Zaki Iskandar Mubarak seorang CEO yang terkenal begitu sangat dingin dan datar tanpa ekspresi.Diam diam menyukai salah satu karyawatinya yang juga memiliki sifat yang sama dengannya.Jika banyak wanita yang mengejar cintanya lain akan halnya dengan Kinara Ayu Wicaksono yang merupakan karyawatinya bersikap acuh dan cuek.
Hal ini membuat Zaki penasaran dengan gadis itu.Bagaimana kisah cinta mereka?,yuk simak!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
"Aku gak mau...",tolak Kinar.
"Kenapa?",tanya Zaki menatap sang istri yang menolak menjadi asisten pribadinya.
"Kamu sudah memiliki asisten kan Mas, untuk apa lagi?",jawab Kinar.
"Aku--
"Aku lanjutin pekerjaan aku dulu Mas",ujar Kinar melangkah pergi.
"Tunggu..."
Kinar menghentikan langkahnya saat Zaki menarik pergelangan tangannya.
"Kita ke rumah Bunda nanti sore dan menginap disana",ujar Zaki.
"What?,Mas itu gak mungkin.Aku--
"Mungkin karena kamu istriku,menantu dari keluarga Iskandar"jawab Zaki.
"Ish...dasar pemaksa",kesal Kinar mengayunkan langkahnya meninggalkan ruangan itu.
Zaki mengulum senyumannya melihat raut kesal wajah Kinar.Entah apa yang terjadi padanya,pria yang biasanya enggan sekali berurusan dengan wanita ini malah dia sendiri yang berusaha dekat dengan Kinar.
"Kamu gadis berbeda Kinar", gumam Zaki mengembalikan raut wajahnya menjadi datar dan dingin.
Sedangkan Kinar kembali keruangannya dengan wajah kesal.
"Kenapa Lo?",tanya Ayu melihat teman seprofesinya tampak cemberut.
"Gak... lagi dapet gue",jawab Kinar asal kembali fokus pada pekerjaannya.
"Yaelah...ribet banget ya jadi perempuan,lagi dapet aja cemberutnya minta ampun", sindir Rudi.
"Apa sih Rud.Mau disemprot sama mulut pedasnya Kinar Lo",jawab Ayu.
"Gak deh.sorry Kin",ujar Rudi yang tak digubris oleh Kinar.Gadis itu masih kesal dengan sifat pemaksa sang suami.
Kinar mengehela nafas panjang saat pekerjaannya selesai ia kerjakan.Gadis itu meregangkan otot-ototnya karena pinggangnya terasa kaku karena kelamaan duduk.
"Kin...mau bareng gak?", tanya Rudi.
"Oh gak deh...gue berencana pulang ke rumah hari ini",kilah Kinar.
"Oh ya udah.Kalau gitu gue duluan ya",ujar Rudi.
"Ya...",jawab Kinar tersenyum tipis.
"Kita duluan ya Kin",ujar Ayu dan Jeni di angguki oleh Kinar.
Setelah selesai merapikan meja kerjanya Kinar bersiap untuk pulang.Ia melangkah keluar dari ruangan itu.
"Kinar tunggu...!"
Kinar menghentikan langkahnya saat seseorang memanggilnya.
"Evan..."
"Kinar aku mau ngomong sesuatu,tapi gak disini",ujar Evan.
"Ada apa sih Van.Aku buru buru banget nih",jawab Kinar.
"Kita ngobrol di kafe depan ya",ujar Evan lebih permohonan.
"Emangnya ada apa sih Van.Disini aja bisa gak?",jawab Kinar melirik jam tangannya sekilas.Zaki pasti sudah menunggunya di basement.
"Aku--
"Apa Van.... buruan!",ujar Kinar tak sabaran karena ia tau Zaki sudah menunggunya saat ini.
"Aku--a-aku suka sama kamu",ujar Evan.
"Van..."
