Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Sudah menjadi anak tunggal
Prank!
Entah botol anggur ke berapa yang dipecahkan Ramon Ke dinding, tetapi saat ini sudah begitu banyak tumpukan pecahan botol anggur dari berbagai merek di rumah tersebut hingga membuat lantai tampak berbahaya untuk diinjak dengan bertelanjang kaki.
Bagaimana tidak, sudah 3 hari lamanya pria itu berada di apartemennya yang hanya dirinya sendiri yang mengetahui lokasinya, mengurung diri dari luar dan menghabiskan waktu meneguk minuman beralkohol dan menghirup satu persatu batang rokok sampai puntung rokoknya telah berserakan di lantai, di meja, dan bahkan di sofa.
Sesekali pria itu tertawa tidak jelas, dan kemudian tampak diam seperti orang yang tidak memiliki jiwa dan menghabiskan anggur lagi, menghisap rokok lalu kembali tertawa.
Sementara itu di tempat lain, Berlian yang berada di rumahnya sudah 3 hari ini juga terus menghubungi sang suami, tetapi tidak ada respon dari suaminya itu. Ponsel Ramon selalu tidak aktif.
"Padahal dia sudah bilang akan menemaniku ke reuni itu," Gerutu Berlian sambil mencari kontak asisten suaminya.
Baru saja akan menekan tombol panggil pada kontak sang asisten itu, sebuah panggilan telepon lain tiba-tiba saja masuk ke ponsel Berlian.
Panggilan telepon berasal dari ibu mertua.
Berlian terdiam sesaat memandangi layar ponselnya, dia sudah tidak merasa senang dengan ibu mertuanya sejak mendengarkan percakapan sang ibu mertua dengan temanya ditelepon beberapa waktu yang lalu.
Meski begitu, Berlian tetap mengangkat panggilan telepon itu di dering ketiga.
"Ya, Bu," jawab Berlian.
"Di mana Ramon? Sudah tiga hari dia tidak kembali ke rumah, dihubungi pun tidak aktif, asistennya juga tidak bisa menghubunginya, apakah dia bersama-sama denganmu? Rapat bulanan perusahaan akan diadakan minggu depan, dan satupun persiapan untuk rapat bulanan itu belum diperiksa olehnya!" Tukas sang ibu mertua dari seberang telepon membuat kening Berlian semakin berkerut, bingung.
"Aku juga tidak melihatnya selama 3 hari ini. Aku menghubunginya, tapi nomornya memang tidak aktif. Atau jangan-jangan terjadi sesuatu padanya?" Berlian menggigit kukunya sambil berpikir keras dimana sang suami.
"Cepat cari dia!" Perintah sang ibu mertua dari seberang telepon sebelum panggilan telepon itu diakhiri.
"Di mana dia?" Berlian berusaha untuk berpikir, namun saat ini dia tidak punya waktu untuk mencari sang suami karena dia belum bersiap-siap untuk penampilannya ke acara reuni sekolah. Lagi pula dia harus tampil maksimal di acara tersebut dan menunjukkan pada semua orang Bagaimana pesona yang ia miliki bahkan setelah menikah.
Setelah berpikir beberapa saat, Berlian akhirnya memutuskan untuk bersiap-siap terlebih dahulu, dan 2 jam kemudian, Berlian meninggalkan rumah lalu memutuskan untuk memeriksa apartemen mereka.
Sejak kakek Ramon jatuh sakit ,mereka sudah tidak pulang lagi ke rumah sehingga tidak tahu apakah Ramon ada di rumah itu atau berada di tempat.
Saat tiba di apartemen, Berlian mendapati apartemen itu kosong, tampaknya Ramon tidak pernah kembali ke rumah itu.
"Jika bukan di sini, lalu di mana dia?" Berlian bergumam sambil keluar dari apartemen, sekarang tidak ada waktu lagi untuk mencari Ramon, dia memutuskan untuk pergi ke acara reuni terlebih dahulu sebelum memikirkan suaminya kemudian.
Berlian mengendara selama 10 menit sampai akhirnya ia tiba di sebuah hotel tempat acara reuni sekolah mereka diadakan.
Biasanya reuni seperti ini akan membutuhkan tempat yang luas karena seluruh alumni akan berkumpul untuk bersama satu sama lain dari yang muda sampai yang sudah tua sekalipun.
