EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Nanda Maheswari tak pernah menyangka bahwa ia akan mengandung benih dari Langit Gemintang Laksono tak lama setelah pria yang ia cintai secara diam-diam tersebut merudapaksa dirinya karena emosi dan salah paham semata. Terlebih Langit saat itu di bawah pengaruh alkohol juga.
"Aku benci kamu Nan !!" pekik Langit yang terus menggempur Nanda di bawah daksa tegapnya tanpa ampun.
"Tahu apa kamu soal cintaku pada Binar, hah !"
"Sudah miskin, belagu! Sok ikut campur urusan orang !"
Masa depannya hancur berantakan. Kehilangan kesucian yang ia jaga selama ini dan hamil di luar nikah. Beruntung ada pria baik hati yang bersedia menutupinya dengan cara menikahinya. Tetapi naas suaminya tak berumur panjang. Meninggal dunia karena kecelakaan.
"Bun, kenapa dunia ini gelap dan kejam?"
Takdir semakin pelik bagi keduanya. Terlebih Langit sudah memiliki istri dan satu orang anak dari pernikahannya.
Update : Setiap Hari.
Bagian dari Novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 - Sakit Dan Rindu
Pagi pun tiba. Langit terbangun dan respon pertama yang ia ingat adalah Ara, putrinya. Tangannya menyentuh dahi, pipi dan leher Ara. Senyum terbit di wajah Langit saat termometer alami pada tubuhnya mendeteksi bahwa demam yang dialami Ara sudah menurun daripada semalam.
Namun mata Ara masih terpejam. Bibirnya juga masih sedikit pucat dan kering. Saat ini Langit begitu dekat dengan wajah Ara. Mendadak saat ia memperhatikan dengan seksama wajah Ara di dekatnya, justru yang teringat adalah wajah Nanda.
Bayangan masa lalu pun mendadak datang menyergapnya. Ia teringat kala dirinya pernah sakit demam. Bukan Binar yang datang dan membantunya pertama kali di kosan tetapi justru Nanda.
Sebagai sesama anak perantauan yang tinggal di kos-kosan saat kuliah di UGM, Nanda pernah merawatnya saat ia sedang sakit demam. Kala itu Nanda datang ke kosan Langit karena ingin mengembalikan buku milik sahabatnya tersebut. Dan teman kos Langit menyuruh Nanda masuk ke kamar Langit. Sebab teman tersebut memberitahu Nanda jika Langit tengah sakit di kamar.
Nanda yang mencintai Langit secara diam-diam, seketika terkejut mendengar belahan jiwanya tengah dirundung sakit. Bergegas ia memasuki kamar Langit. Ia tak peduli jika kosan tersebut khusus laki-laki. Biasanya tamu perempuan hanya diperbolehkan menunggu di ruang tamu saja.
Namun karena keadaan yang darurat, Nanda terpaksa melanggar aturan dan masuk ke kamar kos Langit. Toh ia juga tidak akan berbuat macam-macam di dalam kamar. Sebelum masuk kamar Langit, ia menyempatkan diri untuk menghubungi ibu kos Langit yang tinggal di sebelah. Dan sang ibu kos pun mengizinkan untuk waktu yang tidak lama.
"Kamu kok enggak bilang sih Lang kalau lagi sakit !" gerutu Nanda sambil mengompres dahi Langit.
"Aku enggak ingin ngerepotin siapa pun," jawab Langit lirih.
"Tapi kalau kamu sakit begini ujungnya yang susah ya kamu sendiri terus tetap juga merepotkan orang lain. Kita hidup di dunia itu enggak bisa sendirian, Lang. Butuh kehadiran orang lain. Kamu kan punya ponsel mahal dan canggih. Kamu bisa WA ke aku buat berkabar kalau sakit atau perlu apa gitu. Percuma punya ponsel mahal gambar buah apel kena gigit kalau yang punya masih kudet. Mending kayak aku ponselnya selalu setia dengan sejuta umat," ujar Nanda.
"Jangan ngomel mulu! Nanti aku lakban pakai cor-coran semen," balas Langit.
"Haha..." tawa Nanda yang akhirnya Langit pun ikut tertawa juga.
Sebelumnya, Nanda telah delivery bubur ayam kesukaan Langit yang ada tak jauh dari kosan. Bahkan Nanda pun dengan setia menyuapi Langit. Sebab lelaki itu mengatakan tubuhnya lemas dan pusing jika bangun dari tempat tidur.
"Ayo aaa dulu," pinta Nanda seraya menyuapi Langit dengan bubur ayam yang ia beli tadi.
Satu dua suap berhasil ditelan oleh Langit. Dan setengah porsi bubur ayam sudah berpindah ke dalam perut Langit.
"Udah, Nan. Aku udah kenyang," ujar Langit menolak suapan Nanda selanjutnya.
"Masih setengah porsi, Lang. Kamu pasti sakit gara-gara terlalu forsir kegiatan di kampus dan banyak begadang main game. Huft !!" omel Nanda mirip ibu-ibu yang tengah mengomeli anaknya. Namun terlihat menggemaskan.
