Pacar Kontrak Tuan Muda
Suasana Restaurant yang selalu ramai dan penuh oleh pengunjung di waktu makan siang seperti ini. Banyak para pekerja kantoran yang sengaja makan bersama teman-temannya dengan mengobrol dan mengeluh tentang pekerjaan yang tidak kunjung usai. Atau membicarakan bos yang galak.
Pasangan muda-mudi yang juga datang untuk sekedar makan siang dan membicarakan masa depan yang belum tergapai. Suasana yang ramai dengan para pelayan yang juga silih berganti mengantarkan pesanan pelanggan ke mejanya.
"Freya, antar ini ke meja nomor 94"
Freya, gadis pekerja paruh waktu itu langsung menghampiri Haura, sahabatnya sendiri. Mengambil nampan berisi makanan pesanan pelanggan.
"Baik" jawabnya dan segera mengantarkan pesanan itu.
Ketika dia masih sibuk bekerja, tiba-tiba saja ponselnya bergetar. Untuk yang pertama Freya abaikan, karena dia sedang sibuk bekerja. Namun ponselnya terus berdering, membuat Freya terpaksa harus menghentikan dulu kerjaannya mengelap meja dan langsung merogoh ponselnya di dalam saku apron yang dia pakai.
Nomor siapa ini?
Segera Freya mengangkat telepon dari nomor yang tidak di kenal itu. Membuat dia menegang saat mendengar suara seorang pria yang terdengar begitu dingin.
"Datang ke Apartemen ku, kau harus mempertanggung jawabkan atas kejadian tadi pagi"
Suara dingin dan tegas itu membuat Freya langsung menegang. Dia mengingat kejadian tadi pagi saat dirinya berangkat kuliah. Sungguh pagi tadi dirinya memang sedang sial.
Gara-gara semalam dia harus pulang larut dari bekerja, belum lagi dia juga harus mengerjakan tugas untuk hari ini. Membuat dia harus terlambat ke kampus pagi ini. Hingga Freya sedikit kehilangan fokus saat dia memasuki kawasan kampus sampai dia menabrak bagian belakang mobil mewah yang terparkir disana.
Dan sekarang Freya sudah mendapatkan telepon itu. Dia sudah harus mempertanggungjawabkan kejadian tadi pagi. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Freya lagi, dia sudah terlanjur melakukan kesalahan besar. Kalau dia tidak datang ke Apartemen yang disebutka si penelepon itu, pastinya masalahnya akan semakin runyam. Akhirnya Freya memilih untuk pasrah saja dengan keadaan yang ada.
Freya menekan bel pintu Apartemen itu, mencoba mengingat kembali nomor rumahnya. Karena takut salah. Sampai pintu terbuka dan menampilkan seorang pria tampan namun sangat dingin.
"Masuklah, Tuan Muda ada di dalam"
Freya mengangguk, dia tentu tahu siapa yang dimaksud Tuan Muda itu. Dia adalah Arven Widianto. Pria tampan yang sukses dalam usia muda dalam pekerjaan di bidangnya. Semua mahasiswa di Kampusnya memang terbiasa memanggilnya Tuan Muda, karena dia adalah anak dari pemilik Kampus itu. Sudah sering juga Arven datang ke Kampus dan memberikan seminar pada mahasiswa.
Berjalan perlahan menuju ruang tengah, Freya meremas baju yang dipakainya ketika melihat tatapan Arven yang begitu tajam. Saat dia sudah hampir sampai di depan pria itu, namun Arven langsung melemparkan sebuah kertas ke padanya. Tidak siap, membuat Freya tidak menangkap kertas itu yang jatuh begitu saja ke atas lantai. Freya segera mengambil kertas itu dan membukanya.
"Uang ganti rugi yang harus kau keluarkan!" tekan Arven.
Freya langsung terdiam saat dia melihat sejumlah uang yang tertulis di sebuah kertas itu. Pembayaran yang sudah dilakukan oleh Arven atas kerusakan mobilnya yang sedang diperbaiki sekarang. Sengaja memberikan tanda bukti pembayaran itu pada Freya agar gadis itu tahu kerugian yang dia terima atas apa yang Freya lakukan tadi pagi.
