Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Hari itu Shafia merasa malas untuk masuk kelas, ia memili untuk menyendiri di gazebo yang sepi.
Ia duduk dengan tatapan kosong ke arah pohon mangga yang tumbuh diare taman itu.
Sementara itu di dalam kelas, ketiga sahabat nya begitu khawatir karena tidak melihat Shafia disana.
"Shafia mana kenapa belum masuk"? tanya Tiara.
" iya ni, kenapa belum juga masuk. bukan nya tadi bilang nya mau menyusul ya" ucap Via.
"Gimana ni, aku jadi khawatir. aku takut Shafia kenapa napa" sahut Nindi.
"Sudah sudah, kalian gak perlu khawatir. biar aku saja yang mencari nya di asrama" ujar Via lalu beranjak pergi. namun sebelum pergi ia sempat kan dulu ijin kepada ustazah Zahra.
Via mencari Shafia di asrama nya, namun pintu kamar itu terkunci bahkan saat ia ketok ketok juga tidak ada Jawaban.
Via mencoba mencari nya di kantin, namun tak ada juga, kemudian ia teringat sesuatu.
"Apa aku cari di gazebo kali ya, biasanya dia kan paling suka menyendiri disana kalau lagi sedih" ucap Via lirih sambil berjalan menuju gazebo tempat Favorit Shafia.
Dan benar saja, Shafia tengah duduk di sana sambil melamun.
"Sha,,, Shafia,,, " panggil Via.
Namun Shafia masih tetap melamun, entah apa ya g sedang ia pikirkan sampai sampai ia tidak mendengar panggilan sahabat nya.
"Sha,,, kamu disini? tanya Via lagi.
Shafia terperanjat kaget, melihat Via yang tiba tiba sudah berada di dekat nya.
" Astaghfirullah, kamu ngagetin aku saja" ucap Shafia.
"Maaf, bukan aku yang ngagetin, tapi kamu yang dari tadi melamun terus. Apa kamu sedang mikirin Gus Faisal"? tanya Via namun tak ada jawaban dari Shafia.
" Kamu suka kan sama Gus Faisal? kamu sayang kan sama dia, bahkan kamu juga sakit saat melihat nya besama wanita lain? Tapi kamu terlalu munafik sama diri mu sendiri Sha, kamu harus nya mengatakan nya sama Gus Faisal Sha"
Sarkas Via kemudian.
"Cukup Via"
"Benar Begitu Shafia"?
Suara itu membuat Shafia membeku di tempat, jantung serasa ingin lepas saat itu juga.
Bahkan Shafia sampai tidak punya keberanian untuk sekedar menoleh ke arah suara yang sudah tidak asing bagi nya itu.
Shafia sangat yakin ia mengenal suara itu, suara itu adalah suara Gus Faisal.
Namun berbeda dengan Shafia yang mematung, Via malah menatap dalam Sahabat nya itu.
"Benar Gus, Shafia yang bilang mengatakan sendiri kalau dia juga cinta. tapi Gus Faisal yang salah mengartikan kata kata Shafia yang belum sempat dia lan-,,,!
"Diam! Saya bertanya sama Shafia"
Ucap Gus Faisal dengan nada datar dan menekan setiap kata nya.
Shafia diam, ia masih berfikir bagaimana dan kenapa bisa Gus Faisal ada disana.
Shafia membersihkan diri untuk menoleh ke arah Gus Faisal, dan teryata pria itu sedang menatap nya dengan tatapan penuh tanya.
Shafia menghela nafas, untuk menetralkan jantung nya yang berdetak kencang saat ini.
"Shafia, Via"?
Seru seseorang yang memanggil nya, membuat semua orang yang ada disana mengalihkan perhatian nya pada sosok yang memanggil nya.
Teryata ustazah Zahra, wanita itu berjalan menghampiri nya dengan raut wajah emosi.
"Kenapa kamu masih disini Shafia, ini sudah waktunya masuk kelas. dan kamu Via, kamu ijin untuk mencari Shafia tapi bukanya di bawa masuk kelas malah ngobrol disini" ujar ustazah Zahra dengan nada tegas dan sedikit marah.
"Maaf kan santri santri ini Gus yang sudah keluar di waktu kelas sudah masuk, biar nanti saya yang menghukum nya" ucap ustazah Zahra yang mengira Gus Faisal sedang memarahi keduanya.
