Nasyifa Zahira Jacob..gadis cantik,ceria dan multi talenta,hidup di keluarga harmonis dan sangat di sayang oleh kedua orang tuanya,juga Kakak sepupu laki-lakinya,dimanja bak putri raja, hidupnya seakan tak pernah ada masalah,nyaris sempurna
Gerald Alexander Lemos...pemuda tampan,genius,multi talenta..terlahir dari keluarga harmonis dan kaya raya,merajai pasar modal Asia dengan berbagai bisnis yang keluarganya punya,siapa yang tidak kenal keluarga Alexander dan keluarga Lemos? penyatuan keluarga terpandang yang sulit untuk di taklukkan.
Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja dengan penuh kelembutan di satukan dengan pria dingin,arogan dan tak tersentuh?
kisah mereka yang belum usai membuat pertemuan pertama setelah sekian lama terpisah menjadi kisah penuh rasa..sakit,kecewa,namun membuat keduanya harus terikat pada satu hubungan rumit.
Mampukah keduanya memecahkan benang merah antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
" Selamat pagi menjelang siang... sesuai kesepakatan Minggu lalu,hari ini kita akan menetapkan brand mana saja yang akan kita pamerkan di acara fashion week bulan yang akan datang" ucap Dewa memulai membuka meeting mereka.
" Dan saya berharap kerjasama yang saling menolong, untuk para desainer masing-masing bisa menjelaskan detail produk kalian dan juga ke unggulan nya,dan sesuai janji, untuk model pihak GA yang menyediakan" tambah Dewa lagi.
Meeting berjalan dengan sangat lancar, bahkan bisa dikatakan hampir tak ada kendala walau sedikit pun, para model terlihat begitu antusias mengikuti meeting yang di hadiri oleh sang pria incaran mereka, siapa lagi kalau bukan Gerald,sang pengusaha muda dengan wajah tampan tersebut.
" Di harapkan untuk para desainer agar dapat menunjukkan contoh desain kalian" perintah Dewa lagi, sementara Gerald hanya diam,Maya tajam nya fokus menatap semua yang hadir di ruangan meeting, begitulah ia, sangat jarang berbicara saat meeting,dewa yang lebih sering memimpin meeting hingga selesai, namun semua keputusan berada di tangan sang CEO.
Satu demi satu para model memasuki ruangan meeting yang memang sangat luas itu,para desainer terlihat begitu antusias, berbagai model dress serta gaun malam di pamerkan, hingga pada akhirnya, Syifa hadir dengan memakai dress muslimah, seakan di sengaja menjadi penutup.
Syifa berdiri tepat di dekat dinding kaca besar, bukan karena dress nya yang bernuansa islami yang membuat ia menjadi pusat perhatian, tapi..latar belakang dirinya yang di jadikan pertanyaan oleh yang hadir di ruangan tersebut, mereka tau bahwa Syifa adalah mahasiswi magang,bukan model, namun tanggapan lain justru harus mereka dengar dari para desainer dan klien yang akan bekerja sama dengan GA.
" Mengapa seperti di sengaja, wanita yang sangat cantik yang dijadikan sebagai penutup"
" Apakah wanita itu pendatang baru? Sungguh sangat cantik "
" Aku berani bayar mahal untuk model yang itu "
Seperti itulah kira-kira bisik -bisik yang Gerald dan ketiga sahabatnya dengar, namun tak satupun dari mereka berkomentar, masing-masing dari mereka berusaha menormalkan detak jantung karena begitu terkejut saat melihat Syifa yang berdiri di hadapan mereka.
" Gue ga salah lihat kan Wa" tuanya Jonathan memastikan.
"Sejak kapan Syifa jadi model wa?" tanya Juna meyakinkan.
" Gue juga ga tau bro... yang gue tau dia emang lagi magang di GA dan itu sejak beberapa bulan lalu,malah udah hampir selesai " jawab Dewa apa adanya.
" Bro ...Lo yang rekomendasikan Syifa buat jadi Brand Ambassador GA?" tanya Jonathan pada Gerald.
Tak menjawab, Gerald hanya menggeleng, matanya.asih menatap intens wajah Syifa yang terlihat menunduk, entah menghindari ber tatapan dengan nya atau mungkin gadis cantik itu merasa canggung, yang pasti Syifa Tampak tak tenang dan Gerald menyadari itu.
