Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Sinar mentari pagi sudah menampakkan diri, mengikis warna gelap di langit.
Seorang pemuda tampan berusia 24 tahun yang semalam mengalami sebuah insiden kecelakaan dan pengeroyokan sudah sadarkan diri.
pemuda dengan aura tegas, tak suka banyak bicara dan wajahnya yang dominasi dengan raut datar seolah tak berekspresi.
disamping ranjangnya sang mama setia menemani sang putra kesayangan itu, karena dari semalam semua orang memutuskan menginap dirumah sakit untuk menemani sang pasien yang tak lain adalah Alezio.
kecuali Devon, dia pulang ke Apartemennya karena hari ini harus sekolah.
Tak banyak yang bisa ia ceritakan perihal apa yang sudah menimpanya, karena dia juga tidak mengetahui detailnya, keadaannya yang buta membuatnya tidak begitu tahu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang sudah berani mencelakainya.
para orang tua pun tak memaksa Ale untuk menjelaskan detailnya, bagi mereka cukup dengan keadaan Ale yang baik baik saja itu sudah cukup.
Hingga pintu ruang rawat inap Ale terbuka, menampilkan Noah sang asisten yang duduk dikursi roda dengan sang ibu yang mendorongnya.
"apa anda baik baik saja tuan?", tanya Noah,
"hemmm, kau sendiri?", tanya Ale,
"saya baik tuan, maaf", ucap Noah penuh penyesalan.
"bukan salahmu, semua diluar perkiraan kita", ucap datar Ale,
"oh iya Noah, apa kamu ingat wajah gadis yang sudah menolong kalian?", tanya opa Tio,
"gadis?", beo Ale,
"yang menolong dan membawa kita kerumah sakit semalam seorang gadis tuan muda, bahkan dia menyuruh saya masuk kedalam gerobak padahal saya masih sadar, dan dia dengan sigap membawa saya dan tuan kerumah sakit ini dengan menggunakan gerobak, bahkan dia sedikit berlari agar tuan tidak sampai kehilangan banyak darah", jelas Noah.
Alezio tertegun mendegar penuturan Noah, karena dia tidak sadarkan diri sejak mobilnya terbalik jadi dia tidak mengetahui apapun setelahnya, bahkan saat dia dipukuli dengan membabi buta pun dia tidak tahu.
"bahkan dia juga mendonorkan darah untukmu Al", sahut Oma Lusi.
"benarkah?", tanya Al masih tidak percaya.
"benar nak, tapi sayangnya setelah dia mendonorkan darahnya untuk kamu, dia pergi begitu saja tanpa meninggalkan identitasnya", kata mama Andin,
"jaman seperti ini, apa ada orang yang benar benar tulus seperti itu?", ucap Alezio,
"buktinya ada sayang, gadis itu menolong kalian dengan tulus tanpa mengharap imbalan apapun, kalau dia minta imbalan pasti langsung menghampiri kita saat menunggu kamu diluar ruang IGD, tapi enggak, dia malah langsung pergi saat tahu kalau keluarga kamu sudah datang, dan juga pas diminta meninggalkan identitas untuk formulir donor darah dia tidak mau", ucap mama Andin.
"saya berhutang nyawa terhadap gadis itu nyonya", ucap Noah,
"maka dari itu Noah, kami ingin mencari gadis itu dan mengucapkan terima kasih, kalau perlu kamu akan memberikan sedikit imbalan padanya", kata opa Tio,
"dari penampilannya sepertinya dia selesai bekerja tuan, tapi dari wajahnya sepertinya dia masih seorang pelajar, ya memang tubuhnya sedikit agak tinggi dari gadis seusianya, dan dari arah dia datang saat menolong kita dia datang dari arah jalan merpati tuan", jelas Noah,
"jalan merpati, bukannya mama punya kafe dijalan itu?", tanya Alezio.
"kafe mama biasanya tutup jam berapa?", tanya papa Kendra,
"jam 10 pa, karena para karyawan masih pada sekolah jadi mama gak mengizinkan mereka tutup lebih dari jam 10", jawab mama Andin,
"kejadian semalam jam 10 lebih 20 menit, apa mungkin gadis semalam adalah karyawan kafe nyonya?", tanya Noah,
"apa dia memakai kendaraan Noah?", gantian Oma Lusi yang bertanya,
"saya tidak tahu nyonya, karena dia datang tiba tiba dari semak semak, sepertinya dia mengetahui semua kejadian semalam, dia keluar saat ada bunyi sirine dan itu bertepatan saat orang itu akan menembak kepala tuan Al, keadaan saya sudah tidak mampu untuk melawan, dan setelahnya membawa kami dengan gerobak setelahnya saya tidak tahu apa apa lagi", kata Noah.
alezio tercengang mendengar ucapan noah, dia begitu penasaran dengan gadis itu, dia berhutang nyawa padanya, bahkan dia menyelamatkannya dua kali, kalau saja dia tidak datang pasti dia sudah meninggal karena ditembak.