Begitu tiba, Berlian langsung mengambil alih pusat perhatian sebab dia menjadi satu-satunya alumni dari sekolah mereka yang menjadi selebriti terkenal.
"Berlian!" Salah seorang teman Berlian langsung menyerukan nama Berlian dan melambaikan tangan agar Berlian bergabung di meja mereka.
Berlian menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, melangkah ke arah temannya.
Sambil melangkah, Berlian bisa merasakan tatapan kagum dari semua orang, tentu saja karena hari itu dia benar-benar tampil mempesona dan memperhatikan setiap desain pakaian yang ia kenakan dan juga penata rias yang membantunya bersiap-siap ialah penata rias khusus artis.
"Itu Berlian, artis papan atas yang albumnya sudah terjual lebih dari 1000 copy."
"Wah,,, gila, dia benar-benar cantik! Senang sekali dia salah satu alumni dari sekolah kita."
"Bukankah akhir-akhir ini video suaranya yang pecah itu mengejutkan semua orang?"
"Itu benar, tapi dia sudah mengkonfirmasi bahwa dia memang memiliki masalah dengan pita suaranya dan terus berobat sepanjang waktu ke dokter. Agensinya juga sudah mengumumkan kalau dia akan vakum bernyanyi selama beberapa waktu ke depan tapi tetap mengambil pekerjaan lain seperti model dan periklanan lainnya."
"Dia benar-benar beruntung menjadi putri dari keluarga Genandra. Putri tunggal lagi!"
"Putri tunggal? Aku kira dia memiliki seorang kakak? anak-anak senior dulu pernah membicarakannya."
"Dia itu Putri tunggal! ibuku mulai berteman dengan ibunya beberapa waktu yang lalu dan hanya memperkenalkan berlian sebagai putrinya. Tidak ada yang lainnya," ucap seorang perempuan.
Orang-orang berbicara, bahkan bisa didengar oleh Berlian hingga membuat Berlian semakin senang dengan pembicaraan orang-orang itu.
Setidaknya apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu sudah tidak terlalu berpengaruh besar, semuanya sudah diatasi oleh perusahaan.
Berlian pun tiba di meja teman-temannya, langsung duduk dengan sebuah senyuman indah di wajah nya.
"Sudah lama tidak bertemu, kau tetap terlihat cantik. Bahkan kau lebih cantik daripada saat aku menontonmu di TV," ucap salah seorang perempuan menatap Berlian dengan kagum.
Tidak ada satupun perempuan di meja itu yang tidak merasa iri atas keberuntungan yang dimiliki oleh Berlian.
Sudah cantik, berbakat, kaya, dan menjadi anak tunggal di keluarga Genandra.
"Oh ya, di mana Kimberly? Aku dengar rumor kalau dia sekarang sudah tidak menjadi bagian dari keluarga kalian? Itu artinya kau menjadi anak tunggal, iya 'kan?" Seorang perempuan berbicara tanpa sedikit pun rasa enggannya melontarkan kata-kata tersebut.
"Jangan berkata seperti itu, kakakku tidak pernah keluar dari keluarga kami. Dia tetap bagian dari keluarga Genandra," ucap Berlian dengan tegas, menandakan bahwa dia tidak senang dengan ucapan temannya.
"Maafkan aku," sang perempuan yang sebelumnya berbicara merasa menyesal atas apa yang telah ia katakan.
"Tapi ayahku bekerja di bagian pemerintahan, dan dia mengatakan sempat melihat dokumen perubahan nama yang diajukan oleh Kimberly. Dia menghapus nama Genandra di belakangnya," Kata perempuan yang lain.
"Meskipun dia melakukannya, itu bukan berarti dia tidak menjadi bagian dari keluarga kami lagi. Ngomong-ngomong, Kimberly akan datang hari ini, apakah dia sudah datang?" Usah Berlian sambil memperhatikan sekitarnya, mencari keberadaan sang kakak kalau kalau Kimberly sudah lebih dulu tiba.
"Dari tadi kami terus memperhatikan pintu masuk, tidak ada Kimberly," ucap perempuan yang lain.
"Mungkin dia terlambat," kata Berlian.