NovelToon NovelToon
Luka Marsya

Luka Marsya

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Beda Usia / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:515
Nilai: 5
Nama Author: Rainy_day

"kamu beneran sayang kan sama Kakak?"
"Iya kak" jawab Marsya
"Kalo gitu buktikan"
"Hah, gimana caranya?" Tanya Marsya kebingungan, bukankah selama ini Marsya sudah menunjukan rasa sayangnya itu padanya dari sikap, dan perhatiannya, apalagi yang kurang dari itu semua?
"Ayo kita lakukan itu" jawabnya sambil mengusap lembut pipi Marsya.
"Lakukan apa?" Tanya Marsya tidak mengerti dengan arah pembicaraan tunangannya itu.
"Berci*ta dengan Kakak."
"B-berci*ta? A-apa aku harus ngebuktiin dengan cara seperti itu?"
Tanya Marsya tergagap karena gugup dan sedikit takut mendengar pernyataan tunangannya.
"Ya, untuk membuktikan kalau kamu benar-benar sayang sama Kakak, kamu harus membuktikannya dengan cara memberikan apa yang selama ini kamu jaga"
Ucapnya merayu seraya terus mengelus pipi Marsya.
"T-tapi apa harus seperti itu? A-aku masih sekolah kalau kamu lupa, lagipula aku cuma mau ngasih itu ke suami aku nanti"
"Marsya sayang, jangan lupa, Kakak ini tunangan kamu, sekarang atau nanti sama saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pepet terus

Marsya memakan martabak pemberian Kalingga, sambil menunggu rambutnya kering dia menyalakan komputernya dan menjelajahi internet untuk mendengarkan lagu sambil bermain game.

Drrtttt drrttt drrttt

Kak Naresh :

Malam Marsya, apa kabar?

Marsya terkejut saat melihat ponselnya dan mendapatkan pesan dari orang yang selama ini dia rindukan.

"Aaaaaaa" Marsya berteriak tertahan sambil meloncat-loncat kegirangan, dia ingin berteriak kencang tetapi dia ingat bahwa ini sudah malam.

"Ngapain sih kak?" Ucap Oriza dengan tatapan matanya yang sinis.

"Ini Kak Naresh ngirim pesan ke kakak" ucap Marsya sambil tersenyum lebar.

"Ish gitu aja seneng banget" ucap Oriza merasa merinding melihat tingkah kakaknya. Marsya tak menghiraukan adiknya yang menggerutu, dia memilih untuk membalas pesan dari Naresh.

Marsya :

Kabar baik kak, gimana kabar kakak?

Sebenarnya Marsya sangat ingin mengobrol banyak hal dengan Naresh, dia ingin menceritakan pengalamannya hiking ke Gunung Geulis dan bermain di air terjun, tetapi dia sadar Naresh orang yang sangat dingin dan cuek, dia merasa ragu untuk banyak omong pada Naresh, dia takut Naresh tidak akan menanggapinya.

Drrtttt drrttt drrttt

Kak Naresh :

Kabar baik, 2 Minggu lagi kakak pulang.

Mendapat kepastian tentang kepulangan Naresh membuat Marsya sedikit senang, dia sedikit lega, tidak uring-uringan seperti biasanya yang memikirkan kapan Naresh akan pulang. Marsya berguling-guling di lantai kamarnya, dia merasa sangat senang saat ini.

Marsya :

Aku tunggu.

Kak Naresh :

Oke, kakak cuma mau kasih kabar itu aja, cepet tidur, udah malam! sampai ketemu nanti.

Marsya :

Iya kak, sampai ketemu nanti.

Tidak ada balasan lagi dari Naresh, Marsya melanjutkan kegiatannya bermain game pada komputer. Setelah merasa rambutnya sudah kering, Marsya mematikan komputernya dan merebahkan tubuhnya di kasur, dia menyusul Oriza yang sudah terlelap.