Arven berdiri dan menghampiri Freya, dia mengelilingi tubuh gadis itu dengan tatapan mengintimidasi. Membuat Freya hanya menunduk ketakutan. Tangannya bergetar sambil meremas kertas di tangannya.
"Freya Kayra, mahasiswa semester akhir. Status keluarga tidak jelas, bekerja serabutan, dan menunggak uang kuliah di Kampusk7. Dengan riwayat ekonomi seperti itu, aku tidak yakin kamu bisa menggantik kerugian Rolls Royce saya"
Freya hanya menunduk mendengar ucapan Arven barusan yang penuh dengan penekanan. Tapi memang seperti itu kenyataannya. Tentu Freya tahu bagaimana dirinya yang sebenarnya tidak akan pernah mampu mengganti kerugian atas rusaknya mobil mewah Arven. Meskipun mengumpulkan gajinya selama 10 tahun pun, tidak akan bisa dia menggantinya.
Arven tersenyum melihat wajah Freya yang menegang itu. Tentu saja dia tahu semua tentang gadis ini. Karena selain dia memiliki datanya, ada hal lain yang membuat dia sedikit memanfaatkan kejadian ini.
Arven ingat tentang Ibunya yang terus menjodohkannya pada setiap anak gadis dari temannya. Namun Arven selalu menolak, karena memang dia melihat jika para gadis itu hanya mendekatinya karena uang dan hartanya. Sampai saat ini Arven belum menemukan wanita yang benar-benar tulus padanya.
Dan kejadian bersama Freya saat ini, membuat Arven sedikit memikirkan ide gila. Apalagi saat dia mengingat siapa gadis di depannya ini. Membuat Arven yakin untuk melakukan ide gila ini.
Freya langsung berlutut di atas lantai, dia tidak tahu harus melakukan apa. Karena meminta maaf saja tidak akan membuat Arven luluh. Maka dia mencoba untuk meminta maaf dengan merendahkan dirinya seperti ini. Berlutut di depan pria itu.
"Maafkan saya Tuan Muda, tolong maafkan saya atas semua yang terjadi ini. Saya akan berusaha mengganti rugi, meski dengan menyicilnya" ucap Freya dengan suara bergetar.
Freya hanya sedang mencoba menahan tangisnya saat ini. Sungguh, dia sangat takut saat harus berhadapan dengan pria seperti Arven ini.
Arven tertawa mendengar ucapan Freya dan dengan apa yang dilakukan oleh Freya ini. Dia berjongkok di depan Freya yang sedang berlutut itu, meraih dagunya dan mengangkat wajah gadis itu yang terus menunduk.
Benar, dia masih sama seperti dulu.
Arven menatap Freya dengan senyuman penuh arti yang mengerikan. "Aku punya cara lain agar kau tidak perlu capek-capek menyicil uang kerugian itu. Kau hanya perlu menuruti keinginanku ini saja, maka kerugian itu akan selesai"
Freya menatap Arven dengan matanya yang berkaca-kaca dan bibirnya yang bergetar. Sungguh dia sangat takut dengan situasi saat ini, karena memang wajah dingin Arven selalu membuat semua orang takut dan merasa terintimidasi olehnya.
"A-apa Tuan, kalau saya bisa, pastinya saya akan turuti keinginan Tuan Muda" ucap Freya dengan suara bergetar.
Wajah penuh ketakutan Freya ini malah semakin membuat Arven merasa lucu dan senang mengerjainya. Hendrick yang sejak tadi hanya berdiri diam, sedikit heran dengan Tuannya yang sepertinya senang mempermainkan gadis itu.
"Tentu saja kau harus menurutinya, karena jika tidak, aku akan membawa kasus ini ke rana hukum"
Tubuh Freya langsung membeku mendengar itu. Tentunya dia tahu jika ucapan Arven ini bukan sebuah ancaman biasa. "Baik Tuan, saya akan mencoba menuruti keinginan anda itu. Tapi tolong jangan penjarakan saya"
Arven tersenyum penuh arti melihat wajha ketakutan Freya saat ini. "Jadilah pacar kontrak untukku dan segera tanda tangani kontraknya!"
Deg...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
yoongi kocheng
roll roys yaa Alloh freya
2024-02-03
2
nhenhe
mampir ah...
2023-12-23
0
Icye Anun
Kata ganti nama yg lebih sesuai di sini ialah 'aku'. '
2023-09-30
0