" Maaf tuan... untuk brand pakaian muslimah saya merekomendasikan salah satu mahasiswi magang untuk menjadi brand ambassador nya, awalnya karena model kita berhalangan hadir,tapi setelah saya perhatikan sepertinya nona Nasyifa lebih cocok untuk menggantikan Lusi" ucap nyonya Vika yang memegang jabatan sebagai manager tersebut.
" Siapa yang memberikan nya izin untuk menjadi brand ambassador kita?" tanya Gerald dingin
" Saya sudah meminta izin pada mentor nya tuan,dan nona Nasyifa juga bersedia untuk membantu " jawab nyonya Vika.
" Dewa.. lanjutkan meeting nya" ucap Gerald dingin,ia bergegas berdiri dan melangkahkan meninggalkan ruangan rapat tersebut, sekilas matanya menatap tajam wajah cantik Syifa, membuat gadis cantik itu ketar ketir.
" Temui aku di ruangan" bisik Gerald tepat di telinga Syifa saat ia berjalan melewati gadis cantik yang telah berstatus sebagai istrinya itu.
Tak menjawab, Syifa hanya mengangguk pelan,kedua matanya mengerjab menatap kepergian sang suami.
" Ok..saya kira cukup untuk hari ini, untuk buk Vika..tolong dipikirkan lagi tentang rencana anda merekomendasikan nona Nasyifa, saran saya secepatnya cari pengganti yang lainnya" ucap Dewa .
Rapat berakhir,Dewa dan ketiga sahabatnya meninggalkan ruangan tersebut,ketiga pemuda ditambah Cindy,mereka menuju ruangan milik Dewa dan rencananya akan melakukan makan siang bersama,dan Gerald juga pastinya.
Sedangkan Syifa ia langsung meminta izin kepada manager fashion, dengan alasan bahwa dirinya ingin ke toilet.
Tok
Tok
Tok
Suara pintu di ketuk, membuat yang berada di balik pintu tersebut mengalihkan fokus nya dari layar laptop nya
" Masuk" perintah dari dalam dengan nada suara berat.
Perlahan namun pasti,Syifa mendorong pintu berwarna kecoklatan itu,pintu yang tertulis satu kata di depan nya " CEO",kata itu seolah sebagai alarm untuk mengingatkan siapa sang pemilik ruangan.
" Ada yang ingin anda bicarakan pak?" tanya bag sopan.
" Siapa yang mengizinkan kamu menjadi brand ambassador?" tanya Gerald dingin.
" Buk Vika pak dan itu hanya untuk sementara saja selagi mencari gantinya nanti" jawab Syifa apa adanya, sebagai mana yang dikatakan oleh buk Vika padanya.
" Aku ga ngizinin" jawab Gerald tegas.
" Tapi kenapa? Syifa sudah berjanji akan membantu bik Vika" ucap Syifa.
"Aku yang akan mencari pengganti nya nanti " putus Gerald cepat.
" Tapi apa alasan Syifa nanti ke buk Vika?" tanya Syifa.
" Katakan aku ga mengizinkan " jawab Gerald enteng.
" Trus siapa yang akan jadi gantinya?" tanya Syifa penasaran.
" Itu akan menjadi urusan ku" jawab Gerald singkat.
" Oh...pasti kakak-kakak cantik itu, kenapa anda ga nikahi dia saja?" tanya Syifa geram, membuat Gerald mengernyit heran.
" Maksud nya?" tanya Gerald tak paham.
" Kakak punya pacar kan? trus kenapa kemarin buat pengakuan palsu di depan Ayah?" tanya Syifa marah,sejak kemarin ia sangat ingin tau alasan Gerald.
" Karena sejak awal aku sudah pernah bilang bukan? Kalau kamu itu cuma milik Aku dan akan terus jadi milik ku" jawab Gerald dingin.
" Syifa bukan milik siapa-siapa, Syifa milik duri Syifa sendiri, kakak egois" jerit Syifa tiba-tiba.
" Dan mulai sekarang kamu akan jadi milik Gerald Alexander Lemos " jawab Gerald tegas, tangan kekarnya menarik Syifa hingga menempel di dada bidangnya.