*****

Tok tok tok

"Kakak, adek, bangunnn shalat subuh"

Terdengar suara ketukan pintu pada kamar Marsya disusul dengan suara berat yang terdengar tegas membangunkan Marsya dan Oriza.

"Eunggghh" Marsya menggeliatkan tubuhnya, lalu membangunkan adiknya.

Papa Erwin yang mendengar suara anak-anaknya yang sudah bangun memilih untuk meninggalkan kamar itu lalu memasuki kamarnya sendiri.

Setelah membangunkan adiknya, Marsya gegas memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhnya, lalu melaksanakan kewajiban shalat subuh, bergantian dengan Oriza.

"Ma, Marsya mau bikin energen ya" ucap Marsya kepada mamanya yang sedang berada di dapur untuk membuatkankan sarapan.

"Bikin aja lah kak" ucap Mama Wulan.

Marsya dan Oriza ini memang selalu meminta izin atau melapor kepada Mama Wulan terkait apapun itu, dia ingin buang air pun pasti laporan kepada Mama Wulan.

"Ma, Oriza pengen pup" ucap Oriza yang baru saja keluar dari kamar.

"Ya pup sana, mau pup aja laporan dulu, mau minta di cebokin apa gimana?" Ucap Mama Wulan sedikit sewot.

"Hehehe ya bilang doang mah" ucap Oriza cengengesan.

"Ada-ada aja" ucap Mama Wulan dengan masih fokus dengan kegiatannya.

Marsya duduk di ruang makan memejamkan matanya, sambil mengusap-usap lengannya sendiri. Marsya sangat menyukai udara di kota tempat tinggalnya ini, menurutnya udara dan suhu airnya sangat pas bagi dia yang memiliki kulit sensitif, karena udara yang terlalu dingin ataupun terlalu gerah Marsya akan merasakan gatal dan bentol-bentol di tubuhnya, itu pula yang membuatnya jarang sekali mandi hujan karena setiap kali dia habis mandi hujan maka alerginya pasti kambuh, padahal dia sangat menyukai hujan.

Mama Wulan menyajikan makanan yang sudah matang di atas meja makan, tercium aroma yang sangat lezat memenuhi ruang makan, membuat perut Marsya berbunyi kencang.

Krucukkk krucukkk

Marsya memegangi perutnya sendiri, untung saja saat ini hanya ada mama, dan adiknya saja diruang makan.

"Panggil Papa gih, trus kita sarapan" ucap Mama Wulan.

"Ri panggilin gih" ucap Marsya menyuruh adiknya.

"Selaluuuuu aja akuuuu" ucapnya memanyunkan bibirnya lalu beranjak menuju kamar Papa Erwin.

Marsya hanya terkekeh saja sambil menyandarkan tubuhnya kembali pada kursi di ruang makan.

"Paaaaa, ayo sarapan" ucap Oriza di depan pintu kamar Papa Erwin yang tidak tertutup rapat.

"Iyaa iyaa" ucap Papa Erwin dari dalam kamarnya.

Papa Erwin membangunkan anak-anak didiknya yang tertidur di depan televisi di ruang tamu, untuk mengajak mereka sarapan bersama, tetapi mereka semua tidak ada yang terbangun, mungkin mereka masih terlalu lelah.

"Anak-anak sekalian bangunin, ajak sarapan bareng" ucap Mama Wulan saat Papa Erwin dan Oriza sudah menduduki dirinya dkursinya masing-masing.

"Udah di bangunin tadi, tapi ngga ada yang bangun" ucap Oriza.

"Yaudah kita sarapan duluan aja, biar nanti mereka nyusul sarapannya" ucap Mama Wulan lalu menyendokkan nasi kepada suami dan anak-anaknya.

Setelah menghabiskan makanannya, Mama Wulan membereskan meja makan lalu mencuci piring dan wadah kotor, sedangkan Marsya, dan Oriza memasuki kamarnya lagi untuk memakai seragamnya dan bersiap ke sekolah, sementara Papa Erwin sudah rapih dengan seragam security-nya, dia tengah meminum kopi yang sebelumnya sudah di sediakan oleh Mama Wulan.