"dan kemungkinan suara sirine itu juga berasal dari gadis itu, untuk membubarkan orang orang yang menyerang kalian", sahut opa Tio.
"cari gadis itu sampai ketemu", ucap Al mutlak.
"baik tuan", ucap mantap Noah karena dia pun merasa berhutang nyawa terhadap gadis itu.
"tapi keadaanmu masih belum membaik Noah, lebih baik kamu beristirahat sampai keadaanmu benar benar membaik, dan dokter memperbolehkan kamu pulang l, karena kata dokter semalam keadaanmu juga parah",ucap mama Andin.
"benar Noah kau istirahatlah yang cukup agar lekas membaik baru setalah itu kau bisa melaksanakan tugas Al", sahut papa Kendra.
Noah yang awalnya sudah bertekat untuk mencari gadis itu hari ini juga, menuruti ucapan mama Andin dan papa Kendra karena memang sebenarnya tubuhnya masih terasa sakit di beberapa bagian.
"baik tuan, nyonya", ucap Noah,
"kalau begitu kami permisi tuan nyonya", ucap ibu Noah setelahnya membawa Noah kembali keruang rawat inapnya.
suasana sejenak hening sepeninggal Noah, Al bahkan pikirannya sudah berperang saat ini, di sisi lain dia tidak percaya ada orang yang benar benar tulus di zaman seperti ini, tapi dia tidak bisa mengabaikan fakta kalau bahkan gadis itu tidak bersedia meninggalkan identitasnya sedikitpun.
"Al makan dulu ya nak", ucap mama Andin,
"nanti saja ma", jawab Alezio,
"papa sudah cek CCTV, tapi tidak bisa menangkap jelas wajah gadis itu karena rambut panjangnya menghalangi wajahnya", kata papa kendra.
"Oma jadi begitu penasaran siapa gadis berarti malaikat itu Al", kata Oma Lusi,
"Andin juga ma, oh iya Andin mau meminta info karyawan yang kerja dikafe jalan merpati, sekalian alamat karyawan yang dekat dengan kafe", ucap mama Andin seraya mengambil ponsel dari tasnya.
"kalau ketemu bolehkan Al minta gadis itu jadi asisten Al", ucap Alezio tiba tiba yang membuat mereka semua menatap penuh tanya.
"maksud kamu?", tanya opa Tio,
"Al akan menjadikan dia asisten pribadi Al, bukan asisten seperti noah, tapi asisten untuk melayani Al dirumah", jawab Al, yang membuat mereka semakin bingung.
"maksud kamu kamu mau dia jadi pelayan pribadi kamu gitu kah?", tanya mama Andin.
"hemmmm", jawab singkat Al,
"tapi kalau dia masih sekolah gimana Al, dan kalau dia gak mau, kan secara kamu masih muda dan dia juga masih muda, apa dia akan bersedia begitu saja", sahut papa Kendra,
"apapun caranya dia harus mau", ucap Alezio mutlak yang membuat mereka geleng geleng kepala, tuan muda Bagaskara itu kalau sudah mau sesuatu Pasti akan berusaha untuk mendapatkannya dengan cara apapun.
"kamu melakukan ini karena merasa berhutang nyawa sama dia atau karena apa Al?", tanya Oma lusi,
"Al hanya ingin membalas kebaikan dia dengan membawa dia ke dekat Al agar tidak ada yang akan mengusiknya Oma, dan juga Al hawatir orang orang itu sempat melihat gadis itu dan berbalik menyerang gadis itu", jawab Alezio
mereka pun menghembuskan nafas kasar, membenarkan ucapan Al, kalau sampai salah satu dari orang itu sempat melihat gadis itu maka dapat dipastikan nyawa gadis itu dalam bahaya.
"papa akan berusaha untuk menemukan gadis itu secepatnya Al", ucap papa Kendra.
"makasih pa", ucap Al.