Syakira Aurelia Devi seorang wanita yang berhubungan dengan pria beristri, tak tahu jika kekasihnya memiliki seorang istri. Membuatnya harus berurusan dengan seorang pria kejam dan dingin yang sangat menyayangi adik perempuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TPG : Bab 4
Adrian berjalan ke ruangan makan, ia melihat kedua orangtuanya sudah duduk di atas meja makan. Mereka nampak harmonis dan terlihat bersenda gurau, mata Adrian melirik tajam ke arah Doni yang duduk di samping Jesslyn.
"Adrian, Mama sudah lama tidak makan malam bersama mu. Mama hari ini sengaja membuatkan makanan kesukaan mu." Jelas Citra dengan senyuman di wajahnya.
Hariyono Sumardjo Baskoro tersenyum senang melihat anak-anaknya berkumpul bersama saat makan malam, Adrian duduk di samping Citra dan menerima piring yang sudah di isi oleh beberapa makanan kesukaannya.
"Bagaimana urusan mu di luar negeri, apa sudah selesai?" Tanya Hariyono, ia tahu betul jika Adrian lebih sering berada di luar negeri karena beberapa masalah yang sering terjadi.
"Semua urusan ku sudah selesai." Jelas Adrian dengan singkat, mata pria itu melirik tajam ke arah Doni. Dan tak sengaja Doni juga melirik ke arah Adrian, ia langsung mengalihkan pandanganya saat di tatap tajam oleh kakak iparnya.
"Syukurlah, Mama ingin kau lebih sering berada di sini. Di tambah usia mu sudah menginjak kepala tiga, sebaiknya kau segera mencari calon istri." Jelas Citra dengan senyuman di wajahnya.
Hariyono menyetujui ucapan istrinya, bagi mereka ini adalah waktu yang tepat untuk Adrian segera menikah dan memiliki seorang keturunan.
"Jesslyn juga sudah menikah, bukankah lebih baik dia yang segera memiliki seorang anak." Jelas Adrian, ia sama sekali belum ada niatan untuk menikah dalam waktu dekat meski sudah banyak wanita yang mengantri untuk menjadi istrinya di masa depan.
Mendengar ucapan putra sulungnya, Citra dan Hariyono hanya bisa diam. Bagi mereka pernikahan Jesslyn dengan Doni adalah sebuah kesalahan, tapi keduanya tidak bisa berbuat banyak karena Jesslyn sangat keras kepala.
"Beberapa hari yang lalu Jesslyn membuat kekacauan di mall." Ucap Adrian dengan nada dingin.
Jesslyn yang sedang makan pun langsung terkejut saat kakaknya mengatakan hal itu, ia lalu melirik Adrian dengan tatapan kesal.
"Jesslyn, kenapa kau membuat kekacauan?" Tanya Citra dengan wajah yang khawatir dan sedikit kesal.
Jesslyn tidak bisa menjawab, tapi Adrian langsung menjelaskan jika Doni berselingkuh dengan wanita lain. Mendengar hal itu Doni terkejut, ia langsung memberikan pembelaan diri kepada kedua mertuanya. Begitu juga dengan Jesslyn, ia membela suaminya.
"Mas Doni enggak selingkuh, tapi wanita itu yang kegatelan terus menggoda suami ku." Jelas Jesslyn dengan nada tegas, ia menatap tajam ke arah Adrian.
Adrian menatap ke arah adiknya, ia lalu kembali fokus dengan makanannya tanpa memperdulikan ucapan Jesslyn. Citra lalu memberikan beberapa nasehat untuk putri bungsunya yang hanya di tanggapi dengan anggukan oleh Jesslyn dan juga Doni.
Setelah makan malam, Jesslyn langsung menghampiri Kakaknya untuk meminta penjelasan karena Kakaknya malah mengatakan hal itu kepada kedua orang tua mereka.
"Kak aku kan sudah bilang rahasiakan semua ini, aku enggak mau Mas Doni terus di pandang buruk oleh ayah dan ibu." Jelas Jesslyn dengan nada kesal.
"Hmm.." Adrian hanya menjawab dengan gumaman khas miliknya.
"Kak, kakak udah urus wanita itu kan? Aku enggak mau lihat wanita itu lagi, aku juga enggak mau dia sampai menggoda Mas Doni lagi. Kakak udah urus wanita murahan itu kan?" Tanya Jesslyn dengan mata yang penuh harap.
"Kau tenang saja, dia tidak akan pernah mengganggu mu lagi." Jelas Adrian dengan senyuman hangat.
Jesslyn yang mendengar hal itu tersenyum dan langsung memeluk Adrian, ia sangat beruntung memiliki seorang Kakak yang menyayanginya.
Lalu setelah itu Adrian langsung mengambil jas miliknya, malam ini juga ia akan segera pulang ke rumah barunya yang sudah di siapkan jauh-jauh hari. Citra yang mengetahui putranya akan tinggal di rumah sendiri, langsung meminta Adrian untuk tinggal di sini. Namun Adrian dengan tegas menolak hal itu.
"Mamah udah enggak tahu lagi harus gimana, Adikmu itu! Dia malah menikah dengan Doni, pria yang bahkan tidak bekerja sama sekali." Jelas Citra dengan nada kesal.
Tapi Adrian sama sekali tidak menghiraukan ucapan ibunya, ia lalu langsung pergi begitu saja.
Hizam asistennya langsung mendekati Adrian, "Bagaimana dengan wanita itu, Tuan?" Tanya Hizam dengan tatapan serius.
"Masukkan wanita itu ke dalam bagasi dan bawa ke rumah ku." Jelas Adrian yang langsung masuk ke dalam mobil miliknya sendiri.
Hizam yang mendapatkan perintah dari atasannya, ia bersama dengan dua anak buah yang lain langsung pergi ke gudang. Saat membuka pintu gudang, Hizam melihat Syakira tergeletak di atas lantai yang penuh debu.
Ia meminta anak buahnya yang lain untuk membuka rantai yang mengikat tangan dan kaki Syakira dan segera membawa wanita itu pergi.
di saat kedua orang tengah sibuk membuka ikatan rantai di kedua tangan dan kaki Syakira, wanita itu tiba-tiba langsung membuka matanya dan segera memukulkan sebuah kayu yang ada di dekatnya tepat ke kepala kedua orang itu yang membuat keduanya mengerang kesakitan.
Syakira langsung berdiri dan segera berlari, namun saat ia keluar dari pintu tubuhnya segera di tangan oleh sebuah tangan kekar. Hizam menatap tajam ke arah wanita di sampingnya, ia langsung mengeluarkan saputangan dan membekap mulut Syakira. Wanita itu terus memberontak namun secara perlahan, kesadarannya mulai menghilang.
"Dasar wanita merepotkan." Gumam Hizam kesal, ia lalu melihat kedua anak buahnya yang tidak berguna.
"Cepat bawa wanita ini!" Perintah Hizam dengan nada dingin.
Keduanya langsung menuruti perintah Hizam, ia adalah orang kepercayaan Adrian yang sama-sama kejam. Hingga akhirnya Syakira di bawa masuk ke dalam bagasi mobil dengan kedua tangan yang di ikat oleh lakban hitam.
semoga Syakira bisa pergi jauh bersama aleric dan ada yg membatu kehidupan Syakira apalagi itu dari rival bisnis Adrian tak apalah demi memberi pelajaran pada keluarga Adrian