"Tan, saya numpang ke toilet ya" terdengar suara Liam yang mengagetkan Mama Wulan dan Papa Erwin.

"Ohh iyaa" ucap Mama Wulan, mengeringkan tangannya yang basah selepas cuci piring lalu ia menuju ruang tamu untuk melihat anak didik suaminya yang lain.

Dilihatnya mereka sedang melipat selimut yang mereka pakai semalam, sementara karpet bulu bekas mereka tidur belum mereka bereskan.

"Karpetnya biarin aja, gausah di beresin, biar Tante aja nanti yang beresin" ucap Mama Wulan.

"Iya tan" ucap mereka serentak.

"Abis ini kalian pada ke ruang makan ya, sarapan dulu" ucap Mama Wulan lagi.

Setelah mendapatkan jawaban dari anak didik suaminya, Mama Wulan kembali melangkahkan kakinya menuju ruang makan.

'hmmm dulu aku pengen banget punya anak laki-laki, sekarang ada banyak anak laki-laki malah anak didik suami, udah pada bujang lagi' Batin mama Wulan.

Arkana dkk bergantian menggunakan toilet, lalu setelahnya menghampiri Mama Wulan yang sedang berada di dapur.

"Duduk sini, sarapan dulu" ucap Mama Wulan menyiapkan piring untuk Arkana dkk.

"Marsya, Oriza, sama om Erwin kemana tan, ngga ikut sarapan?" Ucap Kalingga sambil menuangkan air putih pada gelas yang di pegangnya.

"Kita udah sarapan duluan, kalian dibanguninnya susah, mau di ajak sarapan bareng malah pada ga bangun" ucap Mama Wulan.

"Hehe iya tann, abis ngantuk banget, ini juga masih ngantuk saya mah" ucap Liam.

Marsya dan Oriza keluar dari kamarnya, melewati ruang makan lalu menuju ruang tamu untuk menunggu Papa Erwin untuk mengantarkan mereka ke sekolah.

Kalingga menghabiskan sarapannya dengan terburu-buru lalu menyusul Marsya dan Oriza ke ruang tamu.

"Sya, mau berangkat sekolah sekarang?" Tanya Kalingga mendudukkan dirinya di karpet tebal dekat kaki Marsya.

"Mmm iya, nunggu Papa dulu" ucap Marsya.

"Kakak anter aja ya, gausah sama Papa Erwin" ucap Kalingga menatap intens Marsya.

"Gausah kak, aku sama Papa Erwin aja" ucap Marsya merasa tidak enak karena dari kemarin dia selalu saja di bonceng oleh Kalingga.

"Gapapa sama Kakak aja, sekalian Kakak pulang ya" ucapnya lagi.

"Kenapa Kak?" Tanya Papa Erwin ketika dirinya keluar dari kamarnya dan mendapati anak sulungnya itu sedang mengobrol dengan anak didiknya.

"Ini om, Marsya boleh berangkat sekolah sama saya? Sekalian saya pulang, biar sekalian jalan" ucap Kalingga.

"Ohh iya boleh" ucap Papa Erwin sambil mengambil sepatunya.

Marsya terperangah mendengar jawaban Papanya yang memperbolehkan dirinya diantar sekolah oleh laki-laki.

'Yang bener ajaaaa, biasanya nih seorang ayah bakalan protect banget sama anak perempuannya, gak akan dia ngebiarin anak perempuannya di deketin sama cowok, Papa Erwin kok nggak protective sih sama anaknya??' Batin Marsya merasa jengkel sendiri kepada Papanya itu.

Akhirnya dengan segala keterpaksaan Marsya pun pasrah saja berangkat sekolah dengan diantar oleh Kalingga.

1
miilieaa
nyicil segini yaa kak, nanti balek lagii/Drool/
Rainy_day: terimakasih ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!