Krystal Berliana Zourist, si badgirl bermasalah dengan sejuta kejutan dalam hidupnya yang ia sebut dengan istilah kesialan. Salah satu kesialan yang paling mengejutkan dalam hidupnya adalah terpaksa menikah di usia 18 tahun dengan laki-laki yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya.
Kesialan dalam hidupnya berlanjut ketika ia juga harus di tendang masuk ke Cakrawala High School - sekolah dengan asrama di dalamnya. Dan di tempat itu lah, kisah Krystal yang sesungguhnya baru di mulai.
Bersama cowok tampan berwajah triplek, si kulkas berjalan, si ketua osis menyebalkan. Namun dengan sejuta pesona yang memikat. Dan yang lucunya adalah suami sah Krystal. Devano Sebastian Harvey, putra tunggal dari seorang mafia blasteran Italia.
Wah, bagaimana kisah selanjutnya antara Krystal dan Devano.
Yuk ikuti kisahnya.
Jangan lupa Like, Komen, Subscribe, Vote, dan Hadiah biar Author tambah semangat.
Salam dari Author. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icut Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 10 : NIKAH DADAKAN?!
Tempat paling pas untuk menghilangkan penat dan stres itu, memang cuma club. Ditambah dengan menghabiskan dua botol minuman alkohol. Sudah dipastikan pikiran kalian akan plong dan beban rasanya akan terangkat.
Di salah satu sudut Club malam, Krystal duduk seorang diri menikmati setiap tegukan alkohol. Setiap kali gelasnya kosong ia kembali meminta bartender untuk mengisinya lagi.
Mabuk adalah salah satu terampuh untuknya mengalihkan pikiran yang sedang kacau. Membuat diri tidak sadar, lalu tidur dan terbangun lagi paginya.
Sudah terlalu banyak minum mungkin. Gadis cantik itu akhirnya tepar juga dengan kepala yang terkulai di atas meja. Matanya terpejam, namun sesekali mulutnya mengeluarkan lirihan yang tidak jelas.
Dari sudut Club yang lain, sepasang mata elang terus memperhatikan Krystal yang sudah tepar karena mabuk berat. Tidak ada sedikitpun yang dilewatkan oleh si pemilik mata elang tersebut dalam memperhatikan setiap gerak gerik Krystal sejak 1 jam yang lalu.
Sesekali, meneguk minuman dihadapannya, namun matanya tetap tertuju pada si gadis cantik. Ia bangkit dari duduknya, lalu melangkah mendekat pada meja yang kini dikelilingi oleh bartender. Matanya tetap lurus pada Krystal yang berdiri sempoyongan dengan mata sayu yang nyaris tertutup.
Gawat! Gadis itu benar-benar mabuk berat.
Tangannya dengan sigap menangkap tubuh Krystal yang linglung. Bau alkohol memang tercium sangat menyengat, namun wangi tubuh gadis yang kini berada dalam dekapannya ini jauh lebih membuat gila dan candu.
"Maaf, Tuan."
"Dia kenalan saya. Biar saya yang bawa pulang." Ketika bartender seperti khawatir jika ia adalah laki-laki bejat yang akan berniat macam-macam dengan seorang gadis yang sedang mabuk.
Para bertender itu mengangguk, dan mulai bubar kembali ke pekerjaan masing-masing setelah ia memberikan kartu namanya. Ya jelas saja, siapa yang tidak kenal dengan Marga di belakang namanya. Siapapun yang melihat juga pasti akan menghindari masalah dengan pemilik Marga itu.
Ia selipkan lengan kokohnya ke antara celah paha dan betis Krystal yang sudah hilang kesadaran secara total. Dan satunya di belakang punggung. Menggendong ala bridal style, menuju mobil sedan miliknya yang terparkir diparkiran Club. Seorang pria berusia sekitar 50 tahunan membuka pintu bagian belakang saat kedatangan Tuan Mudanya.
Meski sudah berumur setengah abad, jangan remehkan, pria itu bahkan masih punya fisik yang sangat kuat jika bertarung.
"Jalan!"
"Baik, Tuan Muda."
