"Jadi pacarku dan kau langsung tandatangani kontrak ini"
Tubuh Freya benar-benar membeku ketika mendengar suara Tuan Muda yang terdengar dingin dan pemarah ini. Tuan Muda arogan yang tiba-tiba melemparkan surat kontrak untuk menjadi pacarnya. Entah apa maksudnya, namun Freya juga tidak bisa menolaknya. Karena memang dia sudah melakukan kesalahan yang besar yang tidak mungkin bisa mengganti rugi dengan uangnya.
Biarlah dia ganti rugi dengan hidupnya.
Arven yang mempunyai penilaian sendiri terhadap semua wanita, mulai di patahkan oleh Freya. Selama gadis itu menjadi pacar kontraknya, banyak hal yang ditemukan Arven dalam kehidupannya. Pemikiran dia tentang wanita, yang tidak semuanya benar.
Entah bagaimana kisah mereka selanjutnya..? Mungkinkah akan saling jatuh cinta hingga akhirnya menikah? Kisah dengan perbedaan status sosial yang tinggi juga akan menjadi penghalang utama hubungan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#27# Kau Hanya Milikku!
Arven hanya tersenyum santai melihat kepanikan Freya. Dia duduk disamping Freya dan langsung merangkul bahunya. Namun Freya langsung menepis cukup kasar tangannya, karena tidak mau sampai orang-orang semakin melihat kemesraan yang sedang mencoba ditunjukan oleh Arven.
"Kau!" sepertinya karena tangannya di tepis, membuat Arven kesal dan langsung menatap tajam pada Freya. "...Berani sekali menepis tanganku? Memangnya kenapa kalau kita berada di Kampus atau berada di tempat ramai lainnya. Kita seorang pasangan kekasih, jadi tidak perlu segan lagi"
Freya memejamkan matanya saat mendengar ucapan Arven barusan. Jelas memang biasa saja baginya, karena tidak akan ada yang memandang rendah pada Arven saat ini. Namun Freya? Dia hanya seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang kacau dan tidak bisa dianggap sebanding dengan Arven.
"Aku tidak bisa, mereka semua akan menganggap kamu aneh kalau sampai memilih aku sebagai pacarmu" ucap Freya sambil melirik ke kanan dan kirinya. Jelas sudah banyak sekali yang menatap ke arahnya.
"Tidak peduli apa kata orang lain, karena bagiku hanya kau yang paling aku cintai. Dan aku tidak mau menyembunyikan tentang hubungan kita ini. Aku ingin semua orang tahu jika kau adalah pacarku" ucap Arven, seolah sengaja mengeraskan suaranya untuk kalimat terakhir agar semua orang mendengar.
Freya terbelalak kaget mendengar ucapan Arven yang seolah sengaja berbicara dengan keras. Freya melirik orang-orang yang berada disekitarnya yang jelas akan mendengar ucapan Arven barusan. Dan sepertinya Freya tidak akan bisa mengelak lagi karena Arven sendiri yang mengungkapkan tentang hubungan mereka ini.
Arven langsung merangkul bahu Freya dan mengecup pipinya dengan lembut. Hal itu semakin membuat Freya terbelalak kaget. Dia yang sekarang jadi bingung sendiri dengan sikap Arven ini yang ingin sekali memberi tahu orang-orang jika mereka sudah berpacaran.
"Mulai sekarang, kalian harus lebih menghormati pacarku ini. Kalau sampai ada satu saja dari kalian semua yang membuatnya terluka dan menangis, kalian semua akan berhadapan denganku dan hidup kalian akan sulit!" ucap Arven dengan penuh penekanan.
Freya hanya memejamkan matanya dengan apa yang dilakukan oleh Arven. Tentu hal ini akan membuat semua orang terkejut. Seorang gadis biasa saja yang bahkan dianggap tidak jelas asal-usulnya, sekarang bisa memikat hati seorang Tuan Muda yang selalu didambakan banyak wanita.
Arven langsung menatap Freya dengan lembut, mengelus pipinya yang memerah itu. "Kau adalah milikku dan sampai kapan pun tidak akan pernah ada yang bisa memilikimu selain aku. Faham?!"
Jadi dia melakukan hal ini hanya untuk memberi tahu semua orang kalau aku ini sudha menjadi miliknya. Ya ampun, ada-ada aja dia ini.
Entah Freya harus merasa bangga atau bagaimana saat ini. Ketika pria yang menjadi kekasihnya itu sedang menunjukan kepemilikannya pada orang lain. Seolah memang dia tidak ingin kalau sampai Freya diambil oleh orang lain.
