Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.
Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.
Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.
Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.
Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?
Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Kolaborasi
Sampai di rumah kontrakan Khumaira. Yoongi disambut oleh pelukan hangat Namira. Gadis cantik itu memang dekat dengan semua member BTS terutama Jungkook.
"Paman, kenapa tidak bawa hadiah untuk ku?"
"Sayang, tidak baik bicara seperti itu." Khumaira mengingatkan.
Yoongi tersenyum begitu manis. "Tidak apa Aira."
"Maaf ya, paman tadi buru-buru. Lain kali paman bawakan hadiah untuk Namira."
"Janji?"
Yoongi mengangguk. Jari kelingking keduanya bertaut. Khumaira hanya menghela nafas.
"Baiklah. Kalau begitu, aku mau ke kamar nenek dulu." Pamit Namira. Sebelum pergi, dia mencuri kesempatan untuk mencium pipi Yoongi. Kemudian berlari kecil ke kamar sang nenek.
Yoongi tersipu. Khumaira menepuk jidatnya, menggelengkan kepala, heran dengan tingkah Namira.
"Kau tidak mau ikut mencium pipiku yang satunya?" Celetuk Yoongi melirik Khumaira, jarinya menunjuk pipi sebelah kiri.
Khumaira melotot. "Jangan harap!" Khumaira berlalu ke dapur. Meracik dua cangkir kopi.
Bukannya marah, Yoongi malah tertawa pelan dengan jawaban ketus Khumaira.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Khumaira sambil meletakkan dua cangkir kopi dan camilan di atas meja.
"Dua bulan lagi kami akan mengadakan konser di Busan. Dan kami ingin sesuatu yang berbeda saat konser nanti."
"Lalu apa hubungannya denganku?"
"Hmmm, aku ingin kau ikut andil di konser kami nanti?"
"Maksudnya ikut andil?"
"Aku ingin kau bernyanyi bersama kami. Mungkin dua kali tampil. Di lagu pembukaan bernyanyi bersamaku, dan di lagu terakhir kau bernyanyi bersama kami bertujuh."
"Apa?!"
"Tidak. Aku menolak. Kau tahu, meskipun aku salah satu army, tapi untuk membawakan lagu kalian, itu sulit bagiku. Apalagi bernyanyi diatas panggung. Ya Allah, nanti yang ada salah lirik semua. Yang ada malah membuat malu, Yoon."
"Siapa yang memintamu menyanyikan lagu kami, eoh? Aku belum selesai bicara, Aira."
"Aku ingin, kita menyanyikan lagu Bollywood."
"Apa aku tidak salah dengar?"
"Kalian ingin membawakan lagu Bollywood di konser kalian nanti?" Sambung Khumaira dengan ekspresi tak kalah terkejut.
"Iya. Makanya kami ingin sesuatu yang berbeda."
"Tapi ..."
"Tidak ada penolakan Aira!"
"Kau, dari dulu tetap saja suka memaksa."
"Itu kau tahu." Balas Yoongi cuek. Kemudian menyeruput kopi miliknya.
" Apa yang lain sudah tahu?"
"Belum."
"Terus nanti kalau mereka tidak setuju dengan usulmu, bagaimana?"
"Mereka pasti setuju Aira."
Khumaira memijit pelipisnya, sedang berfikir.
"Kau tidak usah khawatir. Aku yakin kau bisa melakukannya. Bukankah kau selalu memposting video bernyanyi mu?"
"Tapi masalahnya aku tidak terbiasa bernyanyi di atas panggung, apalagi dengan penonton banyak seperti army."
"Anggap saja penonton itu batu. Jadi kau tidak perlu cemas berlebihan."
'Ya Allah, enak banget ya dia kalau ngomong. Dia sih enak karena emang kerjaan dia nyanyi. Lha aku, cuma berani nyanyi di depan kamera doank.' batin Khumaira.
Melihat Khumaira yang masih diam berfikir, Yoongi malah asik menikmati camilan sendiri. Matanya masih saja tertuju pada khumaira.
'Kalau lagi serius seperti itu, kenapa terlihat menggemaskan.' Yoongi mengulum senyum.
"Latihannya bagaimana? Kalau bisa jangan menganggu jam kerjaku."
Pertanyaan Khumaira yang tiba-tiba membuat Yoongi sedikit gelagapan. Karena meskipun mulutnya terus mengunyah makanan, tapi pikirannya tidak fokus.
Yoongi kembali meminum kopinya. Kemudian menjelaskan tentang kemungkinan hari dan jam untuk jadwal latihan. Dia memberi kemudahan pada Khumaira, agar wanita itu mau ikut andil dalam konser BTS di Busan.
