Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Brondong Meresahkan
Asap putih mengebul keluar dari mulut Aaron yang terbuka, ia sedang duduk santai di kursi balkon kamar hotel. Sambil menyesap asap tembakau, ia menghembuskan asap itu seperti membuang nafas.
Sejenak ia memejamkan matanya, senyumnya mengembang saat mengingat lagi kejadian semalam, sungguh malam yang luar biasa dan tidak akan terlupakan oleh Aaron. Tubuh Clara sudah seperti candu, membuat Aaron di mabuk kepayang sepanjang malam.
.
Cekrek.
Suara pintu kamar mandi terbuka. Clara baru saja berganti pakaian dan merapikan diri untuk berangkat ke kantor. Pagi-pagi sekali Aaron menelepon asistennya Jack, memerintah dia, untuk mencari pakaian kerja untuk clara, baju dalam wanita, sepatu, dan alat make up.
Tentu saja itu semua Aaron lakukan demi Clara, wanita yang telah menawan hatinya. Semalam dirinya telah berhasil menjebak Clara jatuh ke dalam pelukannya, tentunya dengan cara yang licik.
Sekarang Aaron sedang memikirkan, bagaimana caranya menahan Clara untuk terus berada disisinya. Karena Clara bukanlah tipe wanita yang mudah jatuh pada pesona pria tampan bergelimang harta.
"Kamu terlihat cantik, dengan pakaian itu. Pilihanku memang tidak pernah salah." Aaron memuji Clara mencoba mengambil hati sang pujaan hati.
Kedua bola matanya terus menyapu penampilan Clara dari ujung kaki hingga atas kepala. Wajah Clara di pagi hari begitu mempesona, walaupun matanya agak sembab karena semalam banyak menangis.
Clara pun hanya berdiri diam sambil menunduk, tidak Sudi menatap wajah si boss yang telah menodai dirinya. Clara berusaha menjaga ekspresinya, menyembunyikan rasa pilu di hati. Bagian bawahnya masih terasa ngilu, sudah lama Clara tidak melakukan hubungan dengan seorang pria.
"Soal kejadian semalam, tolong lupakan saja, aku juga tidak akan mengungkitnya, mungkin semalam kita berdua terlalu banyak minum." Clara mencoba berpikir positif, agar tidak menjadi marah. Ia tidak ingin terlalu terbawa emosi, masih ingin mempertahankan pekerjaannya.
"Tidak bisa sayang, apa yang sudah terjadi diantara kita semalam, sudah mengesahkan hubungan kita sebagai kekasih. Mulai hari ini dan seterusnya." ucap Aaron dengan lantang, penuh nada percaya diri.
Membuat Clara tercengang kaget. Kenapa si boss sangat memaksakan dirinya menjadi kekasih gelap.
"Dasar bocah gak waras..!!" Clara tak ingin lagi terjatuh kedalam lubang buaya.
Menghela nafas terlebih dahulu. Clara akan mengambil sikap tegas. "Apapun tawaran anda, saya tidak tertarik. Saat ini saya tidak berniat menjalin hubungan dengan siapapun. Mohon pengertian anda sebagai seorang laki-laki terhormat." sindir Clara sarkas.
Membuat si laki-laki muda tersentak kaget. Namun Clara tidak peduli, ia langsung mengambil semua barang miliknya yang sudah di taruh di kantor hitam berpita emas.
BRAK!!
Clara membanting pintu hotel dengan keras hingga menggelegar ke seluruh ruangan kamar yang luas. Dirinya cepat-cepat berlari ke arah lift, takut Aaron tiba-tiba mengejar.
.
.
Gedung perusahaan Pharrell.
"Ra-, kok lu keliatan lesu, lagi sakit ya?" tanya Risa pada temannya. Walaupun Clara datang mengenakan pakaian baru dan perhiasan baru. Tetap saja ekspresi wajah lelah akibat di genjot semalam, tidak tertutupi.
"Kalau kamu sakit ijin aja ke pak Robert, Ra-"
Namun Clara tidak menjawab, hanya diam duduk dengan wajah bengong.
"Dih, lo malah bengong. Jangan bilang lu hamil Ra-", kekeh Risa yang suka bercanda.
"HAMILLL!!" teriak Clara yang sedang sensitif.
"Eeiitt!!! Sabar beb, jangan teriak, kayak gitu dong. Jantung gua kan lemah", Risa sampai tersentak dari atas kursi.