"Kalian ayo masuk kelas" ucap ustazah Zahra.
"Maaf Gus kami permisi dulu, Assalamu'alaikum" ucap ustazah Zahra kemudian.
Dengan terpaksa Gus Faisal mengangguk kan kepala nya, meski sebenarnya ia masih ingin meminta penjelasan gadis itu.
"Kami permisi dulu Gus, Assalamu'alaikum" pamit keduanya bersamaan.
"Waalaikumsalam" jawab Gus Faisal.
Shafia dan sahabat nya kembali ke kelas nya, namun di saat keduanya hendak duduk.
"Tunggu" seru ustazah Zahra.
"Kalian berdua tidak bisa mengikuti pelajaran pagi ini, kalian berdua saya hukum membersihkan masjid selama tiga hari mulai dari sekarang" vonis ustazah Zahra, sontak membuat Shafia dan Via terbelalak tak percaya dengan apa yang baru di sampaikan ustazah Zahra.
"Lho kok jadi gitu Ustazah" protes Via spontan.
"Oh.. jadi kalian tidak setuju? apa mau saya ganti hukuman nya dengan membersihkan kamar man-....!
" Jangan ustazah! kami bersedia kok membersihkan masjid " seru Shafia memotong ucapan ustazah Zahra
Semua santri di kelas itu bersorak menggenjek keduanya, termasuk Nindi dan Tiara justru menatap iba kepada kedua sahabat nya yang harus menjalani hukuman.
Shafia dan Via keluar dari kelas nya dan langsung menuju masjid untuk membersihkan tempat ibadah itu.
"Via,,, maafkan aku, gara gara aku kamu jadi ikut di hukum" ucap Shafia dengan nada bersalah.
"Kita kan sahabat, dan sahabat tidak akan membiarkan salah satu sahabat nya kesusahan, kita harus saling membantu" jelas Via sambil tersebut hangat.
Shafia pun semakin merasa terharu dengan ucapan Via.
"iiih.. so sweet" ujar Shafia sambil memeluk sahabat nya itu.
"Iya dong, kita kan sahabat" ujar via membalas pelukan Shafia.
"Kamu tau apa yang paling ku takuti"?
"Aku takut tidak bisa sama sama kamu, tiara dan Nindi lagi, apa lagi setelah Nindi menikah nanti. jujur baru kali ini aku merasakan tulus nya pertemanan dengan kalian" ucap Shafia gak terasa mata nya mulai berkaca kaca.
"Aku takut kalian gak ingat lagi sama aku, aku takut gak bisa dapatkan teman sebaik kalian lagi" sambung nya semakin terisak.
Via menggenggam kedua tangan Shafia.
"Tidak Sha, aku bakalan terus ingat kamu kok. begitu juga dengan Nindi dan Tiara, mereka juga pasti sama. InsyaAllah kita bakalan terus bersama" ujar Via penuh semangat dan di akhiri dengan pelukan hangat, menuangkan rasa persahabatan yang benar-benar tulus diantara mereka.
Setelah percakapan itu, keduanya bergegas untuk segera membersihkan masjid itu.
Shafia mengusap peluh yang mengalir di kening nya. saat ini Shafia dan Via sedang duduk duduk istirahat bebera menit ia mereka membersihkan masjid sebagai hukuman nya.
"Alhamdulillah selesai juga" ujar Shafia.
"Iya gak kebayoran bagaimana capek nya petugas masjid membersihkan masjid ini setiap hari sendirian" ujar Via menatap luasnya bangunan masjid itu.
Setelah nya hanya ada keheningan diantara mereka berdua, keduanya hanyut dalam pikiran nya masing-masing.
Terbawa oleh keheningan suasana dan angin yang berhembus sepoi-sepoi.
Shafia bersandar di tiang masjid Menatap kosong di hadapan nya. pikiran nya melayang mengingat kejadian pagi itu dimana Via yang dengan cepat mengatakan jika dirinya mencintai Gus Faisal.
Shafia berfikir, akan kah Gus Faisal mempercayai ucap via atau malah sebaliknya. meski di dalam hati nya, ia sangat berharap Gus Faisal percaya itu tanpa perlu ia yang mengatakan nya.
\**Apa yang kita alami demi teman terkadang melelahkan dan menjengkelkan, namun itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai keindahan*\*
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih