Pernikahan 80 Hari

Leon menyelinap pulang kerumah pada saat Kiyara tidur, jam dua pagi. Pria itu sudah menginjakkan kakinya dirumah besar dimana Rachel berada.

Leon langsung masuk kedalam kamarnya, namun saat ia mendorong handle pintu, ternyata terkunci.

Leon menekannya beberapa kali, namun tetap saja tidak bisa. Tidak biasanya Rachel mengunci pintu seperti itu.

Karena Leon tidak memiliki kunci cadangan, akhirnya ia mengetuk pintu dengan pelan berharap Rachel mendengar dan membuka pintunya.

Tok!

Tok!

Tok!

"Rachel... Rachel!" Leon mengetuk dengan pelan beberapa kali.

Namun tidak ada sahutan dari dalam. "Sepertinya tidurnya sangat nyenyak!" Gumam Leon.

Akhirnya ia memilih menunggu saja sampai Rachel bangun. Saat Leon hendak turun ke dapur, tiba-tiba ia mendengar suara anak kunci yang diputar. Pria itu langsung membalik badan dan berjalan lagi menuju depan kamarnya.

Leon menekan handle, dan akhirnya bisa dibuka. Ia langsung masuk kedalam kamar.

Rachel berjalan disamping ranjang lalu naik, kemudian menarik selimut dan memejamkan matanya.

Leon menutup pintu lalu berjalan masuk. Sebenarnya ia ingin menjelaskan pada Rachel, tapi ia tidak tau harus memulainya dari mana.

Apalagi melihat Rachel yang sudah berselimut diatas ranjang, meskipun belum tidur, Leon semakin merasa bingung. Akhirnya pria itu melepas jas sepatu dan melonggarkan dasinya serta ikat pinggang, lalu masuk kedalam kamar mandi.

Rachel memang belum tidur dari tadi. Ia hanya memejamkan mata, namun rasa kantuknya tak kunjung datang.

Mendengar suara air yang mengalir, Rachel membuka matanya.

Rachel mengira kalau Leon pasti baru saja bersenang-senang bersama Kiyara, makanya jam segini baru pulang.

Leon mengguyur seluruh tubuhnya dibawah shower. Setelah beberapa menit, pria itu akhirnya mengakhirinya lalu mematikan shower dan meraih handuk. Keluar dari kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi, Leon menatap kearah ranjang dimana Rachel tidur sambil membelakanginya.

.....

Rachel mengerjapkan matanya beberapa kali, setelah akhirnya ia tidur hanya beberapa jam saja.

Rachel merasakan ada sebuah tangan melingkari perutnya. Rachel merasa sesak namun juga terus berfikir dan bingung, apa Leon sengaja memeluknya dari belakang ataukah pria itu tidak sadar.

Hembusan nafas Leon bahkan terasa menerpa rambutnya menembus ke kulit kepala. Rachel merasa sangat dekat, bahkan punggungnya seperti menatap dada Leon.

Kenapa ia merasakan nyaman? Dekapan Leon sungguh hangat membuatnya sampai tidur nyenyak meski hanya beberapa jam saja.

Rachel pasti sudah gila! Ia menggerutu, disaat ia merasakan nyamannya dekapan Leon, ia justru melihat bayangan Leon bersama Kiyara semalaman.

"Dia baru saja bersenang-senang bersama Kiyara! Apa sekarang Leon masih membayangkan aku adalah Kiyara?" Gumam Rachel dalam hatinya.

Rachel tidak pernah merasakan perasaan seperti ini. Ia merasakan sakit mengingatnya, ia merasa jijik membayangkannya. Leon pria yang ingkar janji dan tidak bisa berkomitmen.

Rachel seketika mengangkat tangan Leon meskipun tangan itu berat, namun saat ia hampir terlepas dari Leon, pria itu justru kembali melingkarkan tangannya dan menarik Rachel semakin erat yang membuat Rachel tersentak kaget.

"Kau mau kemana?" bisik Leon.

Asal istrinya tau, Leon tidak tidur dari tadi. Ia hanya memejamkan matanya, dan tentu saja sangat sadar dengan apa yang ia lakukan.

Rachel menelan salivanya susah payah karena ternyata Leon sudah bangun. Apa jangan-jangan pria itu pura-pura tidur? Pikir Rachel.

"Lepaskan aku, Leon!" Sahut Rachel sambil berusaha melepaskan diri.

Tapi Leon tidak mendengarkan permintaan Rachel yang meminta dilepaskan.

Rachel masih menyimpan kecewa pada Leon, ia merasakan perasaan campur aduk yang bergejolak. Antara menyukai kedekatan mereka sekarang dan membenci dirinya yang bisa saja luluh.

"Aku tidak pernah minta maaf pada seorang wanita! Pertama kalinya aku katakan padamu, aku tidak bermaksud mengingkari janjiku kemarin! Maaf..." Lirik Leon tepat ditelinga Rachel.

Rachel tidak tau harus menjawab apa. Ia masih kecewa pada Leon.

"Aku punya alasan kenapa aku tidak pulang!"

Rachel menghela nafasnya. Ia tidak perduli alasan Leon, tidak perduli kata-kata Leon. Ia tidak ingin mendengar ucapan Leon yang hanya di angin saja.

"Tidak perlu menjelaskan apapun! Aku tau kau sangat sibuk bersama Kiyara. Kiyara lebih penting dariku, karena aku hanyalah wanita yang kau nikahi karena uang!" Rachel menyahut dengan dingin.

Leon sungguh tidak menyangka Rachel akan menjawab seperti itu. Leon tidak suka Rachel mengatakan ia dinikahi karena uang. Ia tidak suka Rachel merendahkan dirinya.

Leon mengurai pelukannya namun tidak melepaskan Rachel, ia membalikkan badan Rachel dengan paksa karena wanita itu menolak.

Kaki Leon langsung mengunci kaki Rachel dan membuat wanita itu semakin tertekan tidak bisa bergerak.

"Kiyara kecelakaan!"

Ucapan Leon membuat kedua mata Rachel terbuka lebar. Ia langsung menatap Leon.

"Saat aku selesai meeting direstoran, aku langsung akan pulang. Tapi Kiyara mengejar ku, sampai akhirnya dia tertabrak mobil! Aku mengantar Kiyara kerumah sakit dan menunggunya sampai sadar setelah dioperasi!"

Rachel mengerutkan keningnya dan berusaha melihat kejujuran dimata Leon. Ia memang melihat Leon sepertinya tidak berbohong.

"Kau bisa menghubungiku kan? Aku sudah menelpon mu berkali-kali, kau bahkan tidak mengangkatnya atau menjawab pesanku! Aku menunggumu selama berjam-jam diluar rumah asal kau tau itu! Tapi kau justru membuatku kecewa, Leon!" Rachel mengeluarkan rasa kecewanya pada Leon.

Kalau bisa, Rachel ingin juga marah. Meskipun pernikahan mereka hanyalah kontrak, tetap saja ia punya hati yang tidak bisa dipermainkan.

Leon tau Rachel wanita yang jarang marah karena hal sepele. Meskipun dia sering membuat masalah padanya, tapi ia tau Rachel selalu menggunakan logika bukan perasaan.

Tapi sekarang, Leon merasa Rachel seperti sangat kecewa karena ia mengingkari janji. Apa kesalahannya sangat besar sampai membuat seorang Rachel murung dan kecewa?

"Ponselku tertinggal di mobil! Aku menunggu Kiyara sadar sampai malam. Aku tidak mungkin sengaja mengingkari ucapanku. Aku bukan pria yang suka ingkar!" Leon masih berusaha menjelaskan dan membela diri.

Rachel menghela nafasnya. Ia mungkin tadi lupa kalau Leon dan Kiyara sepertinya memang memiliki hubungan khusus.

Buktinya, Leon bahkan bisa menunggu Kiyara berjam-jam sampai melupakannya, bahkan meninggalkan ponselnya didalam mobil.

Selama Leon menunggu Kiyara, pria itu juga pasti terus disamping Kiyara, memandangi wajah Kiyara yang pucat. Bahkan memegang tangannya dengan perasaan khawatir dan takut kehilangan.

Rachel merasa matanya panas, namun ia berusaha tidak menunjukkan raut wajah tidak biasa dihadapan Leon.

"Seharusnya aku tidak perlu kecewa padamu! Aku tau pernikahan ini karena kau hanya berusaha tanggung jawab, atas apa yang kau lakukan padaku, Leon. Aku tidak memiliki hak untuk marah padamu! Kau berhak melakukan apapun sesukamu, sampai kontrak pernikahan kita selesai. Aku yakin kalau aku tidak akan hamil anakmu! Kau bebas menemani dan bersama Kiyara kapanpun sesukamu!"

.....

Maaf ya, kemarin tidak up. Othor sibuk didunia real life, dan tubuh lagi kurang fit🥲🥲🥰🥰

Semoga kalian masih suka karya receh othor, dan terimakasih yang sampai sekarang masih dukung karya othor dari novel 'Menikahi Ceo Dingin'🥰🥰🥰