" Jangan pernah sentuh Syifa sebelum kakak jujur ke Ayah,dan sebelum kakak putusin pacar+pacar kakak yang banyak di luaran sana" ucap Syifa tegas,ia memberontak agar terlepas dari tangan Gerald yang kini merengkuh kuat pinggang ramping nya.
Tak menjawab, Gerald justru menatap intens wajah cantik Syifa yang terlihat sedang sangat serius, dimatanya wajah sang istri tak pernah berubah dari sejak pertama mereka bertemu dulu, tetap polos dan cantik alami.
Tatapan intens Gerald membuat Syifa gugup dan sedikit takut,ia mengira Gerald sedang marah padanya, membuat Syifa menunduk dalam dan menghentikan perlawanannya.
" Kakak.. lepasin,nanti ada yang lihat" pinta Syifa lirih.
Masih tak menjawab, Gerald justru semakin kuat merengkuh pinggang Syifa, hingga tubuh mereka menempel sempurna,hanya helaian kain yang menjadi sekat,hal itu semakin membuat Syifa gugup,ini pertama kalinya ia sedekat itu dengan lawan jenis,jemari lentiknya meremas kuat kemeja bagian depan Gerald.
Cup..
Syifa terkesiap saat sebuah kecupan mendarat di kepalanya, membuat gadis cantik itu mendongak menatap sang pelaku,dan kesempatan itu tidak akan di sia-sia oleh seorang Gerald.
Cup...
Dengan sangat cepat, bibir keduanya menyatu, menciptakan decapan lembut,mata Syifa melotot sempurna, hingga cengkraman pada kemeja bagian depan Gerald terasa semakin kuat.
" Sekarang kita ke rumah Ayah..." ucap Gerald lembut, seraya mengusap lembut bibir Syifa yang sedikit bengkak karena ulahnya.
" U-Untuk?" tanya Syifa heran.
" Aku akan katakan yang sebenarnya,bukankah itu syarat agar aku bisa nyentuh kamu lebih dari ini?" ucap Gerald tenang,tanpa rasa malu,membuat Syifa terkesiap dan langsung gelagapan.
" Ta-tapi kak..ga harus sekarang, nanti saja saat kakak sedang tidak sibuk" ucap Syifa cepat.
" Ada Dewa yang akan menghandle semuanya,Ayo" jawab Gerald cepat.
" Ta-tapi kak.." ucapan Syifa terpotong oleh suara pintu terbuka dan menampilkan ketiga sahabat Gerald serta seorang wanita cantik,hal itu membuat Syifa terkesiap, bagaimana tidak ia masih berada dalam dekapan Gerald.
" Cek... apakah kalian tidak bisa ketuk pintu dulu sebelum masuk,mengganggu saja" decak Gerald geram.
Sedangkan Jonathan dan Juna tampak sangat terkejut melihat pemandangan di depan mereka,ternyata itulah alasan mengapa Dewa melarang mereka ke ruangan Gerald.
" Kayak ga ada tempat lain aja untuk bermesraan" decak Jonathan santai.
" Ini ruangan gue, terserah gue " jawab Gerald cuek.
" Kak..lepas" pinta Syifa lirih.
" Tapi tunggu dulu.. bukan nya kalian sedang marahan ya? Kok tiba-tiba udah nempel aja? Kapan baikan nya?" tanya Juna yang memang selalu ceplas-ceplos.
" Oh jadi Lo goda Gerald supaya bisa jadi brand ambassador GA?" tanya Cindy tiba-tiba dengan wajah meremehkan.
Syifa menggeleng cepat,ia tak pernah meminta pada siapapun agar merekomendasikan dirinya untuk menjadi brand ambassador di GA,ia bahkan menolak,namun mengingat ia yang sedang magang dan demi memperoleh nilai sempurna dari sang mentor, untuk itu ia terpaksa bersedia membantu.
" Cin.." tegur Dewa pelan.
" Lo ga harus mimpi terlalu tinggi nona,Lo ga ada apa-apanya dibandingkan gue atau model yang lain, ternyata penampilan Lo aja yang sok suci dan lugu, tapi kelakuan Lo minus" tambah Cindy lagi.
