Raja Chaiden Gaver Wallace dan Ratu Ivara Zelda Geraldine Wallace, pasangan Raja dan Ratu yang saling mencintai, dua sosok yang memiliki pengaruh paling besar di kerajaan Wallace.
Ratu Wallace, merupakan perempuan Cantik, tangguh, bijaksana dan juga pintar, seorang Ratu yang begitu menghargai rakyat nya.
Tragedi penculikan yang di lakukan oleh paman Raja Wallace, membuat nya terjatuh ke dalam jurang, meninggal kan semua orang termasuk meningal kan cinta nya.
---------------------------------------------------
"Queen aku merindukan mu"
~Raja Chaider Gaver Wallace
"King aku kembali?"
~?......
"Ibu apa kami memiliki ayah?" tanya dua bocah kecil.
~?.....
Setelah tujuh tahun berpisah, akhirnya semesta kembali mempertemukan mereka berdua.
Akan kah cinta mereka akan kembali menyatu? Atau hanya sebatas pertemuan singkat?
Ada rahasia besar apa di antara Raja dan Ratu?
Penasaran? Cus langsung kepoin cerita Author
Season 2 CALON RATU TANGGUH.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERPISAHAN
Kakek Jo dan Nenek Li adalah Kakek dan Nenek Raja Wallace dari pihak Ratu Nicia, mendiang Ibunda Raja Wallace.
Dan Kenzo juga cucu dari Kakek Jo, ayah Kenzo dan Ibunda Raja Wallace itu saudara, anak dari Kakek Jo dan Nenek Li.
Kakek Jo adalah mantan jenderal perang yang memilih pensiun karena ingin menghabiskan masa tua nya bersama sang istri.
Selama beberapa tahun belakangan ini Kakek Jo dan Nenek Li berkelana menjelajahi dunia, menghabiskan sisa hidup mereka bersama orang yang mereka cintai.
Bahkan waktu Raja Wallace menikah, Kakek Jo dan Nenek Li tidak bisa hadir, karena waktu itu mereka berdua sedang ada di kerajaan yang lumayan jauh dari kerajaan Wallace, butuh waktu berbulan-bulan untuk sampai ke kerajaan Wallace.
Jadi tidak heran jika Kakek Jo dan Nenek Li tidak mengetahui bahwa Ivara itu adalah cucu menantu nya.
"Kakek!!!"
Teriak Damar berlari ke arah Kakek Jo dengan penampilan yang sudah rapi.
Kakek Jo tersenyum kecil melihat cicit nya.
"Sudah selesai bersiap?" tanya Kakek Jo, membawa Damar duduk di pangkuan nya.
"Turun! Damar bukan anak kecil, tidak perlu di pangku lagi," ucap Damar protes.
"Apanya yang bukan anak kecil," ucap Kakek Jo terkekeh.
"Damar itu sudah dewasa, huh!" dengus Damar melipat tangan nya.
Kakek Jo tertawa kecil mendengar perkataan cicit nya.
Apanya yang Dewasa? Bandan nya saja masih setinggi pohon cabai, pikir Kakek Jo terkekeh geli.
Tidak bercanda! Damar dan Brian itu cukup tinggi dari pada anak-anak seumuran mereka, Brian dan Damar ikut Gen Raja Wallace, Titan.
"Kakak kamu mana?" tanya Kakek Jo, tidak melihat Brian.
"Masih di dalam, bersama Ibu dan Nenek," jawab Damar.
"Kenapa melihat Damar seperti itu? Damar tahu Damar tampan," ucap Pengeran Damar, percaya diri.
Kenzo dan Hiro tersedak ludah mereka sendiri, mendengar perkataan Pangeran mereka.
Kenzo tidak menyangka ternyata pangeran kecil nya ini memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
"Pangeran Anda memang tampan, seperti ayah Anda," jawab Kenzo, tanpa sadar mengakui bahwa Raja Wallace itu tampan.
"Ibu juga mengatakan seperti itu, tapi Damar yakin pasti Damar lebih tampan dari Ayah," ucap Damar, sombong.
"Ayah kan sudah tua," lanjut Damar, mengudang galak tawa Kakek Jo dan Kenzo.
"Hahahaha"
"Anda benar Pangeran, Ayah Anda sudah tua," ucap Kenzo tertawa puas
"Yang Mulia Raja, seperti nya mulai sekarang anda harus menyiapkan diri," batin Kenzo tertawa, jahat.
Hiro menarik garis senyum nya mendengar perkataan Pangeran Damar.
"Apa yang kalian bicarakan, kelihatan nya serius sekali," ucap Nenek Li baru datang bersama Ivara dan Brian.
"Tidak ada sayang," jawab Kakek Li.
Nenek Li hanya mengangguk kan kepalanya tanpa bertanya lebih, tatapan jatuh pada pada cucu laki-laki nya.
Kenzo mengedip kan sebelah mata nya, membuat Nenek Li tersenyum kecil.
