NovelToon NovelToon
Kontrak 365 Hari

Kontrak 365 Hari

Status: tamat
Genre:Tamat / duniahiburan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:14.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Clarissa icha

Jihan yang polos dan baik hati perlu mengumpulkan uang dalam jumlah yang besar untuk membayar tagihan medis ibunya yang sakit parah. Terpaksa oleh situasi, dia menandatangani kontrak pernikahan dengan CEO perusahaan, Shaka. Mereka menjadi suami istri kontrak.
Menghadapi ibu mertua yang tulus dan ramah, Jihan merasa bersalah, sedangkan hubungannya dengan Shaka juga semakin asmara.
Disaat dia bingung harus bagaimana mempertahankan pernikahan palsu ini, mantan pacar yang membuat Shaka terluka tiba-tiba muncul...

Bagaimana kisah perjalanan Jihan selama menjalani pernikahan kontrak tersebut.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Jihan masih kebingungan karna di paksa ikut ke ruangan Shaka. Tapi memilih diam, daripada sibuk berdebat dengan manusia es itu. Bahkan sampai di dalam ruangan Shaka, Jihan masih bungkam. Dia memperhatikan Shaka yang duduk di kursi kebesaran. Sementara itu, Jihan hendak duduk di kursi panjang yang berjarak beberapa meter di depan meja kerja Shaka. Namun baru beberapa langkah, suara bariton Shaka mengurungkan niat Jihan untuk duduk di sofa empuk itu.

"Siapa yang nyuruh kamu duduk di sana.?" Tegur Shaka sedikit ketus.

"Lalu saya harus duduk dimana pak Shaka.?!" Jihan menjawab penuh penekanan. Matanya menatap kesal ke arah pria itu.

"Kemari.!" Titahnya seraya menggerakkan tangan, memberi kode supaya Jihan mendekat.

Langkah kaki Jihan sedikit di hentak-hentakkan. Bibir tipisnya mengerucut. Ekspresi kesalnya membuat Shaka mengerutkan kening.

"Kenapa kamu.?" Tanya Shaka. Pertanyaan yang sebenarnya sudah ada jawabannya tanpa perlu di jawab. Sebab, Shaka melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Jihan sedang kesal padanya.

"Bapak masih tanya saya kenapa.?" Sewot Jihan. Wanita itu duduk di depan meja kerja Shaka, meletakkan tas slempangnya dengan kesal di atas meja.

"Di luar ada seseorang, kamu harus pura-pura jadi istri yang baik kalau dia masuk ke ruangan ini.!" Tegasnya.

Jihan terdiam sejenak, mencerna perintah Shaka yang belum jelas maksudnya. Jihan mana tau seseorang yang di maksud Shaka. Pria itu saja tidak menjelaskan apapun.

"Pak Shaka, tolong beri perintah yang lebih jelas dan detail. Saya tidak tau siapa yang di maksud Bapak. Seseorang siapa.?" Cecar Jihan.

CEO seperti Shaka bisa-bisanya memberi perintah tak jelas. Membuat orang bingung saja.

Pria berbadan tinggi itu sedikit menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan. Tampaknya sedikit berat menjelaskan lebih detail pada wanita yang sudah menyandang status sebagai istrinya itu.

"Dia masa lalu saya." Kata Shaka datar.

Jihan manggut-manggut setelah diam beberapa Shaka. Bayangan wanita yang setengah berlari ke arah dia dan Shaka ketika akan masuk ke lift, membuat Jihan menebak kalau masa lalu Shaka adalah wanita cantik tadi.

"Pak Shaka mau kasih apa ke saya kalau mau pura-pura mesra dan romantis di depan mantan.?" Jihan mencoba mencari keuntungan dalam kesempitan. Untuk apa punya suami kaya raya kalau tidak di manfaatkan. Mumpung momennya pas. Jihan juga yakin Shaka tidak akan menolak kalau dia meminta imbalan.

"Kamu sedang negosiasi.?" Ucap Shaka menatap datar.

