NovelToon NovelToon
Aku, Dia, Dan Sahabatku

Aku, Dia, Dan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:SPYxFAMILY / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir
Popularitas:466
Nilai: 5
Nama Author: Selvia Febri

"Aku, Dia, dan Sahabatku" adalah sebuah novel yang mengeksplorasi kompleksitas persahabatan dan cinta di masa remaja, di mana janji dan pengorbanan menjadi taruhannya. Lia Sasha putri, seorang siswi SMA yang ceria, memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan Pandu Prawinata , sahabatnya sejak SMA . Mereka membuat janji untuk bertemu kembali setelah 8 tahun, dengan konsekuensi yang mengejutkan: jika Pandu tidak datang, berarti Pandu sudah meninggal. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan mereka diuji ketika Lia jatuh cinta dengan Angga, seorang laki-laki yang pengertian dan perhatian. Di tengah gejolak cinta segitiga, persahabatan mereka menghadapi ujian yang berat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvia Febri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Pandu pun masuk kelas saat guru sedang menerangkan. Lia senang melihat Pandu masuk kelas. Ia merasa bahagia bisa bertemu dengan Pandu.

Mereka bertukar kertas sambil gosip cerita nya. Lia berbisik pada Pandu, "Pandu, gue nggak nyangka kalo nanti di masa depan, Pak Ismail bakal jadi jodoh nya Bu Sarah."

Pandu terkejut mendengar perkataan Lia. "Masak sih? Nggak percaya gue. Liat aja suatu saat nanti."

Tiba-tiba, Pak Ismail melihat Lia dan Pandu yang tidak konsen terhadap pelajaran nya. Pak Ismail kemudian memanggil Lia dan Pandu ke depan kelas.

"Kalian ini nggak konsen ngapain?" tanya Pak Ismail dengan nada yang ketus.

"Kalian ni bukan nya belajar malah buat surat cinta. Ini surat cinta kalian akan bapak kasih ke kepala sekolah."

Lia pun menjawab, "Jangan, Pak. Plis, Pak. Bapak jangan."

Pandu hanya diam sambil tertawa dalam hati. Ia merasa senang melihat Lia yang sedang ketakutan.

"Kamu diam saja," ujar Pak Ismail kepada Pandu.

Pak Ismail kemudian mengambil kertas Lia dan Pandu. Ia merasa kesal dengan kelakuan Lia dan Pandu.

"Kalian ini harus fokus belajar," ujar Pak Ismail dengan nada yang ketus. "Jangan main-main lagi."

Lia dan Pandu hanya bisa menangguk mengerti. Mereka merasa sedikit takut dengan Pak Ismail.

"Ya sudah, kalian duduk lagi," ujar Pak Ismail.

Lia dan Pandu kemudian duduk di bangku mereka. Mereka merasa sedikit malu dengan kelakuan mereka.

Pandu merasa senang melihat Lia yang sedang ketakutan. Ia merasa bahagia bisa berada di dekat Lia.

Lia merasa malu dengan kelakuan nya. Ia tidak menyangka kalau aksi nya tertangkap oleh Pak Ismail.

Lia merasa sedikit takut dengan Pak Ismail. Ia tidak ingin dilaporkan ke kepala sekolah.

Lia merasa sedikit kecewa dengan Pandu. Ia tidak menyangka kalau Pandu hanya diam saja saat ia dimarahin oleh Pak Ismail.

Pandu merasa bahagia bisa berada di dekat Lia. Ia merasa senang melihat Lia yang sedang ketakutan.

Pandu merasa sedikit takut dengan Pak Ismail. Ia tidak ingin dilaporkan ke kepala sekolah.

Pandu merasa sedikit kecewa dengan Lia. Ia tidak menyangka kalau Lia menyerah begitu saja ketika dimarahin oleh Pak Ismail.

Pandu merasa penasaran dengan surat yang diambil oleh Pak Ismail.

Pandu merasa penasaran dengan surat yang diambil oleh Pak Ismail. Ia ingin mengetahui apa yang tertera di dalam surat itu.

Teman kelas nya pun bertanya, "Beneran isi nya surat cinta kalian?"

Lia pun menjawab, "Gak kok, Pak Ismail salah paham. Isi nya bukan surat cinta."

Lia menjawab dengan senyum yang menawan. Ia ingin menenangkan teman-teman nya.

