Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Ema bersiap untuk rapat dengan colega hari itu, dia menatap cermin memastikan tidak ada cela yang bisa membuat seseorang marah lagi dna yang terutama dia memang harus rapi karena itu adalah hari yang penting
Dia meminta maaf ?. Ema bergumam mengingat hal yang dia tidak sangka, Grey benar-benar minta maaf setelah Ema hampir melupakan masalah itu
"Aku meminta maaf soal adik mu". Ucap pria itu menatap dirinya dengan serius "Aku tahu aku keterlaluan"
Saat itu Ema hanya bisa diam dia tidak akan mengungkit masalah itu lagi karena baginya akan sia-sia
"Saya tidak apa pak, saya mengerti...". Gadis itu hanya mengangguk mengiyakan pria itu
Gadis itu mengehela nafas lalu mengepalkan kedua tangannya mengumpulkan kembali semangatnya yang sempat surut
Barulah gadis itu keluar dari kamarnya berbarengan dengan seorang pria yang keluar dari depan pintu kamarnya
Grey pria yang menjadi tetangga depan kamarnya mereka saling menatap beberapa saat lalu mengalihkan padangan mereka masing-masing "Ehhemmm". desah Grey seraya memperbaiki dasinya
"Selamat pagi pak". Sapa Ema dengan ramah hanya di jawab anggukan oleh Grey. dia kembali dingin seperti biasa. batin Ema "Ada yang perlu saya bantu?". Tanya gadis itu kala menatap Grey yang kesulitan dengan dasinya
"Tidak"
"baiklah, kalau begitu saya permisi dulu". Ucap gadis itu lalu pergi
"Heh mau kemana kau?"
"Tentu saja keruang rapat, bukankah anda bilang kolega akan berkunjung beberapa menit lagi"
"Ia tapi apakah kau tidak melihat aku sedang kesusahan di sini?!". kesal pria itu membuat Ema menjadi bungung sendiri
Kan anda bilang tidak ada yang perlu di bantu. Ema menghela nafas lalu berjalan mendekat pada pria itu, dia melihat bahwa dasi Grey masih belum terpasang juga
Dengan sigap gadis itu memasang dasi Grey dengan rapi sama seperti dasi yang dia kenakan, gadis itu mengenakan pakaian yang formal dengan jas
Ema tampak sangat kerena kala pakaian serba gelap itu melekat di tubuhnya, juga dengan rok span di atas lutut membuat kaki putihnya terekspos begitu saja
"Sudah pak"
"Aku tidak meminta mu memasang nya". Ucap Grey lalu berlalu dari Ema
"Ish apa sih mau dia!".
Ema berjalan mengekor pada Grey menuju tempat mereka akan melaksanakan pertemuan penting mereka
Grey masuk kedalam lift menatap Ema karena gadis itu tidak kunjung masuk
"sampai kapan kau akan di sana"
"tidak apa saya ikut?". Aku malas berdua dengan mu pasti kau akan mencela ku lagi
"Masuklah"
Sial
Kedua orang itu kini terdiam, Grey melirik gadis itu walau tinggi badan Ema tidak terlalu pendek 160cm masih tinggi normal untuk perempuan
Tapi Grey memiliki tinggi 191 cm membuat pria itu merasa Ema sangat pendek, tangan tanpa sada mengusap dengan gemas kepala Ema "apa yang kau makan huh? Kau sangat pendek"
"saya tidak pendek, anda saja yang terlalu tinggi". Mulai lagi mengejek ku, anda pasti kurang kerjaan kan
"benarkah? hahaha padahal kau sudah pakai heels tetap saja pendek"
Jleb.
