan itu dari sisi ibu mertuaku,' Gerutu Kirana dalam hati.
"Kemari lah Kirana," ucap Viola saat melihat kedatangan Kirana.
"Ada apa Bu?" Tanya Kirana sambil menghampiri Ibu mertuanya, Tetapi dia tidak berniat untuk bergabung dengan kedua perempuan itu sehingga dia hanya berdiri saja.
"Duduklah dulu," ucap Viola.
"Maafkan aku Bu, tapi hari ini aku mau keluar," kata Kirana.
"Kau mau pergi ke mana?" Tanya Viola yang merasa penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh menantunya itu.
Kirana tersenyum sambil berkata, "hanya mau jalan-jalan saja. Kalau begitu aku pergi dulu."
"Bagaimana kalau kita pergi bersama Kirana? Pasti menyenangkan jalan-jalan bertiga," kata Luna langsung membuat Kirana menghentikan langkahnya dan berbalik menatap perempuan yang tampak tersenyum hangat ke arahnya.
'Siapa yang mau jalan-jalan denganmu?' ucap Kirana dalam hati sebelum berkata, "Maaf sekali, tapi aku ingin jalan-jalan sendirian saja. Hari in--"
"Jangan begitu, kau baru saja sembuh, jadi harus ada yang menemanimu saat keluar. Tunggu sebentar, Ibu akan mengambil tas," kata Viola langsung pergi ke kamarnya untuk mendapatkan tas.
Melihat ibu mertuanya yang bersikuku, maka Kirana tidak bisa menghentikan tingkah kedua perempuan itu dan memilih untuk meladeni mereka.
Kirana langsung duduk di sofa sambil menatap Viola, "Bagaimana rasanya berakting trauma karena didorong ke laut?" Tanya Kirana.
"Apa maksudmu berakting?" Tanya Viola merasa kesal pada perempuan di hadapannya yang tampaknya menjadi lebih cerdik setelah kejadian terjatuh ke laut.
"Ha,,, kau benar-benar seorang model. Padahal aku heran saat itu pembatas pelabuhan cukup tinggi, tapi kau bisa berakting dengan sempurna melewati pembatas itu dan terjatuh ke laut tanpa dorongan dari siapapun. Berapa lama kau berlatih untuk melakukan adegan itu dengan sangat sempurna?" Tanya Kirana membuat Luna merasa geram karena perempuan di hadapannya terus memperbincangkan masalah tersebut.
"Jangan mengada-ngada! Jelas-jelas kau mendorong ku ke laut dengan niat untuk membunuhku! Seandainya aku ingin membuatmu berakhir di penjara, maka aku bisa saja tidak mau menarik tuntutanku terhadapmu!" Tegas Luna.
Kirana tersenyum, "Hm,, Sepertinya kau tidak puas karena tidak berhasil membunuhku setelah mendorong ku ke laut, Jadi kau mencoba cara lain dengan membalikkan posisi kita. Sayang sekali saat kau mendorong ku ke laut tidak ada orang yang melihatnya dan tidak ada CCTV, aku--"
"Ayo kita pergi," kata Viola yang telah muncul dari belakang kedua orang itu.
"Baik tante," ucap Luna langsung berlari menghampiri Viola dan merangkul lengan perempuan itu sambil berjalan ke arah pintu keluar.
Kirana yang ditinggalkan sendirian hanya bisa tersenyum kecut, tetapi hal itu tidak terlalu mengusiknya. Perempuan itu berjalan mengikuti Viola dan Luna hingga mereka tiba di mobil yang telah disiapkan.
Luna dan Viola langsung duduk di kursi penumpang belakang yang mana kursi penumpang belakang hanya bisa muat 2 orang.
"Duduklah di depan!" Perintah Viola membuat Kirana menghela nafas.
Kirana tidak protes, perempuan itu tetap duduk di kursi penumpang depan sambil mengeluarkan sepasang headset dan menggunakannya.
Luna sangat terkejut saat mengenali headset yang digunakan oleh Kirana merupakan headset milik Christian.
