“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.
Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.
Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.
Pria itu kini berdiri tepat di depannya.
“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.
Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.
“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.
Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 24
"Lalu bagaimana dengan Alika ma? apa nama baik Alika tidak penting?" Tanya Alika dengan nanar.
"Kamu dan kakakmu itu beda Alika, kakakmu itu wanita karir. jadi nama baiknya itu sangat penting, kalo kamu kan tidak tidak bekerja. lagi pula tidak akan ada yang mengenal kamu." Ucap Yuni mengiris perasaan Alika.
"Oh, jadi karna kakak wanita karir jadi nama baiknya itu penting sedang aku tidak?"
"Iya jelas dong. kakakmu itu bakalan jadi penerus perusahaan Nugroho, jadi kamu harus jaga nama baiknya itu dengan baik." Kata Yuni tanpa rasa bersalah.
"Ada apa sih ganggu orang lagi tidur aja." Tanya Helen yang membuka pintu kamarnya dengan memakai piyama.
"Pagi-pagi kamu sudah ke sini? mau apa?" Tanya Helen lagi saat melihat Alika.
"Aku minta kak Helen bicara yang jujur ke media! katakan semuanya, kalau aku tidak pernah merebut tunangan kak Helen dan aku tidak pernah mengancam akan bunuh diri hanya untuk merebut tunangan kak Helen!" Ujar Alika dengan nada kesal.
Dia sudah tidak ingin ber lembut-lembut lagi bicara dengan Helen. Dia harus tegas kali ini.
"Kamu pagi-pagi datang ganggu tidur aku hanya untuk itu? waras kamu hah? orang lagi enak-enak tidur juga." Helen tampak tak peduli.
Helen Justru memperlihatkan wajah kesalnya karena Alika sudah menganggu waktu tidurnya di pagi minggu.
"Kak Helen yang tidak waras! mana ada orang waras yang merekah cerita hanya untuk cari muka dan mendapatkan simpatik orang-orang! Demi keuntungan sendiri lalu menyambung hitamkan adik sendiri!"
Plak!
Suara tamparan yang keras menggema di rumah mewah bercat putih itu.
"Jaga bicara kamu sama kakak kamu Alika! kenapa kamu jadi tidak sopan sama kakak sendiri! Jadi kurang ajar! apa mama pernah mengajari kamu kurang ajar hah!" Sergah Yuni penuh amarah menatap wajah Alika.
Alika memegangi pipinya yang berdenyut nyeri. Tapi, rasa sakit yang dia rasakan pada pipinya tidak sebanding dengan rasa sakit yang Yuni torehkan di hatinya.
Perasaanya begitu terluka, air mata mengenang di pelupuk matanya. Masih menegarkan hati, tak ingin menangis di depan ibu yang begitu pilih kasih itu.
"Minta maaf sama kakak kamu!" Kata Yuni dengan mata melotot ke arah Alika.
"Tidak! aku tidak akan meminta maaf! yang seharusnya minta maaf itu kak Helen! dia yang sudah berbohong di media, mencemarkan nama baik Alika, jadi dia yang harus minta maaf bukan Alika! " Tatap Alika tak mau kalah.
kali ini dia tidak akan mengalah lagi dan membuat Helen semakin besar kepala.
""Liat dia ma, memang sudah sangat kurang ajar!" Tunjuk Helen ke wajah Alika.
"Apa kak Helen sedikit pun tidak ada rasa bersalah? Dan mama, apa mama tidak punya rasa kasihan sedikit pun ke aku?" Tatapan Alika berubah menjadi sendu.
"Kamu tidak perlu drama queen pagi-pagi ini Alika! kamu itu sudah dewasa dan sudah menikah, harusnya kamu tidak memikirkan diri sendiri. kakakmu itu banyak berkorban untuk keluarga kita, jadi kamu balas kebaikan kakakmu, jangan malah kurang ajar seperti orang yang begitu tersakit!"
Hati Yuni benar-benar seperti batu yang begitu keras, dia seperti tidak melihat Alika lagi sebagai anak. semua kasih sayangnya dia berikan pada Helen hingga tidak tersisa lagi untuk Alika.
"Tidak ada gunanya mama bilang seperti itu sama Alika ma, mana mengerti dia balas budi." Timpal Helen.
Apa balas budi? memangnya apa yang Helen lakukan untuknya selama ini? apa yang Helen berikan sampai dia harus balas budi?
Selama ini justru dia yang berkorban untuk Helen. berpura-pura bodoh dan jelek hanya untuk membuat Helen senang dan bahagia. dia selalu mengalah untuk Helen. lalu kenapa dia yang harus balas budi? Apa dia harus berterima kasih atas kelakuan buruk Helen salama ini padanya dan atas pencemaran nama baiknya yang di lakukan Helen.
Alika tertawa kecut mendengar ucapan Yuni dan juga Helen. Dia tidak menyangka akan sejauh ini dia di perlakukan dengan tidak adil.
"Kali ini aku tidak akan mengalah, akan aku katakan kalau semua yang kak Helen bilang di media itu semuanya bohong!" Ujar Alika lalu berbalik badan dan pergi.
Dia sudah tidak sanggup jika harus berlama-lama lagi di rumah itu menghadapi ibu yang lebih sayang pada kakaknya. Dan juga kakak yang selalu menjelek-jelekkan dirinya.
"Anak kurang ajar! coba saja kamu membuat nama baik kakakmu hancur! aku tidak akan menganggap kamu sebagai anakku lagi!" Teriak Yuni dengan marah.
Alika tidak menoleh, dia terus berjalan pergi dengan menahan rasa sakit dan juga air matanya.
Jika hanya Helen yang memperlakukan dia dengan tidak baik, mungkin dia bisa menerimanya dengan lapang dada. Tapi, ibunya yang begitu dia hormati dan sayangi, justru tidak menganggap dirinya.
Setelah jauh dari rumah barulah Alika menetaskan air matanya. Hatinya begitu hancur.
...****************...
support author dengan like,komen dan juga vote ya, terima kasih :)
trus tidak helen yg terkejut akan fakta ttg daniel