"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Orang Tua Farhan
Alvin masih saja duduk di bangku, padahal sudah hampir satu jam dia disana. Bahkan dia sudah menghabiskan beberapa batang rokoknya.
Setelah beberapa saat, saat Alvin fokus minum. Farhan terlihat lagi bersama pemilik toko emas tersebut.
Dengan tidak sabaran, dia bangkit dan menghampiri Farhan.
"Farhan ..." panggil Alvin.
Farhan yang merasa terpanggil, menatap Alvin dengan datar.
"Apalagi ini Tuhan ..." batin Farhan.
"Siapa?" tanya Alan, kala melihat Farhan diam saja. Padahal jelas-jelas pemuda di depannya memanggil jelas nama Farhan.
"Dia suami dari sepupu Fira." sahut Farhan datar.
"Kenapa kamu kesini, dan bisa bertemu langsung dengan pemilik toko emas ini?" tanya Alvin heran. "Kalo kamu mau beli emas dengan jumlah banyak, itu sungguh tidak mungkin." ujar Alvin meremehkan Farhan.
"Siapa bilang, jika orang yang membeli emas bisa datang kesini?" cetus Alan jengkel.
"Eh, gak begitu Pak, soalnya Bapak kan bisa lihat sendiri jika dia hanya seorang petugas pom bensin. Dan Bapak tahu lah, berapa gajinya. Mungkin hanya cukup untuk satu bulan." hina Alvin membuat Alan meradang.
Farhan langsung menggenggam erat tangan Papanya. Pertanda, agar Alan diam saja.
"Sudah Pa, aku pulang dulu ... Dan salam rindu untuk Mama." ucap Farhan, mendapatkan tepukan di bahunya dari Alan.
"Pa-pa? Bagaimana mungkin?" ujar Alvin melihat kepergian Farhan.
"Apanya yang tidak mungkin? Tidak mungkin seorang anak memanggil orang tuanya, dengan panggilan Papa?" cibir Alan.
Mendengar itu, Alvin dibuat melongo.
Farhan langsung pulang ke rumahnya. Rencananya dia memang ingin memberitahukan Fira tentang kebenarannya. Karena dia sudah gak tahan, melihat istri dan mertuanya selalu dihina. Bahkan saat acara syukuran rumah Raya. Farhan masih mengingat perkataan Marni tentang mertuanya.
Marni mengatakan jika ia bisa kapan saja mendapatkan babu gratis, selama Asma mudah dibodohi.
Tadi, dia sengaja menemui Ayahnya. Karena Alan kembali dimintai Darwis untuk membujuk Farhan, agar mau bekerja di kantornya. Menurut Darwis, orang yang dapat dipercaya adalah keluarganya sendiri. Tidak ada orang lain.
"Bu, Fira kemana?" tanya Farhan kala tidak melihat Fira.
"Tadi, dia masuk kedalam. Untuk istirahat." sahut Asma.
Farhan pun, segera masuk ke dalam rumah. Kemudian mencari istrinya ke kamar. Benar saja, disana terlihat Fira sedang mendengkur halus. Pertanda dia sudah pulas dalam tidurnya.
Farhan langsung meniup-niup pelan telinga Fira, sehingga membuat Fira menggeliat akibat terganggu.
Karena gemas, akhirnya Farhan malah menciumi wajah Fira, dan dengan begitu, berhasil membuat Fira terbangun.
"Abang ..." ucap Fira kesal.
"Mulutmu sayang ..." ucap Farhan menunjukkan sudut bibir Fira.
Fira langsung gelagapan, dan menghapus setiap bagian mukanya.
Farhan langsung tertawa melihat tingkah lucu istrinya.
"resek ..." ucap Fira memukul bahu Farhan.
"Ada yang ingin Abang sampaikan, tapi Abang mohon, kamu dengarkan dengan baik. Tanpa memotong cerita Abang." papar Farhan menatap serius.
"Ada apa? Jangan membuatku takut." ujar Fira mendekati Farhan.
"Tidak ada yang perlu ditakuti, semuanya baik-baik saja." jelas Farhan.
"Adik tahukan, toko mas indah bersinar?" tanya Farhan, Fira menganggukkan kepalanya.
"Abang, adalah salah satu anak dari pemilik toko tersebut." ujar Farhan hati-hati.
Dan Fira langsung meledakkan tawanya.
"Sayang ..." tegur Farhan lembut.
"Maaf Bang, habis kamu lucu." kekeh Fira dengan hidung kembang kempis. Akibat menahan tawanya.
"Ini sungguhan Dik, kamu ingatkan? Wanita cantik yang memberikan amplop berisi cek saat resepsi pernikahan kita? Dia Mamaku, Mama mertuamu." jelas Farhan.
Kemudian, Farhan menceritakan semuanya. Alasannya menyembunyikan indentitas aslinya. Bahkan tentang Darwis, atasan dari Alvin. Yang sebenarnya adalah Omnya.
"Maaf, maafkan aku... Aku takut jika memberitahumu lebih awal. Apalagi saat itu kita belum saling mencintai." pinta Farhan mengelus lembut pipi Fira.
"Aku gak percaya ..." lirih Fira.