Christian bukanlah pria yang mau berbagi sesuatu dengan seseorang, Jadi tidak mungkin pria itu memberikan headset itu pada Kirana.
"Kenapa Kau mengambil barang milik orang lain tanpa izin?" Tanya Luna membuat Kirana menoleh ke belakang dengan raut wajah bingung.
"Apa maksudmu?" Tanya Kirana.
"Jangan berpura-pura, headset yang kau gunakan itu milik Christian! Kau pasti mencurinya kan?!" Tuduh Luna.
Viola pun memperhatikan headset yang digunakan oleh Kirana dan dia juga mengenali benda tersebut sebagai barang milik putranya.
"Kembalikan benda itu! Christian akan marah besar kalau tahu kau mencuri barangnya! Baru beberapa hari tidur bersama putraku, kau Sudah berani mengambil barang milik putraku tanpa izin!" Gerutu Viola yang jelas tahu bagaimana putranya tidak mau berbagi barang dengan orang lain, bahkan Christian tidak pernah mau meminjamkan barang padanya yang merupakan ibu kandung pria itu.
Kirana menahan tawanya melihat kekompakan dua perempuan di belakangnya, "dari mana kalian berdua tahu kalau aku mencuri barang ini? Lagi pula pertanyaannya, sepasang suami istri apakah memiliki barang pribadi masing-masing? Atau Apakah ibu tidak bebas menggunakan barang milik suami ibu saat ibu memerlukannya?" Tanya Kirana sambil menatap Ibu mertuanya.
"Kau!!" Viola menggertakkan giginya, "kasus antara aku bersama suamiku dan kasus kau dan Christian itu berbeda! Kami menikah karena saling mencintai sementara kau dijodohkan oleh ayah mertuaku dan putraku sama sekali tidak menyukaimu!" Tegas Viola mempertegas posisi Kirana.
"Oh,, astaga, mau menelpon Putra ibu tersayang untuk membuktikannya?" Tanya Kirana.
"Tidak usah, biar aku yang menelponnya!" Ucap Luna segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Christian.
Kirana tersenyum kecut sambil berbalik menatap ke depan mobil, Tentu saja dia juga tidak bisa menghubungi Christian karena dia belum punya ponsel dan baru berniat untuk membelinya hari ini.
'Dua perempuan ini pasti akan semakin syok kalau mereka tahu Christian memberikan kartu kreditnya padaku,' ucap Kirana dalam hati yang tidak sabar menunjukkan benda sakral yang bisa mengabulkan segala sesuatunya.
Drrtt... Drrtt... Drrtt...
Panggilan telepon Luna kini telah tersambung dengan telepon Christian, tetapi orang di seberang telepon tidak mengangkat panggilan telepon itu sehingga suara operator lah yang terdengar dari speaker HP Luna.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan telepon, cobalah beberapa saat lagi!"
Suara operator itu membuat Kirana tersenyum senang, 'Aku harap Christian tidak pernah mau mengangkat panggilan telepon perempuan ini!' kata Kirana dalam hati.
"Kenapa dia tidak mengangkatnya? Biasanya dia langsung mengangkat teleponku," ucap Luna kembali mengulangi panggilan telepon itu.
"Mungkin dia terlambat melihat panggilan teleponmu," ucap Viola.
"Tante benar,, dia pasti akan mengangkatnya sekarang," ucap Luna dan merasa cukup kesal saat mendapati ekspresi Kirana yang tampak mengejek.
'kumohon angkat Christian, Jangan membuatku malu di depan perempuan sialan ini!' gerutu Luna dalam hati sambil memperhatikan layar ponselnya.
Drrtt... Drrtt... Drrtt....
"Nomor yang anda tuju sedang sibuk, silakan tinggalkan pesan suara dengan cara tekan bintang nomor tujuan, biaya rp1.000 per menit!" Suara operator kembali membuat Luna sangat kesal.
bilang ajaa terancam yaa ga bs mnguasai hartanya lagi🤪😂
kereeeeeeen
😆😆😆😆😆😆🤣🤣🤣💪💪💪💪💪
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kereeeeen👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
sama seperti cerita quen mafia
suka banget sama cerita yg SPT ini