" Stop...wa..Lo urus semuanya,gue mau ketemu ayah" ucap Gerald tegas,ia tak ingin berdebat dengan Cindy.
" Fa bisa sendiri kak,kakak disini aja" ucap Syifa cepat,ia sedikit kuat menarik tubuhnya dari Gerald, hingga terlepas.
" Ayo.. jangan bantah" ucap Gerald tegas,seraya menarik tangan Syifa.
" Gue tinggal" ucap Gerald pada ketiga sahabatnya dan langsung di angguki oleh mereka.
Keduanya berjalan memasuki lift, hingga beberapa menit kemudian lift berhenti di lantai dasar, Gerald masih menggenggam erat tangan Syifa dan kembali menariknya menuju lobby,hal tersebut menjadi pusat perhatian orang-orang,ini pertama kalinya mereka melihat sang CEO memegang tangan wanita dan wanita tersebut bukan Cindy si model cantik yang selama ini mereka kira kekasih dari sang CEO.
" Masuk" perintah Gerald tegas saat keduanya sudah berada di samping mobil Gerald dengan pintu yang sudah terbuka tentunya.
" Kak" ucap Syifa masih ingin menolak.
"Masuk Nasyifa" perintah tegas dengan nada suara naik satu oktaf.
Akhirnya Syifa mengikuti perintah Gerald, dengan sangat berat hati akhirnya ia memasuki mobil mewah Gerald, yang di susul oleh pria dingin itu di samping nya.
" Jalan Pak..ke kediaman dokter Alamsyah" perintah Gerald tegas.
" Baik Tuan " jawab supir yang bernama Didi itu.
Sport car mewah milik Gerald melaju meninggalkan GA Group, bergabung bersama pengendara lainnya,menuju alamat yang Gerald sebutkan, hampir semua supir di keluarga Lemos mengenal dokter Alamsyah dan mengetahui alamat beliau.
*****
Sedangkan di ruangan Gerald,ketiga sahabatnya masih diam, terlebih satu-satunya sahabat wanita mereka, Cindy masih tak ingin percaya dengan apa yang baru saja Dewa ucap kan, tentang hubungan Gerald dan Syifa.
" Lo ga sedang becanda kan Wa?" tanya Juna seakan tak percaya.
" Lo liat wajah gue lagi becanda?" jawab Dewa santai.
" Kapan mereka nikah nya? Kok kita-kita ga di kasih tau?" tanya Jonathan yang juga seakan tak percaya.
" Kemarin, dadakan emang" jawab Dewa santai.
" Kok?" tanya Juna merasa heran, mengapa sahabatnya yang biasanya selalu melakukan sesuatu penuh dengan rencana itu bisa-bisanya nikah dadakan.
" Gerald ngambil kesempatan gara-gara kepergok bokap nya Syifa dia lagi nyium Syifa di ruangan Oma Irma kemarin" jawab Dewa santai.
" Hah..gila tu bocah " ucap Juna heran.
" Kok bisa ada kejadian gitu?" tanya Jonathan yang justru semakin penasaran.
" Awalnya Syifa jenguk Oma ke rumah sakit, atas permintaan Tante Rosella dan kebetulan malam kemarin Gerald nginep di rumah sakit,pas Oma di bawa ke ruang terapi tinggal mereka berdua di ruangan" jawab Dewa menceritakan.
" Dasar bocah modus " umpat Juna lucu.
" Tapi kasian juga Syifa nya, pasti dia belum siap menikah" ucap Jonathan yang justru merasa prihatin pada Syifa yang menurutnya masih terlalu muda untuk menikah, terlebih ia tau gadis cantik itu juga masih sangat lugu.
" Lo pada kayak ga kenal Gerald Alexander Lemos aja, apapun yang dia mau maka harus dia dapatkan" ucap Dewa .
Yang lain mengangguk setuju, sedangkan Cindy masih diam,ia merasa seperti mimpi mengetahui kenyataan pria pujaan hati nya sudah menikah,namun dalam hati ia bersumpah tidak akan mau menyerah,ia akan merebut Gerald dari siapapun, menurutnya ia yang lebih berhak mendapatkan seorang Gerald Alexander Lemos, mereka sejak kecil sudah bersama dan dekat.