"Bukannya Pak Shaka mendapat keuntungan dari kerja sama ini.? Aku juga tidak mau rugi." Sahut Jihan. Shaka berdecak kesal.

"Oke, kamu boleh minta apapun kalau bisa membuat dia berhenti menemui saya."

Perkataan Shaka membuat Jihan tersenyum lebar, dia langsung membuat list barang belanjaan dalam khayalannya.

"Jangan kebanyakan melamun, lakukan tugasmu dengan baik. Sepertinya dia sudah datang." Shaka berkata lirih. Detik berikutnya, pria itu sedikit berteriak, menyuruh seseorang di balik pintu agar masuk ke ruangannya.

Dalam persekian detik, Shaka berpindah ke hadapan Jihan. Duduk di atas meja kerjanya dan sedikit memundurkan kursi yang di duduki istrinya itu.

"Ehh,, Pak Shaka apa-app,,,"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Shaka sudah membungkam bibir Jihan dengan ciuman. Kedua tangannya menangkup pipi Jihan dalam keadaan menunduk. Bersamaan pintu ruangan yang terbuka, seseorang di ambang pintu di buat terkejut melihat pemandangan romantis, namun cukup menyesakkan dada.

Shaka melepaskan tautan bibirnya setelah cukup lama mengecap manisnya bibir Jihan. Membuat pipi putihnya seketika merona. Antara malu dan kesal, sebab Shaka mencuri ciuman pertamanya.

"Maaf kalau mengganggu." Suara lirih itu penuh kesedihan di dalamnya. Jihan menoleh, mata wanita di ambang pintu itu tampak berkaca-kaca.

Situasi di ruangan mulai tegang, terlebih ketika Shaka melontarkan pertanyaan ketus pada wanita di masa lalunya.

"Bukankah sudah aku bilang tidak ada yang perlu di bicarakan lagi. Untuk apa kembali dan menemui ku." Ada nada penekanan dalam ucapan datar Shaka.

"Jangan membuat istriku salah paham." Lanjut Shaka seraya menatap Jihan. Satu tangannya terulur, mengusap pucuk kepala Jihan dan memamerkan senyum teduh yang tak pernah Jihan lihat sebelumnya.

Tentu Jihan mencibir dalam hati. Shaka bisa terlihat manis seperti itu karna ada tujuannya. Apalagi kalau bukan untuk menunjukkan pada sangat mantan kalau dia sudah move on.

"Ar,, ada beberapa alasan yang belum kamu ketahui. Kepergianku waktu itu bukan untuk mengakhiri hubungan kita. Aku ingin fokus mewujudkan mimpi sebelum memutuskan menikah." Suara wanita di ujung sana sedikit tercekat. Beberapa kali terlihat mengerjapkan mata. Mencegah buliran bening keluar dari pelupuk mata.

"Safira, sejak kamu memutuskan pergi ke New York 5 tahun lalu, tidak ada lagi tentang kita.!" Kata Shaka penuh penekanan.

"Apapun alasanmu saat tu, tak akan mengubah fakta bahwa saat ini aku sudah menikah dengan Jihan."

Shaka menatap tajam, ada kemarahan dan kekecewaan dalam sorot matanya. Luka yang ditorehkan Safira cukup dalam, bukan sekedar goresan. Tidak heran setelah 5 tahun berlalu, bayangan masa lalu menyakitkan itu sulit di lupakan.

"Maaf kalau aku memotong pembicaraan kalian." Kata Jihan.

"Sebaiknya selesaikan dulu urusan kalian di masa lalu. Aku akan tunggu di luar, jadi kalian bisa bicara empat mata." Jihan hendak beranjak. Dia mau pergi bukan karna cemburu dengan mantan kekasih Shaka, tapi benar-benar ingin memberi waktu pada mereka untuk bicara dari hati ke hati. Dan meluruskan apa yang perlu diluruskan.

"Siapa bilang kamu boleh keluar.?" Shaka menahan pergelangan tangan Jihan. Wanita itu melotot pada Shaka dalam posisi membelakangi Safira.