"Aku tau kamu pasti kaget tapi aku benar benar suka sama kamu.Kinar...kamu mau kan jadi kekasih aku",ujar Evan menatap Kinar penuh harap.
Kinar memang tau jika selama ini Evan menyukainya tapi ia tak pernah berpikir jika Evan akan senekat ini.Apalagi statusnya saat ini adalah seorang istri dari bos mereka.
"Maaf Van...aku gak bisa",jawab Kinar.
Evan tau jika Kinar pasti menolaknya karena selama ini gadis itu gak begitu merespon perhatiannya.
"Kenapa Kin.Apa karena aku kurang ma--
"Bukan itu.Tapi aku tak memiliki perasaan sama kamu,dan aku juga sudah memiliki seseorang", jawab Kinar.
"Kin--
"Maaf Van, aku harus pergi",jawab Kinar melangkah meninggalkan Evan yang menatapnya penuh kekecewaan.
Kinar segera memasuki lift dengan perasaan campur aduk.Ia sungguh tak menyangka jika Evan akan mengutarakan perasaannya.
Kinar berusaha tenang karena untuk pertama kalinya ada yang mengatakan cinta padanya dan ia tolak.Jujur ia memang tak memiliki perasaan apapun pria itu.Tapi dengan penolakannya tadi itu akan berimbas pada kerjasamanya sesama staf keuangan.
Kinar keluar dari lift dan melangkah menuju bassmen.Ia tau ia cukup terlambat saat ini dan ia juga yakin Zaki pasti sudah bosan menunggunya.
Sesampainya di basement Kinar gak melihat keberadaan mobil Zaki.Gadis itu menghembuskan nafas berat.Ia yakin Zaki pasti sudah pulang duluan karena pria itu tak ajak menunggu.
Kinar mengayunkan langkahnya keluar dari basement dengan langkah pelan.Ia tak tau kemana saat ini.Alamat rumah baru mereka ia tak tau.
Kina menatap sekeliling area kantor yang sudah sepi.Ia melangkah keluar dari area kantor mencari kendaraan umum.
Kinar mencoba menghubungi Zaki namun tak ada jawaban.Gadis itu duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana.
"Kinar..."
"Eh Van...",jawab Kinar sendikit canggung.
"Mau bareng?, lupakan saja yang tadi anggap gak ada",ujar Evan.
"Gak Van... terimakasih",jawab Kinar.
"Yakin?", tanya Evan.
"Ya..."
Evan melajukan mobilnya meninggalkan Kinar yang tampak kebingungan.
"Aku harus kemana sekarang?",batin Kinar.
Tak lama ponselnya berdering,tampak panggilan dari sang suami.Buru buru gadis itu mengangkat panggilan itu.
"*Ya Mas..."
"Selesai ngobrolnya?",tanya pria itu.
"Ha? maksudnya?",jawab Kinar.
"Aku sudah mengingatkanmu untuk menjauhi pria manapun.Apa kamu tak mendengar ucapanku Kinar",ujar Zaki.
"Mas-- ucapan gadis itu tergantung saat teringat tadi ia dan Evan mengobrol.
"Kenapa?", tanya Zaki.
"Kamu dimana sekarang?,akan aku jelaskan semuanya",jawab Kinar.
"Di belakangmu",jawab Zaki*.
Kinar membalikkan badannya dan benar saja Zaki berada tepat dibelakangnya menatapnya tajam.
"Mas..."
"Ayo masuk...!",ujar Zaki saat mobil yang disupiri oleh Dave ada dihadapan mereka.
Kinar dengan patuh masuk ke mobil dan membuat pintu belakang.
"Depan Kinar!",ujar Zaki.
"Tapi--
"Aku akan menyetir sendiri",jawab Zaki bertepatan dengan Dave yang keluar dari mobil lalu menyerahkan kunci mobil kepada Zaki.
Zaki menjalankan mobil meninggalkan area perkantoran.
"Jelaskan!"
...****************...