Mobil sedan melaju meninggalkan area Club. Di dalam mobil, ia masih memandangi wajah cantik yang masih terlelap di pangkuannya ini. Terlihat kacau dengan sisa air mata disana. Sebelah tangannya terangkat mengusap pipi itu lembut. Lalu mendekatkan wajahnya untuk mengecupi setiap sudut wajah tersebut, tanpa ada yang tertinggal. Mulai dari kedua kelopak mata yang terpejam, hidung mancung itu, pipi, jidat dan terakhir pada bibir ranum merah muda yang sudah menggodanya sejak tadi.
Disana, ia bukan hanya sekedar mengecupnya melainkan menggerakkan bibirnya untuk melumat, memanggut dengan lembut, dalam dan juga intens. Krystal sama sekali tidak terganggu karena perbuatannya. Mengerang tertahan, ketika ia merasakan pening akibat gairah yang tertahan dalam tubuhnya. Sungguh, gadis ini bagaikan candu untuknya. Rasanya ia sebentar lagi akan gila dibuatnya.
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh. Mobil berhenti tepat di depan sebuah Mansion mewah bertuliskan 'ZOURIST MANSION.' diatasnya dihiasi dengan lampu-lampu yang berkerlap-kerlip.
Ia membopong gadis itu untuk masuk ke dalam. Dan langsung disambut oleh sepuluh pelayan wanita yang berbaris di sisi kanan dan kiri tangga, membungkuk hormat.
"Kamar utama Lt2 Tuan Muda." Seorang wanita paruh baya menyambutnya.
Tanpa perlu ditunjukkan lagi, ia sudah mengetahui semua seluk beluk Mansion ini. Apalagi gadis dalam gendongannya ini. Penasaran kenapa ia bisa tahu? Mungkin sebentar lagi kalian akan mengetahuinya.
Di dalam perjalanan menaiki tangga ke lantau dua. Ia tidak berhenti memandangi wajah pulas gadis itu, yang terlihat polos. Berbanding terbalik jika Krystal dalam kondisi bangun. Yang terkadang membuatnya yang memperhatikan dari jauh geleng-geleng kepala.
Penguntit? Mungkin panggilan itu lah yang lebih tepat disematkan untuknya.
Memasuki sebuah kamar mewah bernuansa putih, ia meletakkan gadisnya itu di atas kasur king size tersebut dengan hati-hati. Krystal menggeliat sesaat, namun tidak terbangun. Ia buka sepatu Krystal dan menarik selimut untuk menyelimutinya hingga sebatas dada.
Di pandanginya lagi wajah gadisnya itu, kali ini dia menangkap sudut mata Krystal yang mengeluarkan air mata disertai munculnya kerutan di kening. Terlihat gelisah dalam tidurnya.
Tangan besarnya naik mengelus kepala gadisnya. Perlahan kerutan di kening menghilang, nafas gadisnya kembali beraturan.
Cup!
Ia mengecup tepat di bibir.
"*Good night and sweet dreams, baby*." Bisiknya.
Lalu pergi. Bertepatan dengan Papa William dan Mama Ambar yang baru sampai di Mansion. Dan mereka sempat berbincang sejenak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"*POKOKNYA GUE NGGAK MAU TAHU! SEKARANG JUGA LO KIRIM RUDAL KE SINI! BOM NIH MANSION!! BANTUIN GUE KABUR*!!!"
"Astaga Krystal!!! Jangan teriak-teriak dong! Gue pakai headset, nih. Mau lo tiba-tiba besok gue budek, hah?!" Ujar Sasa meringis.
"*BODO AMAT!! GUE NGGAK MAU TAHU POKOKNYA PAGI INI LO BERDUA HARUS BANTUIN GUE KABUR DARI MANSION*!!"
Baik Carletta maupun Sasa sama-sama meringis mendengar teriakan Krystal dari seberang video call ini. Belum lagi gadis itu terus mencak-mencak, terdengar dari hentakan kaki nya yang bertemu dengan ubin lantai. Krystal pasti sedang berada di dalam kamar mandi kamar Krystal di Mansion Zourist. Bersahabat kecil dengan Krystal membuat mereka berdua sudah cukup hafal dengan desain ruangan-ruangan di Mansion Zourist.
"Iya-iya, tapi lo tenang dul..."
"*TENANG LO BILANG?! CARL GUE MAU DINIKAHIN PAGI INI!! DINIKAHIN, KAMBING!! GUE NGGAK MAU*!!!"
Sungguh ingin rasanya sekarang Carletta menoyor kepala Krystal.