"Kita ke rumah Mama? Biar dia bisa melihatmu serta memelukmu." ajak Farhan.
"Tidak, aku gak pantas. Aku gak pantas bersamamu, apalagi jika dikenalkan pada Mamamu Bang. Aku malu!" seru Fira.
"Kamu tahu gak? Mama bukan orang seperti itu. Baginya, yang penting aku nikah, dan tidak peduli jika gadis itu dari keluarga kaya ataupun miskin. Baginya, yang penting dia gadis baik-baik. Karena harta masih bisa dicari, sedangkan gadis baik-baik, jarang dimiliki." jelas Farhan.
"Kita kesana ya? Dan aku yakin, jika Mama pasti sangat bahagia." bujuk Farhan.
"Tapi, aku ..."
"Jangan ragu, dan Abang sudah membawakan salah satu dress terbaik untukmu." bisik Farhan.
Farhan langsung menyuruh Fira agar bersiap-siap. Kemudian dia juga membantu Asma agar menutup kedai. Dia akan mengajak mertuanya ikut serta.
Sebelumnya, Farhan juga sudah mengirim share loke pada sopir Mamanya, agar menjemput mereka memakai mobil.
Asma yang diberikan sebuah baju oleh Farhan sempat heran. Dia merasakan jika baju tersebut pasti berharga mahal. Sebab dari jenis kainnya saja udah berbeda.
Dia juga sempat heran dengan permintaan Farhan yang menyuruhnya menutup kedai lebih awal. Karena Farhan hanya memberi mengatakan akan mengajak dia dan Fira ke suatu tempat.
Setelah empat puluh menit, Asma dan Fira sama-sama telah siap. Fira juga menyapu make-up tipis di mukanya, begitu juga dengan Asma, yang sedikit dipoles oleh Fira.
"Kita pakai taksi?" tanya Asma, kala melihat mobil didepan rumahnya, dan seorang lelaki yang menggunakan seragam.
Asma langsung kaget, kala sopir tersebut membukakan pintu untuk dia dan Fira. Karena setahunya, biasanya penumpang sendiri yang membuka pintu.
Di rumah orang tua Farhan. Miranti langsung menghubungi ketiga kakak dari Farhan. Dia sangat sibuk, mengarahkan setiap art-nya untuk memasak berbagai jenis masakan.
Kakak-kakaknya Farhan langsung saja mendatangi rumah orang tua mereka. Mereka memang tinggal terpisah, semenjak menikah. Dan lagi pula, Alan lah, yang menyuruh mereka untuk tinggal di rumah yang telah Alan siapkan.
Akhirnya yang mereka tunggu-tunggu telah tiba. Yaitu, dimana Farhan mengenalkan mereka pada istrinya.
"Nanti, tolong jaga omongan kalian. Jangan buat mantu mama tertekan." peringat Miranti pada ketiga anak perempuannya.
"Iya Mama, Mama tenang saja. Kami akan jadi ipar yang baik kok." seru Kakak tertua Farhan yang bernama Lisa.
"Iya Ma, kan istri Farhan juga adik kami." sambung Kakak ketiga bernama Erika
"Lagian kami bertiga udah gak sabar menunggu hari ini tiba. Masak sih, kami berani membuat mantu Mama tertekan." kekeh Kakak kedua bernama Dila.
Asma langsung terperangah kala melihat rumah-rumah besar nan luas yang dilewatinya. Dia memang tahu, jika perumahan yang sedang dilewatinya merupakan perumahan elit. Dimana rata-rata rumah tersebut berlantai dua dan bahkan ada yang berantai tiga.
Tapi, ini pertama kali seumur hidupnya dia memasuki kawasan rumah ini. Karena setahu dia, hanya orang-orang tertentu dan memiliki akses yang bisa masuk kesini. Bahkan sopir taksi pun, dilarang menjemput, jika tidak ada pemberitahuan dari pelanggan ada penjaganya.
Fira terus saja berdoa, apalagi saat melihat rumah-rumah yang dilewatinya. Dia sangat takut, jika nanti keluarga Farhan memandang hina dia dan juga Ibunya. Bahkan sekarang tangannya ikut dingin, saat memikirkan hal itu.
"Sebenarnya kita mau kemana?" bisik Asma pada Fira.
"Nanti Ibu juga bakal tahu ..." sahut Fira.
"Bang ..." panggil Fira, karena Farhan berada di bangku depan, menemani sopir.
"Kamu tenang ya sayang, semua akan baik-baik saja." ujar Farhan melihat kegundahan di wajah Fira.
Akhirnya mereka tiba di depan rumah Farhan. Disana sudah ada orang tua Farhan dan juga Kakaknya. Tak lupa Santi juga ikut melambai kearah Fira.
"Selamat datang, di rumah orang tua ku. Mertuamu, dan besan Ibu ..." ucap Farhan.
Langsung membuat Asma kehilangan tenaga di bagian kakinya.
tp klo crta romantis2 ga ada konflik jg mls bacanya.
berti othor berhasil klo bs menciptakan emosi pembaca kaya aku ini.. gemeshh kali sama org yg ga tau diri dan ga ngaca kaya jalan raya ini.