"Sepuluh juta untuk satu bulan," Seorang wanita cantik menyodorkan uang dua gepok didepan seorang wanita lain.
Wanita yang diberi menelan ludah dengan susah payah, melihat dua tumpuk uang yang ada didepan mata.
"Jika kamu bekerja dengan baik, saya akan tambahkan bonus," Kata wanita kaya itu lagi.
"B-bonus," Sasmita sudah membayangkan berapa banyak uang yang akan dia terima, dengan begitu Sasmita bisa memperbaiki ekonomi hidupnya
"Baik, saya bersedia menjadi pelayan suami anda,"
Yang dipikir pekerjaan pelayan sangatlah mudah dengan gaji yang besar, Sasmita yang memang pekerja rumah tangga bisa membayangkan apa saja yang akan dia kerjakan.
Namun siapa sangka pekerjaan yang dia pikir mudah justru membuatnya seperti di ambang kematian, Sasmita harus menghadapi pria yang temperamental dan tidak punya hati atau belas kasihan.
Bagaimana Sasmita akan bertahan setelah menandatangani perjanjian, jika tidak sanggup maka dirinya harus mengembalikan dua kali lipat uang yang sudah dia terima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku ketahuan
"Hari ini belum bisa Mas, nanti aku akan minta ijin nyonya Briana."
Sasmita membalas pesan suaminya yang baru dibaca setelah dirinya masuk ke kamar.
"Cika, ini ada kue, kamu bisa memakannya." Sasmita memberikan kantung kertas yang dia bawa kepada Cika.
"Wah, mbak.. inikan kue sultan? Mbak beneran beli?" tanya Cika sambil megambil pemberian Sasmita.
"Em, itu Tuan Riko yang beli, tadi beliau nyuruh aku beli, dan aku juga boleh pilih."
Sasmita menaruh ponselnya ke atas nakas, keduanya duduk disisi ranjang saling berhadapan.
"Kata Pak Hengki, Tuan itu baik.. kalau disuruh dan di kasih kartunya boleh ikut beli, jadi Mbak Mita apa itu benar?" Tanya Cika dengan penasaran.
Sasmita mengangguk, "Pak Hengki juga bilang begitu, dan ternyata Tuan tak mempertanyakan."
Drt ..Drt...
Sasmita kembali megambil ponselnya saat pesan kembali masuk dari suaminya.
"Cik, kalau aku ijin pulang sama nyonya kena marah ngak ya?" Tanya Sasmita dengan wajah bingung.
Apalagi membaca pesan beruntung yang baru saja masuk.
"Mbak Mita kan udah lama gak pulang, mungkin boleh.. lagi pulakan perjanjiannya begitu," Cika menggigit kue rasa coklat yang begitu lumer di mulutnya.
"Ya ampun mbak, ini enak sekali..aku belum pernah makan kue mahal ini," Cika tampak berbinar senang memakan kue yang menurutnya sangat lezat itu.
"Memangnya Nyonya Mayang tidak pernah belikan?" tanya Sasmita pelan.
Meskipun matanya mengarah pada ponsel tapi Sasmita tetap mendengarkan ucapan Cika.
'Ada apa ini sebenarnya,' Gumam Sasmita dalam hati.
Ia tahu ibu mertuanya tidak suka padanya sejak bersama Hardi, tapi Sasmita juga tak menyangka jika ibu mertuanya membawa wanita lain kedalam rumah mereka, yang mana dirinya tidak ada.
Sasmita masih menggunakan akal sehatnya, tidak mungkin suaminya melakukan perselingkuhan dibelakangnya, Sasmita mempercayai suaminya.
"Beli, tapi kami tidak pernah mencicipi," Jawab Cika jujur.
Sasmita tersenyum, ia juga mengambil satu potong kue dari kotaknya.
"Kamu bagikan saja sama yang lain, mungkin mereka suka." Katanya yang mengingat pelayanan lainya.
"Ish..Gak usah mbak, mereka kalau punya makanan juga ngak ingat kita, apalagi si Sri similiki." Ucap Cika dengan nada jengkel meledek.
"Memangnya si Lina kenapa? Diakan pelayan Nyonya Briana."
Lina adalah salah nama panggilannya, sedangkan nama aslinya adalah Sri Marlina. Dan ketika datang Sri memperkenalkan namanya dengan panggilan Lina, dan yang suka memanggilnya Sri adalah Cika.
Sasmita memang tak pernah berinteraksi akrab dengan pelayan lain, dia hanya fokus pada pekerjanya dan mengobrol dengan Cika karena satu kamar, selain itu mereka juga tak bisa bersantai-santai di saat jam kerja.
"Dia suka pamer dan julid, sok cantik dan sok iyess!" Jawab Cika dengan nada tak suka jika membahas pelayan Briana, "Dan satu lagi dia suka ngadu dan kompor," Lanjut Cika.
"Makannya mbak jangan sampai berurusan dengan Sri, kalau bisa jauhi saja."
Sasmita hanya mengangguk saja.
"Ya udah ini aku mau bagi sama mbok Tini aja, dia suka dizolimi sama Sri." Cika pun berlalu pergi meninggalkan Sasmita yang berada di kamar sendiri.
"Aku minta ijin saja, aku ingin tahu apa yang terjadi dari Mas Hardi."
Sasmita juga keluar dari kamar, karena waktu sudah malam, Sasmita terpaksa mengetuk pintu kamar Briana.
Namun belum sempat mengetuk Sasmita justru mendengar suara yang membuatnya bulu kuduknya merinding.
Ahhh...yess Baby... uhhhh ini nikmat.. akkhhh...
"I-itu suara apa? Apa Tuan Riko di dalam sana," Gumam Sasmita.
Ingin rasanya Sasmita pergi dari depan pintu lacnut itu, tapi kedua kakinya begitu berat untuk melangkah pergi. Jantungnya sudah berdebar kencang, meskipun belum pernah melakukannya, tapi Sasmita tahu suara apa didalam sana.
"Ya, tuhan telingaku sudah ternodai," Katanya sambil menggeleng, bukan hanya telinga akan tetapi otaknya justru memikirkan hal lain saat suara itu semakin nyata didengar.
"Sedang apa kau di sana!"
Deg
Tubuh Sasmita menengang, dengan wajah pucat, ia tahu betul itu suara siapa.
'Aku ketahuan,' Batin Sasmita dengan jantung berdegup cepat.
...******...
Jangan lupa berikan dukungan kalian...Like Komen dan Hadian 🤪😝
masih belit² ceritanya
harus teliti bacanya biar mudeng
sebenarnya bisa saja langsung skip² baca berikutnya tp ga seru donk harus sabar dari per bab biar penasaran