Pria ini mulutnya memang sangat pedas ya. Gumam Ema menangis dalam hati. Jika aku bisa tinggi lagi, aku juga pasti akan melakukannya kenapa aku tersudut ya
Grey masih tertawa kecil sampai lift terbuka, seketika senyum Grey menghilang berubah kesal saat melihat orang di depan mereka
"hei ternyata ada CEO Bird Group disini.... Aku tidak menyangka, selamat datang di kota kami Grey"
"oh kau, apa yang kau lakukan di sini?". Tanya Grey datar
"untuk apa kau menanyakan itu, tentu ini kota ku bukan hal yang asing kenapa aku berada di sini". Pria itu tampak sangat ramah tapi Grey masih dengan wajah dingin "oh ya kudengar kau akan membuat proyek baru di sini, wah selamat untuk mu kau beruntung dalam segala hal"
"hmmm".
"Huh dingin sekali, ternyata kau belum berubah sejak dulu oh ya satu lagi, selamat untuk pertunangan mu dengan Salsa kalian pasti sangat serasi"
Ema yang hanya mendengar percakapan itu cukup terkejut karena dia sendiri baru tahu jika Grey sudah bertunangan. kenapa aku baru tahunya, Salsa? Sepertinya nama itu tidak asing
"ah pergilah, ada urusan yang penting yang harus ku lakukan!"
"baiklah- baiklah pergi saja... Eh tunggu". Teman Grey kini beralih pada Ema menunduk menatap gadis itu
Meski tidak setinggi Grey pria itu juga sangat tinggi hingga Ema harus menoleh ke atas untuk dapat melihat wajah itu
Wajahnya tampan tapi sedikit mengesalkan. Batin Ema "Halo Tuan...". Siapa namanya pak Grey tidak memanggilnya tadi
"Hai gadis manis apakah kau karyawannya? Kasihan sekali kau pasti terpaksa bekerja dengannya iyakan".
"Jangan ganggu dia Tony!". Grey memperingati pria itu membuat Tony tercengang "kami harus pergi sebentar lagi, jangan membuat keributan"
"Huh baiklah, semua yang ku lakukan selalu saja salah di mata mu.... Hmm kalau begitu bisakah aku minta nomor mu... Siapa nama mu?"
"Ema tuan.."
"Namanya bagus, juga sangat imut seperti diri mu.. Sekarang mana nomor mu?"
Ema sedikit ragu memberikan nomor nya tapi Grey tidak bereaksi apapun jadi Ema memutuskan untuk memberikan nomornya
Ah berikan saja, seperti nya dia orang keras kepala aku tidak ingin berurusan dengan nya atau dia akan menahan ku
Batin Ema pria itu tampak sangat senang karena Ema menurutinya tapi gadis itu tidak menyadari siapa yang menyapanya dengan tajam di sana
"Terimakasih gadis cantik, perkenalkan nama ku Tony". Pria yang mengesalkan itu meraih tangan Ema lalu menggenggam nya dengan kedua tangan besarnya "seperti nya kita akan sering bertemu"
"ah baiklah, saya pergi dulu Tuan Tony ada pekerjaan penting yang saya harus kerjakan"
"Tentu gadis manis, aku akan menghubungimu nanti". pria itu mengedipkan matanya. Dia sungguh manis, dan seperti nya dia memang masih sangat muda
Ema merinding sebadan nya mendengar rayuan pria itu
"ck seperti nya kau suka dengannya". Ucap Grey
"Tidak, dia sendiri teman anda jadi saya pikir..."
"Dia bukan teman ku, dan kau memberi nomor mu dengan orang yang kau kenal? Cih..". Harusnya kau menolaknya
Ema jadi bingung sendiri, apa salah dia memberi nomornya untuk orang yang berusaha dia kenal? sepertinya itu juga hal yang lumrah
Gadis itu masih mengikuti Grey dari belakang langkah pria itu menjadi terlalu cepat hingga Ema harus berlari kecil agar tidak ketinggalan
Ada apa dengannya kenapa mood-nya selalu berubah setiap saat?. Kesal Ema
Kenapa aku menjadi kesal seperti ini? itukan haknya memberi Tony nomor pribadinya tapi aku sungguh kesal harusnya Ema menolak pria itu. Grey dengan pikirannya yang kacau tanpa sadar meninggalkan Ema di belakangnya
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/