"Sssttt!! Kalian berdua, lihat si boss udah datang tuh." ucap salah seorang karyawan yang duduk dekat mereka. Clara dan Risa langsung pura-pura bekerja di depan laptop.
Clara melirik sekilas kearah Aaron yang baru datang. Padahal Clara berharap si boss-nya tidak datang, rasanya tidak sudi melihat tampangnya yang tengil dan menyebalkan. Ditambah sekujur tubuh Clara terasa sakit, akibat ulah si boss-nya.
"Widih, boss kesayangan lu, wajahnya kinclong bener." celetuk Risa dengan nada berbisik.
"Cih!! Siapa yang boss kesayangan!!" bisiknya ketus.
"Jarang loh, boss muda kita yang terkenal jutek itu. Tiba-tiba datang dengan senyum mempesona gitu. Gua jamin semalam habis main sama cewek." Risa menebak sembarangan.
Namun perkataan temannya itu, langsung menancap tepat sasaran, di hati Clara.
.
.
Dalam ruangan kerjanya. Aaron bersenandung riang. Memilah banyak dokumen, menandatangani berkas-berkas yang sudah disiapkan. Wajahnya kian berbinar, walaupun ia dan Clara belum memiliki status. Namun Aaron senang sudah berhasil menidurinya. Awalnya hanya penasaran dengan Clara, namun siapa sangka, seorang janda mampu. Membuat dirinya tergila-gila.
Tok tok tok.
"Masuk." seru Aaron.
"Permisi tuan, aku sudah selesai mengerjakan tugas dari anda." ucap Jack, dengan wajah yang nampak malu-malu. Kepalanya sedikit menunduk, membetulkan kacamata.
"Kenapa? Kok tumben wajahmu jelek seperti itu?" Aaron melirik sang asisten dengan rasa keheranan.
"Be-begini, tadi aku hampir saja di tangkap polisi tua."
"Apa?? Kamu berbuat kejahatan?!" Aaron nampak terkejut.
"Bu-bukan begitu tuan. Ini gara-gara anda menyuruh saya mencari tahu, nomor apartemen nona Clara, saya sampai di kira penguntit sama para tetangganya." keluh kesah Jack, yang disuruh mencari tahu nomor apartemen rumah wanita incarannya.
"Jadi, apa sudah dapat informasi tempat tinggal nya??" tanya Aaron antusias.
"Sudah, dia tinggal di lantai 8 nomor 1016."
"Bagus!, sekarang kamu boleh ambil cuti tiga hari, karena aku akan sibuk", ucap Aaron, tidak mempedulikan pengorbanan Jack yang hampir ditangkap polisi.
"Loh? Apa maksud tuan?, Sa-saya kan bekerja sebagai asisten tuan, mana bisa libur?" Jack merasa ragu dirinya bisa libur tiga hari.
"Maksudnya cuti sebagai asistenku, tapi pekerjaan kantor mu tetap tidak boleh di tinggal." .
"Yahh..." gumam Jack yang kecewa.
"Yah??" Aaron menaikkan satu alisnya.
"Eh!!, tidak maksudku, yah memang harus begitu, mana bisa aku libur, hahaha", Jawab Jack terbata-bata, takut si bos marah.
.
.
Malam hari telah tiba. Clara duduk di atas sofa ruang tv, ia tengah asik menonton sebuah drama Korea kesukaan sambil menegak bir kaleng.
"Fuah, leganya, akhirnya si biawak mundur gak minta macam-macam." Clara merasa aman dan tentram. Mengira ucapan tegasnya saat di hotel telah berhasil membuat Aaron mundur dan tidak akan mendekati lagi ataupun meminta dirinya sebagai kekasih.
Ting tong!!
Tiba-tiba terdengar suara bel pintu yang berbunyi.
"Siapa datang malam-malam gini?? Jangan-jangan mama atau si Caca." gumam Clara yang penasaran.
.
Cekrek.
Clara membuka pintu.
.
"Halo Sayang, kau merindukanku~." ujar Aaron. Memperlihatkan senyum nakal.
Glek!!
Terlihat Aaron datang sambil membawa satu tas yang besar.
Spontan Clara mau menutup pintu. Namun terlambat Aaron sudah menahannya terlebih dahulu, dirinya juga berhasil masuk ke dalam apartemen milik Clara.
"Aduh!! Si boss meresahkan!!" teriakkan pikiran Clara yang pusing.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