"Ayo aaa lagi," bujuk Nanda.
Dan akhirnya Langit berhasil menghabiskan bubur tersebut dengan disuapi oleh Nanda yang sangat telaten padanya.
"Makasih ya, Nan."
"Tolong kamu jangan kasih tahu Binar atau orang tuaku tentang kondisiku. Aku enggak mau mereka cemas,"
"Beres pokoknya. Yang penting kamu cepetan sembuh. Ayo minum obatnya dulu terus tidur lagi. Nanti aku bawakan kamu makan malam sehabis pulang kuliah," ucap Nanda.
Bahkan Nanda membantu membereskan kamar kos Langit yang berantakan. Dan hampir setiap hari Nanda bertandang di kosan Langit untuk membawakan makanan dan obat serta merawat Langit hingga sembuh.
Seketika puzzle ingatan manis itu memenuhi pikiran Langit. Ya, ia baru tersadar jika Nanda lah yang sering bersamanya dan membantunya secara tulus tanpa pamrih sejak dulu. Namun cinta dan perhatian tulus dari Nanda padanya tertutup oleh rasa obsesinya pada Binar. Sehingga orang yang selalu ada setiap dirinya membutuhkan sesuatu, baru ia tahu arti kehadirannya saat orang tersebut menghilang dari kehidupannya.
"Nan, aku rindu kamu. Apa kabarmu sekarang dan di mana kamu, Nan?" batin Langit sendu.
☘️☘️
Bu Mila cukup heran melihat absen hari ini di kelasnya bahwa Elang dan Ara yang kemarin duduk berdekatan, justru hari ini keduanya tidak masuk secara bersamaan.
"Kenapa Bu Mila?" tanya Bu Riska yang juga guru di SLB Pelita Hebat. Ia sedikit penasaran saat melihat mimik wajah Bu Mila menatap kertas absen begitu serius.
"Oh, enggak apa-apa kok Bu Riska. Ini kebetulan murid saya yang namanya Elang dan Ara, hari ini sama-sama enggak masuk. Alasan orang tuanya tadi pagi menghubungi saya lewat telepon juga sama. Kebetulan mereka kemarin duduk berdekatan. Jadi saya cukup tergelitik mereka terlihat kompak sekali saat enggak masuk," jawab Bu Mila.
"Alasannya kenapa, Bu?" tanya Bu Riska.
"Sama-sama sakit demam," jawab Bu Mila.
"Wah kompak sekali. Teman sebangkunya enggak masuk karena sakit demam eh sebelahnya ketularan juga. Kayak saudara kembar saja. Padahal beda orang tua. Hehe..." ujar Bu Riska seraya tersenyum kecil.
☘️☘️
Rumah kontrakan Nanda.
"Anak ganteng Bunda kenapa? Kok tiba-tiba demam. Padahal semalam sehat-sehat saja,"
Saat terbangun pagi hari, Nanda begitu terkejut ketika mengetahui jika Elang mendadak sakit demam. Tubuh putranya panas dan pucat.
Dengan cepat Nanda langsung mengompres dahi Elang dan memberikan obat penurun demam khusus anak-anak. Elang terus mengigau memanggil seseorang.
"A_yah..."
"A_yah..."
"A_yah, Elang ka_ngen."
Nanda yang ada di samping Elang pun mendengar gumaman sang putra. Seketika hatinya ikut merasakan perih tak kasat mata atas kerinduan mendalam putranya yang tak pernah bertemu dengan ayah kandungnya, Langit Gemintang Laksono.
Air mata Nanda pun luruh tanpa disuruh. Membasahi wajah ayunya. Bulu mata lentiknya pun ikut basah. Tatkala bibir Elang terus bergumam merindukan sang ayah. Ia berusaha menggigit bibirnya sendiri guna menahan isak tangisnya.
"Maafkan Bunda, Nak. Maaf, jika Bunda belum bisa mempertemukanmu dengan dia. Maaf..." batin Nanda seraya terisak pilu.
Jika Elang meminta mainan mahal pun padanya, sebagai seorang ibu apa pun akan ia lakukan demi putranya tersebut. Bahkan jika harus berhutang pada tetangga atau bank keliling pun ia rela melakoninya. Namun ia tak bisa melakukan hal yang satu itu yakni mempertemukan Langit Gemintang Laksono dengan Elang Perwira Legenda, putranya.
Walaupun sebenarnya ia bisa saja meminta bantuan Alden. Namun ia masih teringat dengan jelas ancaman keluarga Langit terutama dari Ayu, ibu kandung Langit, agar dirinya menjauh dari kehidupan ayah kandung putranya tersebut. Lagi pula ia tak mau kehadiran dirinya dan putranya, nanti akan membuat rumah tangga Langit dan istrinya berantakan.
Padahal faktanya, rumah tangga tersebut sejatinya memang sudah salah sejak awal hingga pecah dan berantakan seiring berjalannya waktu. Keping-keping yang pecah dalam rumah tangga Langit dan Kayla entah bisa diperbaiki atau justru semakin hancur dan jatuh ke jurang nestapa yang tak akan mereka bayangkan.
Bersambung...
🍁🍁🍁