"*Apa kata dunia coba gue dinikahin paksa kayak gini?! Bahkan sama orang yang gue nggak kenal sama sekali. Emang gue segitu nggak laku nya sampai-sampai harus di jodohkan, hah?! Sumpah! Ini cuma masalah narkoba doang tahu nggak. Dan gue harus berakhir dengan dinikahin kayak gini! Anjinggg*!!"
Nafas Krystal memburu karena terlalu kesal. Tidak peduli juga jika suaranya akan terdengar sampai keluar kamar mandi ini. Ya, Krystal memang mengurung diri di dalam kamarnya di Mansion Zourist.
Saat ia bangun, ia sudah mendapati dirinya di dalam kamar mewah yang dua kali lipat lebih besar daripada kamarnya di rumah minimalis. Dan yang membuat Krystal semakin kaget adalah ketika turun ke lantai bawah ia sudah melihat banyak orang tengah mendekorasi Mansion mewah tersebut. Tak lama setelah ya beberapa pelayan datang mengantarkan gaun pernikahan padanya.
Shock? Jelas saja, gila!
Ingin kabur pun tidak bisa, karena sekeliling Mansion Zourist sudah dijaga ketat dengan puluhan bodyguard. Krystal memang bisa beladiri, tapi tidak untuk melawan puluhan bodyguard diluar sana yang pasti kemampuannya tidak akan main-main.
Alhasil, Krystal berlari ke dalam kamar dan mengunci dirinya di dalam kamar mandi, sudah terhitung 30 menit ini. Krystal yakin jika di luar kamar para pelayan sudah mencoba menggedor-gedor pintu kamarnya.
"Oke-oke gue paham. Sekarang lo mau gue ngelakuin apa?" Carletta mengurut keningnya, kepalanya berdengung mendengar teriakan-teriakan Krystal itu.
Niat hati bangun di Minggu pagi untuk berleha-leha di atas kasur, buyar begitu saja karena Krystal sudah mencak-mencak sepagi ini. Cukup kaget juga, saat gadis itu dengan histeris mengatakan bahwa ia dijodohkan dan akan menggelar pernikahan hari ini.
"*Bantuin gue kabur dari sini." Ujar Krystal to the point tidak lagi teriak-teriak*.
Ternyata capek juga kalau teriak-teriak terus.
Helaan nafas terdengar dari Carletta.
"Ada berapa bodyguard di situ?"
"*Ck! Nggak tahu. Tapi kata si William*..."
"Bokap lo itu." Sasa menyela.
Krystal mendengus.
"*Bodo! Katanya puluhan. Pastinya gue nggak tahu berapa. Tapi di luar rame banget*.
"Anjirr! Banyak banget Krys. Gimana caranya gue bantuin lo kalau gini?"
"*Arghhh itu dia. Tapi gue nggak mau di sini, Carl. Gue nggak mau nikah!" Krystal kembali mengeluh, mengacak-ngacak rambutnya. Sudah tidak peduli lagi dengan penampilannya yang masih menggunakan piyama*.
"Emang lo mau dinikahin sama siapa, sih? Aneh banget bokap lo tiba-tiba nikahi anaknya gini." Tanya Sasa pada akhirnya penasaran.
"*ITU DIA. GUE NGGAK TAHU! GUE NGGAK KENAL, SA! ARGHHH... HIKS...HIKS... BANTUIN GUE!! GUE NGGAK MAU NIKAH*!!"
"Ya udah sellow dong. Ngegas mulu dari tadi perasaan. Tenang dulu, Ital. Lo jangan nangis. Kalau kayak gini gue sama Carl makin panik. mending sekarang lo jelasin dulu, siapa calon suami yang mau dinikahin sama lo. Lagian nggak mungkin bokap lo jodohin lo sama orang sembarangan. Secara kan lo itu putri Zourist, bokap lo disegani sana sini sama banyak orang."
"Gue setuju kali ini sama si micin. Mending lo tenang dulu, trus cerita pelan-pelan Biar gue juga bisa mikir apa yang bisa gue bantu buat lo." Ujar Carletta.
"Kok micin, sih?! Protes Sasa tidak terima.
"Iya micin. Sasa, micin, kan?"
"Sialan lo!"
