NovelToon NovelToon
ALEXANDRIA CEGILKU

ALEXANDRIA CEGILKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / BTS / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: story_Mawarmerah

"Berhenti deket-deket gue! Tinggalin gue sendiri, kehadiran lo cuma buat gue lebih repot!" ~ Lengkara

"Aku gak akan berhenti buat janji yang aku miliki, sekuat apapun kamu ngehindar dan ngusir aku, aku tau kalo itu cara kamu buat lindungi aku!"

###

Alexandria Shada Jazlyn ditarik kerumah Brawijaya dan bertemu dengan sosok pmuda introvert bernama Lengkara Kafka Brawijaya.
Kehadiran Alexandria yang memiliki sikap riang pada akhirnya membuat hidup Lengkara dipenuhi warna.
Kendati Lengkara kerap menampik kehadiran Alexandria, namun pada kenyataanya Lengkara membutuhkan sosok Alexandria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon story_Mawarmerah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Shada Hilang?

Lengkara keluar dengan pakaian serta keadaannya yang terlihat segar, ia baru kembali dari membersihkan dirinya setelah berpisah dengan Shada tadi. Lengkara menatap ruangan khusus perempuan yang tak jauh dengan ruangannya. Ospek memang dilakukan di sekitar kampus dengan memanfaatkan kelas serta pekarangan luas yang dimiliki Hamahera.

Lengkara tidak beranjak dan malah berdiri di samping mulut pintu dengan telak menatap ruangan para gadis yang ada di sebrangnya. Hingga tak terasa ia berdiri selama hampir dua puluh menit lamanya. Kedua alis Lengkara mulai menukik, tak biasanya gadis berisik yang selalu lebih dulu menghampirinya itu tidak menampakan batang hidungnya pada Lengkara.

Lengkara ingat juga jika terakhir Shada dipanggil Elang selaku ketua BEM kampus. Lengkara pun melangkah, ia mendekat menuju ruangan perempuan dan berhenti manakala tatapan orang-orang mengarah padanya.

Kawasan gadis memang tidak diperbolehkan disinggahi pria, ini bertujuan untuk keamanan dan mencegah hal tidak di inginkan.

“Kamu cari siapa?” tanya satu gadis menyergah di kejauhan, dari tanda pengenalnya ia adalah panitia. Sang gadis sontak berjalan mendekati Lengkara.

“Oh.. kamu? Kamu Cari gadis itu yah? Siapa namanya saya lupa?”

“Shada!” ucap panitia lain mendekat, ia juga mengkode dengan gerakan tangannya jika Shada tidak ada di kelas.

“Jadi Shada gak ada di kelas,” Ulang sang gadis berbisik “Belum kembali dari tadi!”

Sang pemberi informasi mengangguk kecil sembari menatap Lengkara, tapi pemuda itu tidak berekasi apapun, menunjukan wajah datar dan tenang seperti biasa.

“Shadanya belum kembali!”

Bertepatan dengan ucapan itu Lengkara menunduk dan mundur guna berbalik. Benar-Benar tidak ada kata apapun Lengkara malah melangkah menyusuri koridor kampus. Menyisakan pandangan orang-orang yang menatapinya heran, heran jika nyatanya pemberitaan mengenai cucuk pertama keluarga Brawijaya memang pribadi sebatu itu.

Lengkara sendiri terus berjalan menyusuri koridor kampus, sampai langkahnya berhenti tepat di sekitar ruangan pengurus kampus dan tepat ketika melihat Elang keluar dari ruangan tersebut.

Elang tentu melihat Lengkara juga, pria itu terdiam sebentar untuk sekadar melihat gerak-gerik Lengkara jika pemuda itu memiliki tujuan padanya. Satu detik sampai hitungan ke tiga Elang pun tersenyum.

Ia cukup mengerti tatapan Lengkara padanya. Itu tak ayal sebagai tatapan peringatan dan penuh tanya terkait apa yang terjadi sebelumnya. Perihal Elang yang memanggil Shada.