"Kau bicarakan dulu saja dengan yang lain. Kalau mereka setuju dengan usulmu, aku juga tidak akan menolak."
"Baiklah."
Ibu Mira keluar dari kamar. Menghampiri khumaira dan Yoongi. Pria itu menyalami tangan ibu Mira, menciumnya.
"Ibu sehat?"
"Alhamdulilah. Tapi pinggang ibu sedang sakit. Makanya dari tadi ibu di kamar saja."
"Mau aku antar ke rumah sakit, Bu?"
"Tidak usah nak. Tadi ibu sudah minum obat, Alhamdulillah agak mendingan."
"Aira, kamu belum masak untuk makan siang?"
"Astaghfirullah. Aira masak sekarang ya Bu. Tadi ke asikan ngobrol hehe." Khumaira bergegas ke dapur.
"Apa dia mau masak?"
"Iya. Apa kau mau membantunya?"
"Dengan senang hati Bu." Yoongi tersenyum. Dia lalu menyusul khumaira ke dapur.
"Anak itu. Apa dia masih mencintai Aira?" Gumam ibu Mira.
Di dapur. Khumaira sedang menyiapkan beberapa bahan makanan yang akan di masak. Ada ayam yang sudah di ungkep, cabe merah, tomat, bawang merah dan bawang putih. Ada kol, wortel, brokoli, kentang, sosis, ada cumi asin juga.
"Apa yang perlu aku bantu?"
"Goreng ayamnya. Kebetulan minyak nya sudah panas. Kalau kau takut kena cipratan minyak, kau tutup saja wajannya dengan tutup panci ini."
"Oke."
Khumaira mulai mengupas kentang dan wortel. Sesekali matanya melirik ke arah Yoongi. Sambil menunggu ayam matang, Yoongi terlihat sedang bengong.
"Kau baik-baik saja?"
Yoongi menoleh. "Iya. Aku hanya merasa dejavu."
"Dapur ini, mengingatkan...."
"Awas ayam nya gosong." Khumaira memotong ucapan Yoongi.
Yoongi berbalik, membuka tutup pancinya. Benar saja, ayam nya hampir saja gosong. Dengan cepat, Yoongi membalikan ayam gorengnya.
Padahal Khumaira sengaja memotong ucapan Yoongi. Dia tidak mau lagi mengungkit masa lalu.
Ayam goreng sudah matang. Yoongi membantu memotong sayuran yang akan di masak. Sedangkan Khumaira sibuk mengulek sambel.
Pikiran Yoongi masih saja tertuju pada masa itu, dimana dia dan Khumaira memasak bersama di dapur yang sekarang mereka pakai.
"Aww!" Rintih Yoongi. Dia meletakkan wortel dan pisau.
Khumaira mendekat. Lalu pergi mengambil kotak obat.
Dengan perlahan, Khumaira membersihkan darah yang masih mengalir di jari telunjuk kiri yoongi dengan air hangat. Kemudian memberikan obat merah pada lukanya.
"Perih." Lirih Yoongi.
Khumaira refleks meniup luka Yoongi. Pria pucat itu memperhatikan perlakuan Khumaira terhadap luka di jarinya. Senyumnya tersungging di bibirnya. Senyum tipis. Khumaira menoleh. Mata keduanya bertemu.
"Astaghfirullah." Khumaira memalingkan wajahnya. Beranjak dari duduknya dan pergi menyimpan kotak obat.
Dari jauh, ibu Mira memperhatikan kejadian itu. Beliau hanya mengulum senyum. Berharap putri pertamanya itu kembali menemukan cintanya, setelah satu tahun lebih ditinggal oleh almarhum Rangga.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sore di studio latihan. Setelah selesai latihan, Yoongi mengutarakan idenya tentang melibatkan Khumaira dalam konser mereka di Busan nanti.
Mereka menyetujui usulan Yoongi. Namun mereka ragu soal persetujuan dari pihak agensi. Namun Yoongi meyakinkan semua member kalau agensi juga akan menyetujui usulannya.
"Jadi tadi pagi kau menemui nuna, Hyung?"
"Kenapa? Kau tidak suka Jungkook-ah?"
"Ah bukan begitu. Kenapa Hyung tidak mengajakku?"
"Bukankah kau masih tidur, eoh?" Ledek Yoongi.
Jungkook hanya nyengir.
"Hyung, kenapa buka Zeera yang kau ajak duet?" Tanya Jimin.
"........"
Hobi yang duduk di samping Jimin, langsung menyikut lengan pria yang selalu mendapat julukan mochi itu. Jimin menoleh. Hobi meletakkan telunjuk di bibirnya. Meminta Jimin untuk tidak membahas Zeera di depan Yoongi.
"Eoh, maaf hyung. Aku tidak bermaksud ..."