William Zourist memang pengusaha sukses, kaya raya dan disegani di kalangan bisnis. Sudah memiliki banyak cabang perusahaan di dunia. Bisnisnya bergerak di banyak bidang, di antaranya berlian, tambang, sampai property.
Kalau kata teman-teman Krystal, William Zourist itu sosok pengusaha yang tidak pernah menuai kegagalan dalam setiap bisnis yang dimulainya. Keberuntungan selalu berpihak pada pria itu. Hanya satu saja kesialannya di dunia ini, yaitu memiliki anak dengan spesies langka seperti Krystal. Karena itu lah, nama Zourist masuk dalam salah satu kaum konglomerat. Tidak ada yang mengenal pria itu.
Krystal masih sesenggukan karena menangis. Ujung hidungnya bahkan sudah memerah.
"*Dia anak Darrelian Harvey. Seusia gue, katanya ganteng, berkharisma, mapan juga." Perhatian Carletta dan Sasa kembali teralih pada Krystal*.
"Nah itu!" Seru Sasa.
"*Nah apaan?! Gue tetap nggak mau. Lagian ini udah bukan zaman siti nurbaya lagi, kayak gue nggak bisa nyari pacar sendiri aja*."
"Buktinya lo nyari pacar sendiri selalu diputusin!" Skakmat Sasa.
"*SASA*!!!"
Terdengar tawa lepas dari manusia polkadot itu. Ya tidak salah sih, karena memang kisah percintaan Krystal selalu berakhir kandas dengan ia yang diputusin duluan.
"Krys, tadi lo bilang Darrelian Harvey, kan?" Carletta kembali bersuara setelah cukup lama diam tadi. Anggukan Krystal memvalidasi pertanyaan Carletta.
"Damn! Krys, Darrelian Harvey itu bukan hanya sekedar pengusaha tajir. Tapi juga seorang mafia kelas tinggi keturunan Italia!"
"*MAFIA*?!"
Carletta mengangguk, menunjukkan layar ponselnya ke kamera laptop. Yang setelahnya membuat Krystal semakin heboh bukan main. Bukan heboh karena senang, melainkan kembali merengek meminta Carletta untuk segera membebaskan nya dari tawanan sang Papa. Membuat baik Carletta maupun Sasa kali ini lebih pusing lagi mendengarnya.
"*Tuh kan! William kampret itu jahat sama gue. Dia ngejodohin gue sama anak mafia. Berarti psikopat dong? Hiks*..."
"Kayaknya definisi mafia bukan itu deh." Gumam Sasa.
"*Iya dong! Kerjaannya ngebunuh orang. Gimana kalau misal gue benar nikah sama anaknya, terus gue dapat tindakan KDRT tiap hari? Atau kalau dia kesal, terus gue di cekek sampai mati*?!"
Membayangkan saja sungguh membuat Krystal ngeri.
"*Meskipun hidup gue emang nggak berguna-guna banget di dunia ini. Tetap saja gue nggak mau mati konyol guys!!" Kata Krystal*.
Sementara Krystal terus merengek dan mengeluh. Carletta dan Sasa menghela nafas hampir berbarengan. Krystal itu luarnya saja kelihatan badgirl, tapi kalai kalian sudah mengenalnya dengan dalam, dia itu punya sisi manja seperti sekarang ini. Salah satu sifat Krystal yang juga dominan dalam dirinya selain pemberontak dan pembangkang, adalah manja serta apa yang dia mau harus didapatkan.
"*Carl, bantuin!! Hiks*!!"
Lihatlah sekarang bagaimana dia yang menangis sesegukan. Bibirnya bahkan terlipat dengan kedua pipi yang memerah. Sungguh lucu dan membuat siapapun yang melihat pasti tidak akan percaya jika Krystal itu badgirl yang pemberontak. Sekaligus kasihan sih.
"Oke-oke, lo tenang dulu. Gue sama Sasa ke Mansion Zourist sekarang. Ingat! Tunggu kami! Jangan ngelakuin hal aneh-aneh. Awas lo, ya!" Carletta memperingati dengan keras.
Karena dalam kondisi stres berat seseorang bisa saja melakukan hal gila di luar nalar nantinya. Terlebih manusia itu adalah Krystal.
"*Kirim bom aja langsung*!"
"Gila lo?! Nyawa orang tu banyak di dalam."
"*Biarin pada mati semuanya*!