Mata Freya mulai bekaca-kaca, dia merasa sangat terharu dengan apa yang dilakukan oleh Arven barusan. Sungguh, dia tidak pernah menyangka akan mendapatkan pria seperti Arven ini. Freya meraih tangan Arven yang berada di pipinya, menggenggamnya dan mengecup telapak tangan Arven dengan lembut.
"Terima kasih ya, karena sudah memberikan banyak hal baru dalam hidupku"
Meski terkadang selalu saja seenaknya sampai membuat terkejut seperti saat ini. Gumamnya dalam hati. Memang seperti itulah Arven, selalu saja melakukan apa yang ingin dia lakukan. Tidak tahu jika apa yang dia lakukan sudah membuat orang lain begitu terkejut dan hampir saja terkena serangan jantung dadakan.
"Semuanya akan aku lakukan untuk kebahagiaan kamu. Karena aku mencintaimu"
Arven membawa Freya ke Apartemennya, sebenarnya dia sedikit memaksa, karena jelas Freya tidak mau ikut dia ke Apartemennya. Bukan karena dia tidak mau menuruti kekasihnya itu, tapi karena dia tidak mau kalau sampai kebersamaannya ini diketahui oleh orang tua Arven, sementara semua kebohongannya juga sudah terbongkar.
"Kamu kenapa tegang begitu?" tanya Arven dengan menahan tawa saat melihat wajah Freya yang begitu tegang saat ini. Padahal mereka juga belum sampai di Apartemen Arven ini.
Freya langsung menoleh pada Arven, dia memang sedang gugup sekarang. "Kalau sampai nanti orang tua kamu melihat kita bersama seperti ini, bagaimana? Pastinya mereka akan marah sama kamu karena sudah membantah ucapan mereka"
Arven tersenyum, dia meraih kepala Freya dan menyandarkannya di dadanya. Mengecup puncak kepala Freya dengan lembut. "Sayang, kamu tenang saja. Kalau memang ada apa-apa nantinya, biar aku yang menghadapi semuanya. Kau hanya perlu tetap bersamaku dan berada di sampingku selamanya. Lagian aku yakin, orang tuaku juga akan mulai berubah pikiran suatu saat nanti. Mereka akan menerima kamu sebagai wanita pilihanku"
Freya hanya diam, dia mendongak dan menatap wajah tampan Arven. Memang rasanya dia juga merasa heran kenapa Arven bisa menjadikannya untuk menjadi wanita pilihannya dalam hidup ini.Padahal Freya juga sadar kalau perbedaan diantara mereka memang terlalu jauh.
Hendrick yang sedang mengemudi, hanya diam dengan wajah datar tanpa ekspresi. Namun dia juga merasa aneh ketika melihat bagaimana Tuan Muda yang bisa bersikap begitu lembut pada Freya. Seorang wanita yang selama ini selalu dia anggap sama. Jika wanita mendekatinya, hanya karena ingin mendapatkan uangnya saja. Tapi sekarang, pandangan Arven terhadap wanita itu sudah mulai berubah saat dia mengenal Freya dalam hidupnya.
"Sudah, jangan banyak berpikir. Sekarang kita nikmati waktu berdua ini. Karena besok aku sudah mulai kembali banyak pekerjaan lagi, sekarang aku yang lagi sedikit santai, jadi aku ingin menghabiskan waktu bersamamu"
Freya hanya menurut saja saat Arven terus menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam Apartemen. Seroang pihak keamanan di kawasan Apartemen mewah ini, juga menatap Freya dengan bingung. Mungkin karena terlalu sering melihat Arven membawa Freya ke Apartemennya, setelah selama Arven tinggal disini belum pernah melihat dia membawa wanita ke Apartemennya, kecuali Ibunya.
Masuk ke dalam Apartemen, Arven langsung meminta Freya untuk duduk di sofa ruang tengah ketika dirinya pergi ke kamar untuk mandi terlebih dulu.
"Kalau kau mau mandi juga, di kamar yang itu ya. Disana sudah banyak baju ganti untuk kamu" ucap Arven.
Freya mengangguk, dia membiarkan kekasihnya masuk ke dalam kamar. Sementara dia hanya duduk diatas sofa dengan helaan nafas panjang. Mau bagaimana pun, dirinya juga tidak bisa terus diam dan terlihat tenang dengan semua yang sedang terjadi. Meski Arven selalu menenangkan dirinya untuk tidak banyak memikirkan tentang semua ini. Namun, Freya tetap kepikiran tentang hubungannya dan Arven.
"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya setelah ini. Tapi aku juga tidak mau melepaskan Arven, aku sudah terlanjur mencintainya. Ah, aku bingung dengan apa yang sedang terjadi dalam hidupku ini"
Bersambung