"Terus apa isi nya?" tanya Rangga dengan nada yang penasaran.

"Rahasia," jawab Lia dengan senyum yang menawan.

Lia merasa malu dengan kelakuan nya. Ia tidak menyangka kalau aksi nya tertangkap oleh Pak Ismail.

Lia kemudian berbisik pada Pandu, "Pandu, gimana ini? Kalo surat itu sampai ke kepala sekolah gimana?"

Pandu menjawab dengan santai, "Tenang aja, gak papa kok. Lagian salah Pak Ismail ngapain gak di baca dulu."

Lia terkejut mendengar perkataan Pandu. Ia tidak menyangka kalau Pandu begitu santai menanggapi situasi itu.

"Tapi kan itu surat kita," ujar Lia dengan nada yang sedikit khawatir.

"Iya, tapi itu bukan surat cinta," jawab Pandu dengan senyum yang menawan. "Lagian Pak Ismail nggak bakal baca surat kita kok."

Lia menangguk mengerti. Ia merasa sedikit lega mendengar perkataan Pandu.

"Ya udah deh," jawab Lia dengan senyum yang menawan. "Gue percaya sama lo."

...----------------...

Saat tiba di kantor nya, Pak Ismail merasa penasaran dengan surat itu. Ia ingin mengetahui apa yang tertera di dalam surat itu.

Pak Ismail merasa sedikit takut untuk membaca surat itu. Ia takut kalau isi surat itu berisi hal yang tidak senonoh.

Pak Ismail kemudian bersembunyi di balik meja kerja nya. Ia ingin membaca surat itu dengan diam-diam.

Pak Ismail kemudian membuka surat itu. Ia membaca surat itu dengan hati-hati.

Pak Ismail merasa sedikit terkejut saat membaca isi surat itu. Ia tidak menyangka kalau isi surat itu berisi tentang ramalan jodoh.

Pak Ismail merasa sedikit tertawa saat membaca isi surat itu. Ia merasa sedikit terhibur dengan isi surat itu.

Pak Ismail merasa sedikit bersalah telah menilai surat itu sebagai surat cinta. Ia merasa sedikit malu dengan perbuatan nya.

Pak Ismail kemudian menutup surat itu. Ia tidak mau membaca lagi isi surat itu. Ia merasa sedikit takut kalau isi surat itu akan membuat nya tertawa lagi.

Pak Ismail kemudian berjalan menuju kantor kepala sekolah. Ia ingin memberikan surat itu pada kepala sekolah.

Pak Ismail berharap kepala sekolah bisa menangani masalah ini dengan baik. Ia tidak ingin terlibat lebih jauh dalam masalah ini.

Pak Ismail mengetuk pintu kantor kepala sekolah.

"Permisi, Pak," sapa Pak Ismail dengan nada yang sopan.

"Ya, silakan masuk," jawab kepala sekolah dengan nada yang sopan.

Pak Ismail kemudian masuk ke kantor kepala sekolah. Ia memberikan surat itu pada kepala sekolah.

"Pak, ini surat dari siswa saya," ujar Pak Ismail dengan nada yang sopan. "Saya rasa ini perlu di tangani oleh Bapak."

"Oh, ya sudah terima kasih, Pak," jawab kepala sekolah dengan nada yang sopan.

Pak Ismail kemudian berpamitan pada kepala sekolah. Ia berjalan menuju kantor nya.

Pak Ismail merasa lega telah menyerahkan surat itu pada kepala sekolah. Ia berharap kepala sekolah bisa menangani masalah ini dengan baik.

Beberapa saat kemudian, Lia dan Pandu dipanggil ke kantor kepala sekolah. Mereka merasa sedikit takut dengan pemanggilan itu.

Mereka berjalan menuju kantor kepala sekolah. Mereka merasa sedikit takut dengan apa yang akan terjadi.

"Silahkan masuk," ujar kepala sekolah dengan nada yang ketus.

1
Bé tít
Bikin penasaran!
Selvia Febri: hehe iy yuk d pantau dan baca terus y
total 1 replies
Shogo Makishima
Kece banget!
Selvia Febri: terimakasih
total 1 replies
Renji Abarai
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
Selvia Febri: sudah di update
untuk bab 24 nya lanjut hari besok ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!