Lantas Elang beranjak mendekati Lengkara  “Ada yang bisa saya bantu?”

“LENGKARA!!!”

Teriakan itu dikeluarkan Shada di ujung koridor lainnya. Baik Lengkara dan Elang menoleh secara bersamaan. Elang tersenyum sementara Lengkara mengerutkan keningnya.

“Shada memang gak sama saya. Kayaknya dia abis dari toilet!” bisik Elang pada Lengkara di sisinya.

Lengkara masih diam dan memperhatikan Shada yang kini berlari kearah dirinya.

“Kamu keliatan protect banget yah sama Shada, gak heran sih anaknya riang dan bisa banget cairin suasana! Manis juga, kamu pasti cinta banget sama dia!“

Sungguh, Lengkara sontak menatap Elang di sisinya, tapi pemuda itu tidak berbicara apapun.  Mulutnya terkunci begitu rapat.

“Lengka kamu lagi apa disini?” Kata Shada saat dirinya sampai, “Oh.. hai Ka” sapa Shada membungkuk kecil dan di balas dengan bungkukan yang sama oleh Elang.

“Lengka aku cariin kamu kemana-mana!”

“Gue gak suruh lo!” Di detik yang sama Lengkara beranjak begitu saja, membuat Shada sedikit serba salah tapi tak lantas mengikuti Lengkara setelah membungkuk kecil guna berpamit pada Elang.

“Kamu habis ngapain sama ka Elang?”

Diam, Lengkara tidak berucap apapun dan terus melangkah menjauhi posisi Elang.

“Ishh.. kebiasaan mingkem kalo ditanya!” Shada terus melangkah di sisi Lengkara “Ohh.. kamu cariin aku yah karena aku tadi di panggil ka Elang?”

Mendengar itu Lengkara menghentikan langkahnya, ia menatap Shada yang tengah tersenyum begitu tak kentara.

“Aku habis mandi, gak bakalan kemana-mana kok. Aku kan setia sama kamu!”

“Mulai deh lo, siapa yang nyariin elo, gak ada! Gak minat gue nyariin elo!”

“Iya deh! Tapi kalo gitu kamu ngapain disini?” Shada tersenyum, ia tentu tidak mau mengalah untuk tebakannya jika kenapa Lengkara sampai jauh-jauh keruangan Elang.

Lengkara terdiam sebentar. Ia sangat tau karekter Shada bukanlah gadis naif melainkan perempuan penuh intuisi. “Gue cuma mau izin gak ikut acara nanti malam, jadi gak ada urusannya sama lo!”

Shada mengerutkan keningnya mendengar itu “Kenapa izin? kamu gak enak badan?” satu tangan Shada terangkat guna ia tempelkan pada kening Lengkara, tapi di detik yang sama Lengkara mundur.

“Bukan itu, tapi malas, gue mau tidur aja!”

“Oh.. gitu yah!” Shada terdiam beberapa detik, lalu ia menatap Lengkara lagi “Yaudah kalo gitu istirahat aja”

“Memang mau, dan lo jangan ngikutin gue!”

Shada kembali tersenyum begitu lebar. “Enggak bakalan kok, tenang aja! Kamu bisa istirahat semau kamu nanti malam!”

“Gue pegang kata-kata lo!”

Shada mengangguk rapat, “iya, aku janji!”

********

Pada akhirnya acara malam dilakukan setelah anak-anak menyantap makan malam mereka, mereka melakukan section api unggun dipekarangan  dan melakukan beberapa permainan untuk meramaikan suasana.

Sesuai ucapan Lengkara jika ia tidak mengikuti acara malam, pemuda itu berada di ruangannya dan sudah menggelar kasur tidur serta memilih tempat tidurnya. Sebenarnya ini semua tak jauh dari permintaan Shada, tapi Lengkara tetaplah Lengkara yang tidak terlalu menyukai keramaian dan semacamnya.

Ia lebih memilih menyendiri dan cenderung tidak tertarik dengan hal-hal ramai di luaran, kecuali hal itu cukup memengaruhi dirinya.