"Dasar bocah nakal," batin Nenek, tertawa geli
Di antara cucu-cucu nya yang lain, hanya Kenzo yang beda sendiri, cerewet dan banyak tingkah, tapi hal itu yang membuat Nenek Li merindukan cucu nakal nya itu.
"Sudah siap?" tanya Kakek Jo.
"Sudah," jawab Ivara, mengangguk.
"Baiklah, John yang akan mengantarkan kalian pulang," ucap Kakek Jo, milir Kereta kuda yang sudah siap.
"Kakek, Nenek apa kalian benar-benar tidak ingin ikut Ivara ke ibu kota?" tanya Ivara untuk kesekian kalinya.
Sudah sedari ada rencana balik ke kerajaan Wallace, Ivara mengajak Kakek Jo dan Nenek Li untuk ikut tinggal bersama nya, tapi sayang Kakek Jo dan Nenek Li menolak, dan mengatakan ingin menghabiskan masa tua mereka jauh dari keramaian.
"Tidak Nak, kamu pulang lah, nanti kapan-kapan Nanek dan Kakek akan mengunjungi kalian," jawab Nenek Li, mengelus lembut tangan Ivara.
Kenzo melihat ke arah Kakek nya, Kakek Jo hanya menggelengkan kepala nya, membuat Kenzo menghela nafas nya kasar.
"Janji?"
Ucap Ivara dengan mata berkaca-kaca.
Ivara sebenarnya sangat berat untuk berpisah dengan Nenek Li dan Kakek Jo, kedua orang yang sudah Ivara anggap seperti Nenek dan Kakek nya sendiri.
Mereka berdua memang kakek dan nenek mu Ivara, Kakek dan Nenek kandung Raja Wallace🥱
"Iya, Kakek akan sering-sering mengunjungi kalian nanti," ucap Kakek Jo yang sedang menggendong Damar dan Brian.
Kira-kira Kakek Jo segagah apa iya guys, masih kuat menggendong Damar dan Brian bersamaan🤔
"Sudah, segera berangkat, agar cepat bertemu dengan suami dan orang tua kamu," ucap Nenek Li.
"Baiklah Ayo," ucap Kakek Jo berjalan lebih dulu ke arah kereta kuda yang akan mengantar kan Ivara.
Mereka semua berjalan mengikuti Kakek Jo dari belakang.
Hiro dan Kenzo menuntun kuda mereka, karena tidak mungkin mereka menunggangi kuda mereka sekarang, sementara Ratu Wallace sedang berjalan, sangat tidak sopan.
"Kalian hati-hati iya," ucap Nenek Li, dengan mata berkaca-kaca.
Cup
Cup
"Brian dan Damar, sehat-sehat ya Nak," ucap Nenek Li mencium Damar dan Brian.
Sangat berat rasanya Nenek Li untuk melepaskan mereka, Nenek Li sudah merawat Damar dan Brian sedari mereka masih bayi merah, dan hari ini harus berpisah, pasti setelah ini rumah nya akan sepi.
"Iya, Nenek juga jaga kesehatan iya, jangan kecapean, nanti sakit," ucap Brian, perhatian.
"Iya sayang, kalian jaga Ibu kalian iya," ucap Nenek Li, tersenyum.
Brian dan Damar mengangguk kompak.
Air mata Ivara sedari tadi sudah tumpah, Ivara sangat bersyukur bisa di pertemukan dengan orang baik seperti Kakek Jo dan Nenek Li, yang dengan sabar merawat nya selama tujuh tahun tidak sadar kan diri.
Bahkan Kakek Jo dan Nenek Li merawat Damar dan Brian dengan baik.
Grep
"Pulanglah, banyak orang yang menyayangi kamu, menunggu kedatangan kamu," ucap Nenek Li memeluk tubuh Ivara lembut.
"Setelah ini janji sama Nenek, kamu akan terus bahagia bersama suami dan anak-anak kamu," ucap Nenek Li dengan suara yang bergetar.
Nenek Li tidak menyangka dengan luka di sekujur tubuh dan juga racun yang bersarang di tubuh Ivara waktu itu, saat ini Ivara sudah kembali pulih, kembali sehat dan akan segera berkumpul kembali bersama suami nya yang ternyata adalah cucu nya sendiri.
"Terimakasih Nek hiks....hiks....hisk....."
"Terimakasih sudah merawat Ivara dan kedua putra Ivara selama ini, terimakasih hiks...hiks...hiks...hiks....Ivara tidak tahu harus membalas kebaikan Nenek dan Kakek seperti apa hiks ...hiks...."
"Kalian berdua selama ini sangat baik pada Ivara hiks...hiks...."
"Maaf hiks...hiks...selama ini Ivara sudah menyusahkan kalian hiks...hiks...hiks...."
Ucap Ivara menangis sesenggukan.
akhir nya raja tamak ini di penggal di tangan sang ratu Mohtar nahhh ohh
mana ada ibu yg mau lihat anak nya di pukul dll sama ayah kandung nya sendiri ga terima lho ibu nya ..
next...........