Romance modern.
Kisah cinta Anne Halinger dengan Robert Anderson yang bertemu lewat perjodohan.
Anne yang berasal dari keluarga yang tidak menyayanginya. Dia dijodohkan dengan Robert yang hampir bangkrut dan tidak punya penghasilan tetap.
Namun, tiada yang tahu jadi diri Robert yang sebenarnya adalah pewaris dan CEO Black Diamond Group. Bagaimana kisah cinta dua insan ini? Akankah Anne dan Robert berbahagia?
Ikuti terus kisah mereka ya.
IG @cindy.winarto
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cindy Winarto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
Siang itu Anne dan teman-temannya makan di ruang meeting kosong. Anne dan teman-temannya memang suka mencari ruang meeting kosong jika ingin makan sambil bergosip ria.
Mereka lanjut mengobrol tentang rencana liburan Anne minggu depan.
Dugaan mereka adalah Anne mau program kehamilan kilat. Anne yang malu, memilih diam saja dan lekas menghabiskan bekal tom yum seafood kesukaannya.
***
Sepulang kerja, Anne segera menyapa Robert yang sedang mencuci piring di dapur.
"Rob, aku sudah mengajukan cuti untuk liburan minggu depan. Tadi Tuan Andres curiga kalau aku mau cari kerja di tempat lain dan interview lah. Tapi, akhirnya dia oke juga," ujar Anne.
"Oke, nanti kamu pikirkan lagi usulku untuk lompat ke company lain. Black Diamond Group lagi buka banyak lowongan," usul Robert.
"Ya, coba aku pikir-pikir lagi nanti." Anne menatap Robert dengan tersenyum lembut.
"Oh ya, jangan mandi dulu. Yuk, kita tengok Pak Keith, dia salah satu pasien akupunkturku. Aku mau lihat kondisinya sebelum kita liburan," ajak Robert.
"Oke, ada yang perlu kubawa?" tanya Anne.
"Tidak ada. Aku akan bawa peralatan akupunktur saja. Oh ya, besok aku mau ke Panti Jompo Welas Asih untuk menjenguk para opa oma di sana, sekalian memberikan terapi akupunktur gratis bagi mereka yang sakit." Robert berkata-kata sambil menaruh peralatan akupunktur di tas ranselnya.
Inilah yang Anne suka dari Robert. Dia menggunakan keahlian akupunkturnya untuk menolong para lansia di panti jompo, dan tidak meminta biaya apa pun alias gratis. Sebulan sekali atau dua kali Robert ke sana bila dia tidak sibuk urusan kantor Black Diamond Group.
Terkadang Robert juga membantu merapikan administrasi Panti Jompo Welas Asih. Opa oma itu senang bila Robert datang, sebab ada yang mengobati kaki atau tubuh mereka yang encok.
Robert juga senang mendengarkan kisah-kisah opa oma itu. Tak jarang dia menangis mendengar kisah pilu penghuni panti jompo itu. Ada anak yang meninggalkan ibunya yang lumpuh dan sakit diabetes di sana, dengan alasan tidak kuat mengurus ibu yang sakit dan rewel. Bukankah ketika kita tua, maka akan menjadi seperti anak kecil yang rewel?
Robert bertekad mendidik anak-anaknya kelak dengan baik agar berbakti dan tidak membuang orang tuanya di masa tuanya.
***
Anne dan Robert naik motor ke rumah Tuan Keith agar lekas sampai.
"Tok, tok, tok."
Tak lama kemudian, pintu dibuka, Robert segera menyapa Tuan Keith. "Halo, apa kabar Pak Keith? Saya datang lagi mau memeriksa kaki dan kepala Bapak. Oh ya, kenalkan ini Anne, istri saya."
"Selamat sore, Nak Robert dan Nak Anne. Mari silakan masuk. Bapak ambil minuman dulu ya," ujar Pak Keith ramah.
Sambil menunggu Pak Keith, Robert mengeluarkan peralatan akupunkturnya dan membersihkan dengan alkohol. Setelah Pak Keith duduk, Robert segera memeriksa bola mata, kening, denyut nadi dan kaki Pak Keith.
"Bagaimana keadaan Bapak sekarang? Apa masih rutin makan sop ayam herbal?" tanya Robert.
"Sekarang keadaan Bapak sudah jauh lebih enak, Nak. Tidak pusing, dan kaki sudah tidak memar lagi. Kadang Randy masak sup ayam herbal kalau dia sedang punya uang untuk beli ayam kampung," jawab Pak Keith dengan ramah.
"Oke Pak. Saya bantu akupunktur lagi ya di keningnya supaya kepalanya tidak pusing dan untuk maintain saraf di kepala juga." Lalu, Robert segera menusuk jarum akupunktur ke beberapa titik di kening Pak Keith. Anne diam sembari memperhatikan suaminya mengobati Pak Keith. Berikutnya, Robert memeriksa kaki Pak Keith dan memijatnya pelan.
Setengah jam kemudian semua beres.
"Pak Keith, sekarang keadaan Bapak sudah jauh lebih baik dan saya tidak perlu datang kontrol lagi ya. Ini ada sedikit berkat buat Bapak berobat." Robert menyerahkan sebuah amplop putih berisi uang sepuluh juta rupiah kepada Pak Keith.
"Aduh Nak, tidak usah repot-repot. Terima kasih sudah mengobati saya, tapi uang ini tidak usah," ujar Pak Keith sungkan.
"Tidak apa-apa Pak. Oh ya, tolong jangan bercerita tentang saya ya kalau ada yang tanya tentang penyakit Bapak yang sudah sembuh." Robert mewanti-wanti Pak Keith. Dia tidak mau orang tahu dulu tentang dirinya sebagai Dokter Dewa. Pak Keith pun mengangguk setuju. Lalu, Robert dan Anne berpamitan pulang.
"Rob, kenapa kamu tidak msh orang tahu tentang keahlian akupunkturmu?"
tanya Anne.
"Tidak, lebih baik orang mengenalku sebagai Robert si menantu tak dianggap saja. Ke mana-mana asyik sendirian, tidak ada yang mengerubungiku untuk menjilatku." Robert segera menjawab lugas.
Segera mereka sampai di rumah, lalu bersantap malam dan membahas hal-hal yang mereka ingin lakukan dan tempat yang mau dikunjungi saat di Bali nanti.