“Lo yakin dia bener-bener ngilang?”

“Gak tau lah! ikutin aja! Panitianya yang bilang”

“Kenapa musti ngilang sih! Lagi ramai juga permainan!”

Suara itu samar-samar keluar dari laki-laki bersamaan derap langkah kaki kesana kemari. Jelasnya terdengar gemang keributan di luar sana yang membuat satu panitia petugas ruangan beranjak keluar.

“Ada apa?” tanyanya melihat beberapa orang kesana kemari dan saling berkelompok.

“Anak cewek ilang ka, kaka ada liat gak?”

“Siapa?”

“Shada!” ucap mereka sembari masuk ke dalam ruangan, melihat Lengkara yang seketika bangkit dari baringnya.

“Lo gak liat Shada?” tanya satu pemuda menatap Lengkara dengan tatapan rumit.

“Maksudnya?”

“Shada ngilang dan lagi di cari semuanya!” timpal satu gadis kerena regu memang dicampur antara gadis dan laki-laki.

“Kalian gak lagi bercanda?” Lengkara beranjak mendekati empat orang dimulut pintu.

“Boro-Boro bercanda, yang ada bikin ribet aja tuh cewek!”

“Jangan dicari!” Tekan Lengkara menatap tajam “Gak usah dicari kalo lo gak mau dan gak suka, simple!”

“Lengkara kamu mau kemana?” teriak panitia ketika Lengkara menerobos anak-anak yang di tugaskan mencari Shada. Pemuda itu beranjak keluar dengan berlarian.

Benar-Benar terlihat kelimpungan kesana-kemari dalam pencariannya.

*******

Sementara Di satu ruangan Shada tengah duduk bersama satu orang pria. Keadaan temaram serta barang-barang tak beraturan disimpan di ruangan tersebut.

Shada berkeringat dengan tak henti menatap jendela kaca yang memperlihatkan keadaan gelap.

“Jadi kamu diangkat oleh keluarga Brawijaya? Terus dimana ayah sama ibu kamu?”

“Shaaaddd..."

“SHADAAA…..”

Teriakan itu bergema juga dikeluarkan Lengkara, dari semua orang dan regu yang melakukan pencarian nyatanya hanya Lengkara yang seorang diri berani mencari sampai sejauh ini, karena posisi Shada berada di ujung bangunan kampus. Tepatnya berada disekitar gudang kampus.

“Lengkara....” cicit Shada bangkit

“Ssttt….” desis sang pria menyergah Shada untuk melakukan pergerakan. Padahal tubuh Shada sudah begitu gemetar di keadaan ini.

Lengkara sendiri mengecek satu persatu ruangan, kendati ia hanya bisa mengintip dari jendela di ruangan-ruangan yang tidak bisa di buka. Nafas Lengkara memburu karena ia berlarian dari area ospeknya menuju ini memang cukup jauh juga.

“Shada lo dimana?” Lengkara menyugar rambutnya terlihat frustasi, tapi ia tidak berhenti sampai langkahnya berakhir di sekitar gudang.

“Shada lo di dalem!” Lengkara menggedor-gedor pintu hingga pintu gudang terbuka. Di detik yang sama lampu gudang menyala terang dan memperlihatkan keadaan Shada serta Elang yang tengah berdiri menghidupkan sakelar.

“Lo?” Tekan Lengkara menatap Elang tak suka.

“Selamat… kamu menangin permainan ini!”

“Maksudnya?”

“Sorry buat kamu khawatir! Saya memang membawa Shada buat lakuin permainan sama anak-anak!”

Elang masih sempat-sempatnya tersenyum, lalu ia melihat Shada yang begitu pucat di keadaannya. Jujur Elang sedikit tertohok juga  melihat keadaan Shada, namun itu disergah oleh Lengkara yang sontak berlari pada Shada.

Lengkara berjongkok dihadapan Shada

“Lo baik-baik aja?”

Ada apa dengan Shada?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!