"Diam disini sampai dia pergi.!" Bisik Shaka penuh penekanan.

Jihan jadi geram sendiri, tapi tidak bisa membantah.

"Nona Safira, mungkin anda bisa datang lain waktu. Ada sesuatu yang harus kami selesaikan berdua disini." Jihan mengusir Safira secara halus. Sebab semakin cepat Safira pulang, semakin cepat juga Jihan bisa keluar dari ruangan Shaka.

Safira menatap nanar ke arah pria yang baru merangkul pinggang Jihan. Bukan salah Shaka jika pemandangan menyakitkan itu harus dilihat oleh Safira.

Dengan perasaan kecewa dan patah hati, Safira pergi begitu saja.

...******...

Kini di dalam ruangan itu hanya ada Jihan dan Shaka. Keduanya berdebat sengit setelah kepergian Safira. Jihan sedang protes dan minta ganti rugi karna ciuman pertama di curi oleh Shaka. Padahal dalam surat perjanjian ditulis bahwa Shaka tidak akan menyentuhnya. Tapi hari ini malah menciumnya tanpa ijin.

"Saya tidak mau tau, pokoknya Pak Shaka harus ganti rugi.! Itu ciuman pertama saya.!" Jihan menggerutu dengan bibir mencebik. Padahal di cium suami sendiri, tapi seperti baru saja dilecehkan.

"Nggak ada yang rugi kalau saya yang cium.! Harusnya kamu bersyukur. Kapan lagi dapat ciuman dari saya." Shaka menjawab acuh. Percaya dirinya sangat tinggi. Jihan sampai jengkel sendiri menghadapi orang yang terlalu percaya diri seperti Shaka.

"Ya ampun, orang ini benar-benar.!" Jihan beranjak dan pergi dari ruangan Shaka. Tidak masalah saat ini belum dapat ganti rugi. Masih banyak waktu untuk meminta ganti rugi pada Shaka.

Di kursi kerjanya, Shaka tampak tersenyum miring melihat Jihan keluar dalam keadaan bibir mengerucut karna komat kamit mencibir Shaka.

1
Benita Lestiyorini
Jafi ikutn mellow.... /Cry/
Benita Lestiyorini
Nooh.... makanya peka dong Jihan...
Benita Lestiyorini
Hbs makan ice cream bisa dilanjut lg Sakha..../Tongue/
Benita Lestiyorini
Sakha.... bilang yg jelas aja napa ? Akui perasaanmu yg sebenarnya. Biar sm sm lega.
Benita Lestiyorini
Hahahaha padahal dalam hati Jihan kangen juga tuuh....
Benita Lestiyorini
Benar tuh.... selesaikan lgsg saja berdua. Bereees dah.
Benita Lestiyorini
Sekarang sudah jelas kan Jihan, jadi pekalah dikit akan sikap Sakha .
Benita Lestiyorini
Semoga langsung jadi. /Drool/
Benita Lestiyorini
Gempur teruuuuss.... /Joyful/
Benita Lestiyorini
Hemm... pasti bulan depan sudah jadi nih... /Facepalm/
Benita Lestiyorini
Ah.... jd ikut seneng kalo mereka mulai bisa akur, dan saling mencintai.
Cindy Cindy
Luar biasa
Benita Lestiyorini
Apa salahnya punya anak kan memang itu harapan dari ke dua ortu masing2 ? Bahagiakan mereka Jihan.
Benita Lestiyorini
Udah...biarin jadi anak Jihan. Itu trick Sakha mempertahankan pernikahan kalian. Krn Sakha sebetulnya sdh jatuh cinta kepadamu.
Benita Lestiyorini
Kenapa musti beli ? Kan sdh sah suami istri. Lakukan ajah.../Angry/
Benita Lestiyorini
Ternyata Shaka punya cerita cinta masa lalu. Jangan2 wanitanya balik lagi saat mendengar Shaka menikah.
Noor Zahidah
Lumayan
Noor Zahidah
Biasa
Intannur Syahirah
Kecewa
Intannur Syahirah
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!